Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bos Honda Ungkap Alasan Timnya Kesulitan di WSBK

Manajer Tim Honda, Leon Camier, menyebut skuadnya alami kesulitan akibat harapan yang terlalu tinggi pada proyek baru di World Superbike.

Alvaro Bautista, Team HRC

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Tahun lalu, Honda memperkenalkan CBR1000RR-R yang merupakan motor anyar mereka dalam upaya meraih gelar juara dunia WSBK.

Bahkan mereka membajak Alvaro Bautista yang tampil impresif pada musim pertamanya di Superbike bersama Ducati dengan menggeber Panigale V4 R.

Honda berharap Bautista bisa mengulang prestasi tersebut di atas CBR1000RR-R. Namun, hingga saat ini, pembalap Spanyol itu belum bisa memberikan hasil terbaik.

Tak kunjung menemukan racikan mumpuni, kini Honda berada di posisi terbawah klasemen sementara konstruktor, terpaut 31 poin dari BMW yang menduduki peringkat keempat.

Bautista dan Leon Haslam menempati peringkat ke-10 dan 13 klasemen sementara pembalap. Sang rekan setim berhasil finis keempat dalam Superpole Race di Donington Park, hasil terbaik Honda sejauh ini.

Namun, Leon Camier merasa pihak HRC terlalu cepat mengharapkan sesuatu yang lebih pada CBR1000RR-R.

Terlebih, proses pengembangan motor terganggu oleh pandemi Covid-19, dan absen panjang Honda sebagai tim pabrikan di WSBK membuat mereka sedikit tertinggal dari rival lainnya.

Alvaro Bautista, Team HRC

Alvaro Bautista, Team HRC

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Lihatlah pabrikan lain yang datang ke kejuaraan dengan motor baru,” kata Camier kepada Motorsport.com.

“Ducati menghabiskan waktu beberapa tahun membangun V4 R, bukan menurunkannya di balapan, dan mereka memiliki informasi selama bertahun-tahun. Begitu juga dengan Yamaha, mereka membutuhkan banyak waktu sebelum tampil sekompetitif saat ini.

“Honda datang tanpa benar-benar memiliki pengalaman dengan motor baru. Jadi, berharap motor bisa langsung tampil kompetitif tidak realistis.

“Kami memang berhasil mendapatkan podium pada tahun lalu. Kami tidak bisa tampil cepat di semua trek, tapi di beberapa sirkuit kami bisa tampil kompetitif dengan paket ini.

“Kami hanya butuh waktu untuk berkembang, menemukan arah yang tepat. Ketika Anda mengubah sesuatu, itu berdampak pada aspek lain. Ini membutuhkan proses panjang.

“Aturan di sini juga sangat ketat, tidak seperti MotoGP. Ini memberi banyak tekanan pada pabrikan untuk membuat motor standar yang berfungsi sebagai motor balap. Ini juga membutuhkan waktu dalam prosesnya.

“Regulasi melarang kami untuk membawa 10 mesin berbeda, 10 sasis berbeda, itu tidak memungkinkan. Sulit untuk membuat progres. Tapi pastinya kami akan membuat progres.”

Baca Juga:

Baik Bautista maupun Haslam, kontraknya akan habis akhir tahun ini. Camier yakin Honda akan mempertahankan kedua pembalapnya tahun depan untuk mempercepat pengembangan CBR1000RR-R.

“Kami memiliki dua pembalap berpengalaman yang memahami motor dengan baik. Sangat penting bagi kami untuk memiliki pembalap yang mengerti bagaimana mengembangkan motor,” ujarnya.

“Jika kami memiliki paket yang benar-benar stabil seperti pabrikan lainnya, maka kami bisa melihat pembalap tercepat di grid.

“Tetapi, menurut saya, kami membutuhkan pembalap dengan segudang pengalaman yang dapat membantu mengarahkan proyek kami dan berkembang, karena motor ini sangat baru.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Hasil FP2 WSBK Belanda: Rea Redam Gerloff, Bautista Menjanjikan
Artikel berikutnya Hasil FP2 WSSP Belanda: Balas Odendaal, Aegerter Rebut Posisi Pertama

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia