Sosok Mastermind di Balik Kesuksesan Ogier
Salah satu alasan Sebastian Ogier sukses mendominasi Reli Monte Carlo selama era World Rally Car (WRC) tak bisa lepas dari peran satu orang, Simon Jean-Joseph.
Foto oleh: Pirelli Sport
Reli Monte Carlo adalah soal ujian keyakinan. Di sana ada tikungan es yang sangat sulit. Itu sudah ada di sana sejak recce sebelum lomba. Hal ini selalu membuat para pereli khawatir.
Namun ada orang yang memberitahu mereka bahwa es akan hilang saat sampai di sana, memberitahu pereli untuk memakai ban slick dan tidak mengerem atau menekan seperempat gas di tikungan.
Pereli menaruh kepercayaan kepada mereka. Hidup seperti ada di tangan mereka. Seperti itulah koneksi antara pembalap dalam Kejuaraan Dunia Reli (WRC) dan kru keamanan (safety crew) mereka.
Sebelumnya dikenal sebagai kru gravel atau ice-note, sosok ini yang akan selalu bangun serta keluar lebih awal dari siapapun di Service Park.
Pada putaran dengan rute tarmac (aspal), kru keamanan bakal menyusur setiap stage, mencari perubahan kondisi permukaan jalur atau, jika hujan, genangan air yang dapat menyebabkan aquaplaning.
Tetapi satu event WRC di mana peran safety crew menjadi lebih vital adalah Reli Monte Carlo. Ini lomba yang akan membuat Simon Jean-Joseph selalu terjaga di malam hari.
Jean-Joseph merupakan orang pertama yang bakal memberitahukan Sebastien Ogier, pereli paling sukses dalam sejarah Monte Carlo, untuk tetap bertahan ketika dia mempertimbangkan tampil lebih menekan.
Mereka datang dari waktu yang berbeda, namun karier kompetitif Jean-Joseph dan Ogier benar-benar bertemu ketika keduanya memperkuat Citroen pada tahun 2008.
Simon Jean-Joseph
Foto oleh: Gauloises Racing
Ogier menggantikan rekan setimnya yang lebih senior untuk Reli Ulster, sementara Jean-Joseph seharusnya mengemudikan C2-R2 Max di Irlandia Utara.
Sejak itu mereka membangun pertemanan yang solid. Namun dalam putaran WRC di reli aspal, hubungan dua pria Prancis tersebut menjadi jauh lebih kuat.
Jean-Joseph adalah mastermind di balik pendekatan juga angle of attack Ogier. Bisa dibilang, sang pereli mewakili sosok paling penting yang mungkin belum pernah didengar banyak orang.
Wrc.com menuliskan bahwa sebagai pembalap, Jean-Joseph pernah mengemudi untuk tim pabrikan Ford dan Subaru pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.
Sebagai asli Prancis, ia dan co-driver Jack Boyere membangun tim yang sempurna dengan Ogier dan Julien Ingrassia.
Fakta bahwa safety crew-nya telah berkompetisi di level tertinggi olahraga membuat kehadiran mereka lebih berharga. Jean-Joseph memahami tekanan kompetisi tingkat atas, menjadikannya orang kepercayaan bagi Ogier.
Tetapi hal terpenting yang dibawa pria 52 tahun itu, yakni pemahaman yang melekat erat dalam catatan Ogier. Dia tahu bahwa mengubah area pengereman untuk satu tikungan akan mengubah perilaku mobil di tikungan berikutnya.
Jean-Joseph bisa membayangkan dan memahami situasi tersebut dan lalu mengubah catatan sesuai dengan itu. Pada dasarnya, ketika di even aspal (tarmac), Ogier dan Jean-Joseph benar-benar sinkron.
Dan begitulah, pengoleksi tujuh gelar WRC tersebut bisa memenangi setiap putaran WRC di rute beraspal sejak Reli Spanyol 2019.
Simon Jean-Joseph mampu memperkirakan masa depan Sebastien Ogier ketika memacu mobilnya di jalur aspal. Dan dia melakukannya lebih baik daripada siapapun di dunia ini.
Sébastien Ogier, Toyota Gazoo Racing
Foto oleh: Toyota Racing
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments