Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Diganjar Penalti, Tanak Kehilangan Takhta WRC Selandia Baru

Ott Tanak tak bisa lebih lama menikmati posisi sebagai pemimpin waktu tercepat sementara WRC Selandia Baru, Sabtu (30/9/2022). Pereli Hyundai Motorsport itu diganjar penalti karena menggunakan hybrid boost secara berlebihan.

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Red Bull Content Pool

Setelah menuntaskan Special Stage (SS) 7, pembalap Estonia tersebut bertakhta di puncak klasemen dengan keunggulan +0,2 detik dari wakil Toyota Gazoo Racing, Elfyn Evans.

Namun, pada akhirnya ia harus menyerahkan peringkat pertama kepada Evans setelah ketahuan melanggar aturan Kejuaraan Dunia Reli tentang aplikasi hybrid boost.

Menurut steward WRC, pria 34 tahun itu menggunakan boost 241,03 kJ dan 242,02 kJ di etape pertama. Padahal, batas maksimal adalah 240 kJ. Kala itu, Tanak menang dengan selisih 0,9 detik dari Craig Breen, pereli M-Sport.

Hukuman berupa penalti lima detik dijatuhkan sehingga ia berbalik tertinggal 4,8 detik dari Evans dan hanya lebih baik 1,7 detik dari Sebastian Ogier.

Penalti serupa diberikan kepada Thierry Neuville, rekan setim Tanak. Pembalap Belgia itu menggunakan boost 243,83 kJ dalam satu kesempatan. Ia pun finis P3 di etape pertama.

Baca Juga:

Berbeda dengan juara WRC 2019, sanksi ini tak terlalu berpengaruh pada peringkat Neuville. Ia tetap bercokol di urutan keenam namun selisihnya melebar jadi 50,4 detik dari Evans.

Penalti ini menunjukkan kalau Hyundai masih abai dengan aturan maksimum hybrid boost terbaru yang diumumkan FIA pada 21 September silam.

Steward memperhitungkan itu, meski pelanggaran terjadi dalam dua kesempatan (untuk Tanak dan satu untuk Neuville), keunggulan performa bisa diabaikan. Bagaimana pun, nilai maksimum tetap terlampaui,” demikian yang tercantum dalam dokuman steward FIA.

“Mereka memutuskan untuk menjatuhkan hukuman penalti di atas (lima detik), juga mempertimbangkan bahwa tanggung jawab peserta untuk memastikan kepatuhan mobil setiap saat.”

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Ott Tanak, Martin Jarveoja, Hyundai World Rally Team Hyundai i20 N Rally1

Photo by: Fabien Dufour / Hyundai Motorsport

Sementara itu, manajer Hyundai, Pablo Marcos menerima sanksi tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa mekaniknya tidak menyetel level hybrid boost dengan benar.

“Mr. Marcos menerima nilai yang diukur dan mengakui bahwa salah satu insinyur membuat kesalahan karena tidak sadar bahwa nilai maksimum orisinil untuk hybrid boost dalam SSS1 telah diubah dalam Buletin No.2, yang dipublikasikan pada 21 September. Dia minta maaf atas kesalahan yang disebabkan kelalaian manusia,” FIA melanjutkan.

Reli Selandia Baru akan dilanjutkan pada Sabtu dengan enam SS dan total jarak tempuh 88,28 km.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya M-Sport Akan Ajak Bicara Breen Usai Keluar Jalur di WRC Selandia Baru
Artikel berikutnya Rovanpera Ambil Alih Puncak Klasemen WRC Selandia Baru

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia