Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Brembo Bedah Stoppie ala Toprak Razgatlioglu dan Jack Miller

Pemasok rem Brembo menjelaskan dengan detail apa yang terjadi ketika seorang pembalap MotoGP atau WSBK melakukan stoppie.

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, World Champion

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Wheelie atau mengangkat roda depan motor telah menjadi populer untuk melepaskan emosi para pembalap setelah menjalani sesi atau race dalam beberapa dekade terakhir.

Namun baru-baru ini stoppie atau mengangkat roda belakang dan bertumpu hanya dengan bagian depan jadi sangat modis. Juara dunia World Superbike (WSBK) Toprak Razgatlioglu dan rider MotoGP Jack Miller adalah pionir di bidang ini.

Tetapi apa sebenarnya yang terjadi selama melakukan teknik stoppie? Produsen rem kenamaan Italia, Brembo, mencoba menjelaskan secara rinci.

“Dalam stoppie, ban depan tetap kokoh di tanah sementara yang belakang terangkat ke atas. Kecepatan tinggi tidak diperlukan untuk aksi ini, bahkan akan lebih merugikan keberhasilan aksi,” ujar Brembo.

“Jika memperhatikan seluruh aksi pembalap menjelaskan bahwa Anda dapat melakukan trik stoppie hanya pada kecepatan antara 40-60 km/jam.”

Jack Miller, Ducati Team, melakukan stoppie

Jack Miller, Ducati Team, melakukan stoppie

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Long stoppie yang diperlihatkan Toprak Razgatlioglu dalam akhir pekan balapan sangat mengesankan. Brembo pun membedah bagaimana rider Pata Yamaha tersebut melakukannya.

“Biasanya, manuver untuknya adalah memasuki pit lane dengan kecepatan 80 km/jam di gigi dua dan kemudian menekan rem depan pada 12 hingga 14 bar. Begitu ban belakang terangkat, Razgatlioglu mengurangi tekanan menjadi 2 hingga 3 bar saja untuk menjaga keseimbangannya,” jelas Brembo.

“Postur tubuh juga sangat penting, mulai dari siku yang harus tetap kendor, hingga lutut yang harus dikencangkan, seperti mau memeluk tangki. Akan menjadi kesalahan membawa tubuh bagian atas ke depan dalam posisi tidak wajar karena pusat gravitasi pembalap dan motor akan jadi tak seimbang.

“Setelah beberapa sepersekian detik, tekanan pada rem depan harus dikurangi secara bertahap untuk menghindari motor terbalik. Roda (ban) belakang tetap di udara selama fase ini.”

 

Ketika pembalap mengupayakan roda belakang untuk terangkat, gaya 6,5 hingga 7,2 kg harus diberikan pada tuas rem melalui jari. Itu lebih banyak daripada saat mengerem keras setelah melaju di lintasan lurus, seperti yang terjadi di Sirkuit Internasional Losail, Qatar.

Untuk sistem pengereman, bagaimanapun, stoppie bukanlah beban besar karena kecepatannya rendah. “Suhu bantalan dan minyak rem dijaga dalam batasnya, sehingga sistem pengereman tidak mengalami tekanan termal,” Brembo menambahkan.

“Namun demikian, aksi ini tidak disambut oleh banyak manajer tim. Bukan karena risiko merusak komponen mekanis – meskipun ada beberapa yang khawatir tentang oli di dalam mesin, misalnya – melainkan karena risiko jatuh yang dapat menyebabkan cedera, kerusakan suku cadang sepeda atau kesan buruk di depan kamera.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya EAB Racing Team Turunkan Glenn van Straalen di WSSP 2022
Artikel berikutnya Michael van der Mark Minta BMW Perbaiki M 1000 RR

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia