Ducati Tangkis Kritik Chaz Davies soal Proyek WSBK
Direktur Teknik Ducati, Marco Zambenedetti, menangkis tudingan Chaz Davies soal proyek Kejuaraan Superbike Dunia (WSBK) yang dianaktirikan.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Di MotoGP, pabrikan Borgo Panigale menjadi salah satu lawan yang tidak bisa dianggap enteng. Tiga pembalapnya Jack Miller, Francesco Bagnaia menghiasi podium, bahkan Johann Zarco, dari tim satelit Pramac Racing, jadi penantang utama Fabio Quartararo.
Sayangnya, prestasi gemilang itu tidak menular ke WSBK. Hanya Scott Redding dan Michael Ruben Rinaldi dari Aruba.it yang bisa menang dalam tiga putaran awal, itu pun masih kalah jauh dari Jonathan Rea (Kawasaki) dan Toprak Razgatlioglu (Yamaha).
Tak heran kalau Davies, yang diturunkan ke skuad GoEleven, menilai Ducati kurang serius menggarap proyek WSBK.
Penghuni peringkat kesembilan klasemen pembalap itu memandang Ducati tak mau berinvestasi untuk mengeksploitasi kualitas Panigale V4R. Padahal, dayanya mencapai 230hp dan kecepatan lebih dari 16 ribu rpm.
“Sejujurnya, saya tidak melihat bahwa kami dapat membuat kemajuan pada musim dingin ini. Saya yakin kami dapat menyelesaikan masalah. Tapi, itu butuh uang dan dedikasi,” tuturnya.
Zambenedetti tak mengelak kalau mereka tidak mengembangkan motor dengan masif seperti pabrikan lain, sekelas Yamaha, Kawasaki dan BMW. Namun, ia menepis isu keterbatasan dana yang membatasi.
“Jelas bahwa anggaran Yamaha, Honda dan Ducati di Kejuaraan Superbike Dunia tidak setinggi untuk MotoGP,” ujarnya kepada Motorsport.com.
“Kawasaki dan BMW adalah pengecualian. Saya kira bukan itu alasan masalah kami. Saya tidak paham dengan kritik itu. Saya memilih tak menanggapi itu.”
Ducati-Technikdirektor Marco Zambenedetti kann Chaz Davies' Kritik nicht nachvollziehen
Foto: Ducati
Tentang Chaz Davies, terlepas dari mimpi buruk yang dihadiahkan dari WSBK Italia, Ducati tetap memberikan dukungan penuh. Namun, pembalap Inggris malah memilih opsi lain.
“Kami lihat Chaz dari pekerjaan sebagai pembalap. Kami memberikannya kesempatan menguji bagian baru. Dia boleh memilih apa yang terbaik bagi gayanya. Dia dapat beradaptasi dengan motor yang sesuai kebutuhan,” Zambenedetti menuturkan.
“Dia memutuskan untuk tetap menggunakan kaliper rem lama dan lanjut menggunakan garpu lebih lama. Kami tidak memaksa para pembalap untuk pilihan spesifik.
“Di sisi lain, dia memilih mesin yang direvisi dan memakainya. Dia bisa menentukan apa yang mau dipakai dan tidak. Bagi kami, itu akan jadi referensi bagus dalam hal data dan pengetahuan.”
Zambenedetti menjelaskan kalau WSBK juga diperhatikan terutama setelah Luigi Dall’Igna duduk di tampuk pemimpin. Kedua proyek bertukar informasi teknologi karena ada beberapa orang berdiri di dua area.
Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
“Gigi bekerja sangat keras untuk pertukaran pengalaman lebih bagus dari tim balap ke pabrik. Dia juga mencoba meningkatkan komunikasi antara tim WSBK dan departemen lomba, sama baiknya dengan tim MotoGP.
“Banyak orang terlibat bekerja pada kedua proyek secara paralel. Tidak ada pemisahan di pabrik. Setiap orang belajar dari pengalaman satu sama lain. Kami harus memutuskan apakah kami bisa mencapai kategori masing-masing dan apakah pantas menuntaskan masalah masing-masing. Kami belajar hal baru setiap hari, tak perlu diragukan.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments