Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bukan Tenaga atau Performa, Ini Kunci Kemenangan di WSBK

Pada Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) 2019, Ducati datang dengan motor super, Panigale V4 R. Namun, mereka tetap harus mengakui motor Kawasaki yang simpel namun efektif.

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team, Scott Redding, Aruba.it Racing Ducati

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Ducati Panigale V4 R muncul dengan sejumlah inovasi paling radikal dalam sejarah WSBK. Sejumlah teknologi MotoGP seperti peranti pendongkrak gaya tekan (downforce) berupa sayap-sayap mini hingga mesin V4 yang dikembangkan dari Desmosedici, ditanam di V4 R.

Ducati Panigale V4 R memiliki tenaga 235 dk dengan berat kosong (plus air dan oli) hanya 168 kg. Menurut spesifikasi dari pabrikan, kecepatan maksimal (top speed) Panigale V4 R bisa lebih dari 315 km/jam.

Bandingkan dengan versi standar Kawasaki ZX-10RR milik Jonathan Rea yang hanya memiliki tenaga 214 dk dengan bobot basah mencapai 207 kg.

Di WSBK 2019, Panigale V4 R milik skuad pabrikan Aruba.it Racing – Ducati begitu fantastis di tangan Alvaro Bautista. Pembalap asal Spanyol itu memenangi 16 – 10 dibuat beruntun di awal dari total 37 races (13 putaran). Plus satu dari Chaz Davies.

Musim lalu, dari 24 races (delapan balapan) Scott Redding lima kali menang sedangkan Daviez hanya dua. Namun di dalam dua musim terakhir itu, baik Bautista maupun Redding tidak mampu meredam Jonathan Rea dan Kawasaki.

Baca Juga:

Bautista menjadi runner-up WSBK 2019 dan terpaut hingga 165 poin. Redding, yang terbilang sangat konsisten finis podium musim lalu, akhirnya juga finis tepat di bawah Rea dengan selisih hanya 55 poin.

“Jika memiliki motor yang selalu mengalami perubahan besar di setiap trek, Anda takkan pernah mengendarai motor yang bagus,” tutur Pere Riba, kepala kru Jonathan Rea, dalam wawancara dengan Motorsport.com.  

Yang dimaksud Riba sudah jelas. Tim dan pembalap harus memperhatikan keseimbangan kekuatan di setiap sesi pada akhir pekan lomba WSBK.

Kawasaki biasanya berusaha keras untuk mendapatkan kecepatan pada Jumat yang diisi dua sesi latihan bebas masing-masing selama 50 menit.

Pada balapan utama kedua Minggu, Race 2, Ducati bisanya kian dekat dengan Kawasaki atau bahkan lebih kuat. Alasannya, para pembalap Ducati butuh waktu lebih banyak untuk mengubah set-up agar motor lebih cepat.

“Pada Jumat, kami biasanya mampu di depan. Dari situ motor biasanya tidak banyak lagi kami ubah untuk balap Minggu karena sudah memiliki basis set-up baik,” ucap Riba.

“Tentu masih ada sejumlah alasan lain. Motor kami relatif lebih tua dibanding Ducati. Rea sudah memahami betul karakter Ninja. Tapi jika ingin bertarung untuk merebut gelar, Anda memang butuh paket dengan basis yang bagus.”

Kawasaki ZX-10RR versi 2021 milik Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team, telah mengalami upgrade baik mesin maupun aerodinamika.

Kawasaki ZX-10RR versi 2021 milik Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team, telah mengalami upgrade baik mesin maupun aerodinamika.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Namun begitu, bukan berarti Kawasaki tidak mengubah setelan ZX-10RR sepanjang akhir pekan.

“Tentu, ada setelan yang diubah di beberapa bagian. Namun Anda juga harus pandai dalam menentukan set-up dan itu tidak mudah,” tutur Pere Riba. “Anda tetap harus menyempurnakan setelan motor untuk mendapatkan basis yang bagus.”  

Teknisi asal Spanyol itu mengungkapkan, dasar setelan motor ini memang harus benar-benar bagus. Dengan basis set-up ini, tim dan pembalap bisa menyesuaikan sistem elektronik yang baik, tergantung dari karakter sirkuit dan level daya cengkeram ban (grip).

“Setelah itu, Anda juga harus melihat dan melakukan setelan pada suspensi baik depan maupun belakang,” tutur Riba.

Didampingi teknisi sekelas Pere Riba, Jonathan Rea berhasil merebut gelar juara dunia superbike enam tahun terakhir secara beruntun (2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020). Dalam rentang waktu itu pula Kawasaki menguasai klasemen pabrikan.

Untuk WSBK 2021, Kawasaki mendesain ZX-10RR dengan tidak hanya dengan profil aerodinamika tajam. Mereka juga memodifikasi mesin agar memiliki putaran (rpm) lebih tinggi. Peranti aerodinamika yang diubah diyakini bisa membuat downforce lebih besar.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sirkuit Catalunya Mulai Renovasi Tikungan 10
Artikel berikutnya Rea Tak Temukan Titik Lemah ZX-10RR

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia