Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

4 Faktor di balik start sempurna Jonathan Rea

Empat kemenangan dari empat balapan. Jonathan Rea membuka World Superbike musim 2017 dengan raihan terbaik. Dan ada empat faktor pula di balik start sempurna dari sang juara dunia bertahan itu.

Podium: race winner Jonathan Rea, Kawasaki Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Mungkin terlalu dini, dan mengingat balapan masih panjang. Tapi sulit dipungkiri bahwa Rea berada di posisi paling nyaman dibandingkan para pembalap lainnya. Selain kini memuncaki klasemen sementara dengan torehan 100 poin, ia juga tengah dilingkupi momentum tinggi.

“Start terbaik untuk musim yang pernah ada dalam karier saya. Penting untuk memaksimalkan poin ini ketika kami bisa, karena inilah bagaimana saya membangun kejuaraan di masa lalu,” tukas Rea usai balapan di Thailand akhir pekan lalu. 

“Ketika kami bisa menang, pastikan kami menang, dan lalu kami mencoba dan mengkonsolidasikan. Empat kemenangan ini hampir setengah dari jumlah kemenangan saya tahun lalu!”

Race winner Jonathan Rea, Kawasaki Racing
Race winner Jonathan Rea, Kawasaki Racing

Foto oleh: Kawasaki Racing Team

Apa yang membuat Rea begitu superior di awal musim? Setidaknya, ada empat faktor yang bisa menjawab. Pertama, kemampuan Kawasaki dalam membangun paket motor kompetitif Ninja ZX-10RR. Dominasi itu mulai terlihat sejak sesi Free Practice 1 WorldSBK Australia.

Bahkan, saat sesi kualifikasi, Rea berhasil merebut pole position dan mencetak rekor sirkuit dengan 1 menit 29,573 detik – yang sekaligus mematahkan catatan waktu milik rekan setim Tom Sykes pada 2016, yakni 1 menit 30,020 detik.

Kedua, kuatnya ikatan antara Rea dengan tunggangannya. Terdengar aneh memang, tapi itulah kenyataannya. Pembalap Inggris itu sangat menyatu dengan bagaimana motor Kawasaki berperforma di lintasan.

“Itu adalah start yang baik. Saya merasa nyaman di atas motor. Kami menggunakan set-up dari Phillip Island untuk balapan di sini (Thailand), dan bekerja cukup baik,” terangnya.

“Saya memiliki ikatan baik dengan motor. Tapi masih ada beberapa area yang perlu kami tingkatkan untuk balapan yang akan datang, dan KHI (Kawasaki Heavy Industries Ltd.) sedang bekerja keras. Kami berharap untuk meningkatkan motor lagi di balapan berikutnya.”

Jonathan Rea, Kawasaki Racing
Jonathan Rea, Kawasaki Racing

Foto oleh: Kawasaki Racing Team

Faktor ketiga adalah ketakutan yang dirasakan sang pembalap. Rupanya, perasaan takut karena tidak dapat memenangi kejuaraan, justru membuat Rea semakin termotivasi merebut titel WorldSBK.

“Sebenarnya berbeda untuk merebut gelar juara yang ketiga. Jawaban sederhana adalah bahwa saya telah mencapai mimpi dan target ketika menjadi juara dunia pertama kalinya,” ucapnya kepada Motorsport.com.

“Gelar kedua karena saya punya banyak motivasi. Kawasaki membawa motor baru dan ada semacam rasa lapar untuk membuat motor itu memenangi kejuaraan dan meraih kesuksesan.

“Sekarang tahun ini, rasa hampir takut untuk tidak menang yang memotivasi saya. Jelas itu karena kami sangat bermuatan laki-laki. Ini adalah olahraga yang dipenuhi hormon testosteron, jadi Anda tidak ingin kalah. Dan ada semacam dorongan yang membuat saya lebih mempersiapkan diri dari tahun sebelumnya.”

Jonathan Rea, Kawasaki Racing, Chaz Davies, Ducati Team
Jonathan Rea, Kawasaki Racing versus Chaz Davies, Ducati Team di WorldSBK Australia 2017

Foto oleh: Kawasaki Racing Team

Dan faktor keempat dominasi duet Davies-Ducati pada paruh kedua musim lalu, dengan tujuh kemenangan dari delapan balapan terakhir. Davies bahkan juga muncul sebagai rival terkuat Rea pada dua balapan di Phillip Island.

“Pada akhir musim lalu, kami harus memenangi kejuaraan, tapi Chaz tampil dominan. Apa yang dilakukan itu luar biasa,” tukas Rea.

“Saya mengambil banyak motivasi dari libur musim. Saya benar-benar mempersiapkan fisik dan merasa dalam kondisi terbaik yang pernah ada.

“Saya merasa siap, tapi saya tidak meremehkan tantangan apapun.”

Dari empat faktor di atas, tak pelak Rea masih menjadi kandidat favorit juara dunia WorldSBK 2017.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya WorldSBK Thailand: Kawasaki mendominasi FP2, Honda kesulitan
Artikel berikutnya Perbedaan antara Ducati milik Davies dan Melandri

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia