Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Skill Adaptasi Bantu Dani Sordo Tahan Lama di WRC

Awal Oktober 2021, Hyundai Motorsport mengonfirmasi Dani Sordo akan bertahan dalam tim untuk WRC 2022. Usianya mungkin sudah mendekati 40 tahun, namun kecepatan pereli Spanyol itu tidak berkurang.

Dani Sordo, Hyundai Motorsport

Foto oleh: Vincent Thuillier / Hyundai Motorsport

Pada Kejuaraan Dunia Reli (WRC) 2003 atau 18 tahun silam, pertarungan sengit terjadi antara dua pereli Prancis, Gilles Panizzi dan Sebastien Loeb, di Spanyol.

Panizzi dengan mengemudikan Peugeot 206 WRC keluar sebagai pemenang dengan keunggulan 13 detik atas kompatriotnya, Loeb, yang memacu Citroen Xsara.

Dalam 20 besar klasifikasi akhir, ada sosok pereli muda yang akan Loeb dan koleganya di WRC kenal dan senangi, Dani Sordo. Kala itu, berusia 20 tahun, ia melakoni debut di Reli Spanyol dengan Lancer Evo VII dan finis P18.   

Dua tahun kemudian, Sordo tampil dominan untuk merengkuh gelar WRC Junior. Ia membukukan empat kemenangan dalam tujuh reli dengan mengemudikan mobil Citroen C2 S1600 milik Kronos Racing Team.

Progresnya berhasil meyakinkan Citroen mempromosikan pereli asal Cantabria, Spanyol, itu pada musim 2006 untuk menjadi rekan setim juara dunia WRC, Sebastien Loeb. Kepercayaan tersebut dibayarnya.

Baca Juga:

Pada putaran keempat musim itu, Sordo berhasil memberikan podium pertamanya bagi Citroen, dengan finis kedua dalam Reli Spanyol. Raihan itu diikuti dengan tiga lainnya, P3 Reli Prancis dan Italia serta P2 Reli Jerman.

Kegemaran Sordo pada permukaan aspal pun segera teridentifikasi. Ia tidak pernah turun dari podium di reli tarmac pada tahun perdananya. Gelaran di Spanyol, Prancis, dan Jerman berlangsung di jalur aspal.

Dani Sordo mampu menyelesaikan musim debut penuhnya di WRC di posisi kelima klasemen akhir. Sang pereli membukukan total 49 poin. Itu tentu saja jumlah angka yang mengesankan untuk seorang rookie.

Yang tak kalah penting bagi Sordo adalah hubungannya dengan Loeb. Duo ini menjalin ikatan kuat, yang bersama memberikan Citroen tiga gelar konstruktor secara beruntun antara musim 2008 hingga 2010.

Tertarik menunjukkan kemampuannya di luar mesin pabrikan Prancis, pada 2010 Sordo memilih beralih ke Mini yang dikembangkan Prodrive saat era World Rally Car 1600cc datang. Podium terus diraihnya.

Daniel Sordo

Daniel Sordo

Foto oleh: Kronos Racing

Namun Sordo butuh kembali bergabung dengan Citroen untuk meraih kemenangan WRC perdananya di musim 2013, yang diraihnya pada Reli Jerman. Itu mungkin sebuah pencapaian yang terlambat, namun sangat monumental.

Reli Jerman 2013 merupakan penampilan ke-107 Dani Sordo di kelas utama. Kendati tidak memiliki gelar juara WRC, Dani Sordo selalu dan tetap jadi salah satu sosok populer dan dihormati dalam kejuaraan.

Itu berlaku untuk penggemar WRC serta para pereli dan anggota tim. Di luar garasi WRC, ia pribadi yang ramah dan selalu siap melayani permintaan swafoto atau membubuhkan tanda tangan untuk fans.

Sementara di dalam trek dia adalah pereli yang sangat konsisten mencetak poin dan ini membuat Sordo tidak kesulitan mendapat tempat di kelas utama sepanjang 16 musim, delapan tahun terakhir bersama Hyundai.

Kemampuan beradaptasi serta kecepatan berkelanjutan Sordo pada reli-reli yang cocok untuknya telah membuat kariernya tahan lama. Ketika Hyundai meluncurkan program paruh waktu pada 2018, ia tetap maksimal memberikan poin di momen penting.

Dani Sordo, Borja Rozada, Hyundai Motorsport Hyundai i20 Coupe WRC

Dani Sordo, Borja Rozada, Hyundai Motorsport Hyundai i20 Coupe WRC

Foto oleh: McKlein / Motorsport Images

Dan pereli yang kini berusia 38 tahun tersebut selalu mengikuti tes tarmac untuk mengatasi tingkat grip (daya cengkeram) yang selalu berubah. Tetapi melabeli Sordo hanya sebagai spesialis aspal terkesan tak menghormatinya. 

Patut diingat, berkat kemenangan berturut-turut pada Reli Sardinia Italia (gravel), sang driver menikmati lebih banyak kesuksesan dalam kariernya. Itu pula yang membuatnya masih bertahan setelah 18 tahun sejak debut di WRC.

Sepanjang partisipasinya di kelas utama WRC, prestasi terbaik Sordo adalah meraih peringkat ketiga pada musim 2008 dan 2009, ketika mengemudikan Citroen C4 WRC.

Namun pencapaian terbesar Dani Sordo adalah kemampuan untuk tetap relevan di berbagai era. Wrc.com mencatat, ia mencetak 49 podium dari 175 reli. Akan menarik melihat bagaimana sang veteran beradaptasi dengan mobil hybrid Rally1 musim depan.  

  

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kalle Rovanpera Siap Tebus Kegagalan di Finlandia dalam Reli Spanyol
Artikel berikutnya WRC Revisi Rute Putaran Final Reli Monza

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia