Gagal Juarai WRC Monte Carlo, Sebastien Ogier Kritik Kualitas Ban
Sebastien Ogier memandang kegagalannya menjuarai WRC Monte Carlo 2022 sudah digariskan oleh takdir. Ia harus merelakan kemenangan untuk Sebastien Loeb, yang comeback dengan M-Sport.
Foto oleh: Team M-Sport
Kesialan beruntun yang terjadi dalam dua etape terakhir membuat dominasinya sepanjang lomba pembuka Kejuaraan Dunia Reli 2022 seolah sia-sia. Pereli Toyota Gazoo Racing itu melangkah ke Special Stage (SS) 16 dengan keunggulan 24,6 detik.
Namun, di tengah perjalanan, kompon ban kiri depan menipis sehingga pecah. Karena harus mengganti ban, Ogier pun terpaksa menerima turun ke urutan kedua dengan defisit 9,5 detik dari Loeb yang tampil prima.
Ia pun bertekad menebus kegagalan pada Power Stage. Namun, misinya ternyata tak mudah. Juara dunia WRC delapan kali itu malah dapat penalti jump start 10 detik.
Tentu saja, Ogier sangat kecewa hanya jadi runner-up. Di sisi lain, pria 38 tahun itu sangat menikmati duel dengan Loeb.
“Sebuah pertarungan dan sebuah kegembiraan dapat melakoni reli yang akan kami kenang selamanya. Ini salah satu reli yang sangat spesial bagi saya,” ucapnya kepada Motorsport.com.
“Ok, akhir pekan ini kami memang tak keluar sebagai juara tapi kami dapat menegakkan kepala dan tetap tersenyum karena sudah menyelesaikan pekerjaan. Tapi, takdir berkata lain hari ini.
“Saya masih tersenyum dan menikmati duel ini jadi saya harus katakan selamat kepada Seb dan navigatornya Isabelle Galmiche. Sebuah kegembiraan bisa bertarung dengan mereka.”
Terkait ban bocor, Ogier mengutarakan kekesalannya terhadap pemasok ban, Pirelli. Keluhan tentang buruknya kualitas ban dalam situasi tertentu yang disampaikan selama satu musim, seolah tak ditanggapi.
“Sejujurnya, tidak ada yang bisa saya lakukan terkait ban bocor. Itu adalah potongan yang saya hindari pada lintasan pertama dan selama jalanan bersih, saya mencoba bermain aman,” katanya.
“Namun, saat lintasan kedua, di mana setiap orang masuk ke potongan dan jalanan sangat kotor. Anda harus mengikuti jalur. Itulah hidup.
“Satu-satunya hal yang mungkin bikin saya marah adalah sudah lebih dari satu tahun kita tahu bahwa ban ini terlalu lemah dan saya tidak mengerti kenapa tidak ada reaksi terhadap itu.”
Pirelli berupaya membuat konstruksi ban lebih kuat supaya bisa menopang mobil Rally1 yang lebih berat. Namun, dengan pengalaman Ogier, sepertinya mereka harus terus melakukan perbaikan mutu.
Sébastien Ogier, Benjamin Veillas, Toyota Gazoo Racing WRT Toyota GR Yaris Rally1
Foto oleh: Red Bull Content Pool
Ogier senang dapat penalti karena jika kalah tipis, akan membuatnya jauh lebih terpukul.
“Tentu saja, ada regulasi dan jika saya bisa bergerak sebelumnya maka saya bergerak. Tapi, mungkin lebih baik kalau saya dijatuhi penalti karena kalau saya tertinggal 0,5 detik di belakang, kekalahan itu lebih sulit diterima,” ucapnya.
“Kami memberikan segala yang dimiliki sekarang, hingga akhir. Pada start terakhir, ketika mesin dinyalakan, suaranya berbeda sepertinya saya kehilangan tenaga satu baris. Saya hanya memindahkan kopling sedikit dan memindahkan mobil sedikit.
“Saya kira saya mulai dengan cepat pada waktu yang tepat tapi ternyata saya bergerak sebelumnya dan itu aturan.”
Selepas Reli Monte Carlo, Ogier ingin berlibur lalu memikirkan langkah selanjutnya, selain bekerja mengembangkan GR Yaris Rally1. Ia mengungkapkan tertarik tampil dalam WRC Portugal.
“Kami akan lihat karena saya ingin menikmati jeda tersebut. Saya kira yang pertama masuk daftar potensial adalah Portugal,” Sebastien Ogier menandaskan.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments