Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Terungkap, Penyebab Toyota Kesulitan di Reli Arctic

Hyundai mampu membalas kekalahan dari Toyota di lomba pertama Kejuaraan Dunia Reli (WRC) 2021 dengan menguasai Reli Arctic Finlandia, akhir pekan lalu.

Kalle Rovanperä, Jonne Halttunen, Toyota Gazoo Racing WRT Toyota Yaris WRC

Kalle Rovanperä, Jonne Halttunen, Toyota Gazoo Racing WRT Toyota Yaris WRC

Toyota Racing

Toyota Gazoo WRT melibas Hyundai Shell Mobis WRT di Reli Monte Carlo, akhir Januari lalu, dengan finis di posisi 1-2-4. Namun, Hyundai membalasnya dengan menempatkan Ott Tanak, Thierry Neuville, dan Craig Breen di P1, P3, dan P4, Reli Arctic Finlandia, akhir pekan lalu.

Hyundai memang diyakini mampu membalas Toyota. Tetapi, tidak ada yang menduga tim pabrikan asal Korea Selatan yang berbasis di Alzenau, Jerman, itu mampu langsung menghantam Toyota di Finlandia.

Sejak kembali menurunkan tim pabrikan mulai WRC 2017, Toyota tidak pernah terkalahkan di Finlandia. Dari tiga gelaran Reli Finlandia (2020 dibatalkan karena Covid-19), Toyota selalu naik podium utama.

Medan Reli Finlandia memang berbeda dengan Reli Arctic yang digelar di medan bersalju. Pasalnya, selama ini Toyota Yaris WRC dikembangkan di Finlandia.

Karena diriset dan dibangun di Finlandia, tidak heran bila Toyota Yaris WRC mampu melesat di medan berkarakter cepat dalam kalender WRC. Termasuk di lintasan bersalju seperti di Reli Arctic lalu.

Pereli Toyota Gazoo Racing WRT, Kalle Rovanpera dan navigator Jonne Halttunen kehilangan kecepatan dan kestabilan Toyota Yaris WRC di Reli Arctic Finlandia, akhir pekan lalu. Tampak keduanya ketika melahap sebuah tikungan panjang nan cepat.

Pereli Toyota Gazoo Racing WRT, Kalle Rovanpera dan navigator Jonne Halttunen kehilangan kecepatan dan kestabilan Toyota Yaris WRC di Reli Arctic Finlandia, akhir pekan lalu. Tampak keduanya ketika melahap sebuah tikungan panjang nan cepat.

Foto oleh: Toyota Racing

Faktanya, dari 10 empat trayek khusus (special stage/SS) yang dilombakan, Toyota Yaris WRC hanya mampu memenangi empat sedangkan Hyundai i20 Coupe WRC enam.

Menariknya, ada beberapa SS yang di atas kertas seharusnya mampu dimenangi Yaris. Tetapi, baik Sebastien Ogier, Kalle Rovanpera, dan Elfyn Evans, justru terlihat tidak nyaman.  

Juara dunia WRC, Ogier, dan Evans yang paling kesulitan di Reli Arctic. Ogier, juara WRC tujuh kali (2013, 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2020) menghantam gundukan salju pembatas lintasan pada hari kedua, Sabtu (27/2/2021).

Ogier bisa melajutkan lomba pada Minggu (28/2/2021) tetapi hanya di power stage dan finis di posisi kelima. Sementara, Evans hanya mampu menuai 10 poin setelah finis P5.

Kalle Rovanpera yang tampil luar biasa dengan finis di P2 sekaligus menggeser Sebastien Ogier dari puncak klasemen sementara WRC 2021. Rovanpera pun mengungkapkan penyebab para pereli Toyota kesulitan di Reli Arctic lalu.

“Mungkin, medan yang kami pilih untuk tes tidak begitu optimal. Ada beberapa area di Reli Arctic yang sangat teknis dan itu tidak ada dalam program tes kami,” ucap pereli muda Finlandia tersebut.

“Kami memang cukup kesulitan pada lomba Sabtu. Kami harus menyelidiki apa yang salah dalam tes lalu. Jika memang benar penyebabnya karena lokasi tes yang kurang tepat.”

Baca Juga:

Rovanpera menjelaskan, dirinya belum tahu mengapa Toyota Yaris WRC sangat tidak stabil di medan salju Reli Arctic. Ia dan rekan-rekannya memang masih mampu mengendalikan mobil. Tetapi, mereka tidak bisa cukup cepat.

“Saya merasa melakukan tugas dengan baik di reli ini. Tetapi saya akui, kami tidak memiliki kecepatan cukup di sini,” ucap Rovanpera. “Masalah kami di sini cukup simpel, balans mobil tidak ada dan saya cukup sering mengalami understeer.”

Elfyn Evans juga sependapat dengan Rovanpera soal tes Toyota yang tidak ideal. Namun, pereli asal Inggris itu menambahkan jika cuaca yang berubah menjadi lebih hangat.

“Medan lokasi tes kami pada prinsipnya mirip dengan di sini. Tetapi saat kami tes, suhu mencapai -30 derajat Celsius. Tidak ada yang menduga suhu di sini bisa berubah lebih hangat,” kata Evans, runner-up WRC 2020 lalu.

“Jika suhu di sini -30 derajat Celsius pasti juga akan menyulitkan kami. Memang sulit untuk selalu tampil sempurna,” ucap Evans yang sempat bermasalah pada hari pertama lomba, Jumat (26/2/2021), ketika paku-paku bannya banyak yang lepas karena salju mencair.

Prinsipal Tim Toyota Jari-Matti Latvala bisa memahami keluhan Kalle Rovanpera. Latvala menjelaskan, medan tes memang lebih banyak memiliki tikungan pendek. Sementara di Reli Arctic dipenuhi tikungan panjang dan cepat yang bisa dilibas dengan gigi empat, lima, atau enam.

Latvala berjanji akan melakukan evaluasi secepatnya setelah semua kru tim beristirahat. Yang jelas, hasil di Reli Arctic membuat Hyundai mampu memperkecil gap dengan Toyota yang memimpin klasemen konstruktor dari 32 poin menjadi 11 poin.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Neuville Ingin Tuntaskan Problem Bahasa dengan Navigatornya
Artikel berikutnya Performa Oliver Solberg Lampaui Ekspektasi Hyundai

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia