Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Chaz Davies: Panigale V4R Cocok dengan Gaya Bautista Sejak Awal

Chaz Davies pernah jadi ujung tombak Ducati dalam World Superbike selama bertahun-tahun. Posisinya tergeser seiring dengan peralihan ke mesin V4.

Chaz Davies, Ducati Team

Chaz Davies, Ducati Team

Aruba.it Racing

Rider Wales itu menunggangi motor Ducati dari 2014 hingga 2020. Selama itu, ia menjadi runner-up tiga kali dan mengoleksi 28 kemenangan WSBK.

Pembalap 35 tahun itu sempat jadi lawan sepadan Jonathan Rea selama bertahun-tahun. Ekspektasi melambung ketika pabrikan Italia memperkenalkan Panigale V4R, bermesin empat silinder pertama.

Namun, dengan perubahan dari mesin V2 ke V4, kurva performa Davies langsung mengarah ke bawah. Ia hanya memenangi dua lomba di atas motor empat silinder.

Motorsport.com Jerman membahas secara eksklusif tentang penurunan kariernya setelah era V4R.

"Pada musim 2018 ban berubah. Pirelli memperkenalkan ban baru. Mereka mengubah format dan itu memiliki efek tertentu pada saya dan gaya mengemudi saya," ia menjelaskan.

"Pengalaman yang kami miliki dengan ban lama tidak lagi bisa digunakan."

Perpindahan Pirelli ke format ukuran besar memaksa Davies untuk menyesuaikan gaya mengemudinya yang relatif agresif. Ia menang di Buriram dan Aragon pada awal WSBK 2018. Tapi, tidak mampu mencegah Rea menorehkan titel WSBK keempatnya secara beruntun.

Pada musim dingin 2018-2019, peralihan dari V2 Panigale yang belum diberi judul ke mesin V4 yang ditunggu-tunggu pun terjadi. Selama musim 2018, Ducati sudah menguji motor baru.

Baca Juga:

Davies mendapat rekan setim baru, pindahan dari MotoGP, Alvaro Bautista. Pembalap Spanyol mencatatkan kemenangan beruntun pada kompetisi barunya di musim 2019 sehingga membuat lawan yang lebih lama mulai pasang mata.

Sementara Bautista mendominasi, Davies hanya bersaing di lini tengah dan gagal naik podium di dua event pertama. Selisih mereka kian jauh.

Jelas terlihat bahwa gaya berkendara Davies tidak cocok dengan motor V4 yang baru. "Motornya tidak bisa dikemudikan dengan benar, saya mengendarai motor dalam posisi miring terlalu lama dan itulah mengapa saya kehabisan grip. Saya baru memahaminya setelah setengah musim menggunakan motor V4," tuturnya.

"Kami beralih ke geometri yang sedikit lebih konservatif dibandingkan dengan pembalap lain. Dulu saya mengendarai motor V2 dengan set-up yang cukup ekstrem. Setelah kami mengubah set-up, motor ini bekerja lebih baik.

“Saya bisa berbelok lebih baik. Itu adalah bagian dari puzzle.”

Chaz Davies, Michael Ruben Rinaldi

Chaz Davies, Michael Ruben Rinaldi

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Mengapa Panigale V2 cocok dengan gaya Davies?

"Dari sudut pandang keseimbangan, motor V2 lebih selaras dengan gaya berkendara saya. Motor ini memiliki bobot yang sedikit lebih berat di roda belakang. Tidak terlalu berat di depan seperti V4. Jika saya merasa seperti itu, jika motor memiliki terlalu banyak beban di roda depan, maka saya tidak bisa memperlambat dan mengarahkan kendaraan,” ia mengungkapkan.

"Saya biasanya mengerem sangat dalam di tikungan. Bobot ekstra memberikan tekanan terlalu besar pada roda depan. Motor V4 memaksa saya untuk berkendara dengan cara tertentu. Saya harus mengerem dengan keras, tetapi melepaskan rem lebih awal dan kemudian mengendarainya dengan sudut kemiringan maksimum.

"Itu cocok untuk Alvaro, karena ia memiliki gaya ini dengan sempurna. Itu gaya berkendara alaminya, yang ia ketahui dari MotoGP. Ia mengemudikan dengan cara ini selama bertahun-tahun.

"Anda mengerem dengan keras, mengerem sedikit lebih awal karena ban depan Michelin agak kritis. Kemudian, Anda melepaskan rem dan mempercayai ban depan. Jadi motor V4 dibuat untuk Alvaro."

Ducati bekerja keras untuk memberi Davies perasaan yang sama seperti yang dia rasakan dengan V2 Panigale.

"Ketika kami memiliki geometri di jendela kerja yang tepat, saya bisa mendapatkan hasil yang baik. Paruh kedua musim 2019 saya bagus," kenang Davies.

Pada musim 2020, musim keduanya dengan mesin V4, secara konsisten lebih kuat. Alvaro Bautista telah beralih ke Honda dan Scott Redding bergabung dengan tim pabrikan Ducati usai menjuarai British Superbike. Rekan setim barunya kembali unggul.

Redding berduel dengan Rea untuk memperebutkan gelar juara dan kalah di final musim di Estoril. "Saya finis ketiga secara keseluruhan di kejuaraan pada 2020, jadi itu bukan bencana total. Kami memenangi beberapa balapan," kata Davies, yang mengetahui pada final musim 2020 bahwa ia kehilangan tempatnya dari Michael Rinaldi.

Sisanya adalah sejarah. Ia memenangi balapan terakhirnya sebagai pembalap pabrikan Ducati dan memasuki liburan musim dingin dengan ketidakpastian.

Dengan bantuan Aruba dan Ducati, Davies ditempatkan di tim GoEleven pada tahun berikutnya dan diberi motor pabrikan. Namun, musim WSBK 2021 diwarnai dengan cedera dan kemunduran. Ia mengumumkan pengunduran dirinya di Jerez pada musim gugur dan beralih jadi pelatih pembalap Ducati.

"Saya harus bekerja lebih keras untuk menjadikan motor ini sebagai motor saya," ucapnya.

"Saya harus menemukan kembali diri saya dan terus mengingatkan diri saya sendiri apa yang harus saya lakukan dan bagaimana caranya. Jadi saya tidak bisa mengemudi secara alami.

“Jika Anda tidak mengemudi secara alami, Anda tidak bisa mendapatkan 100 persen dari diri Anda sendiri. Detail-detail kecil itu memainkan peran besar.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pirelli Beri Jawaban Menohok atas Keluhan Jonathan Rea
Artikel berikutnya Penyelenggara WSBK Indonesia Banting Harga Tiket

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia