Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ducati Terlalu Dominan, Pabrikan Lain Bisa Kehilangan Minat

Alvaro Bautista dan Ducati Panigale V4R tetap dominan dalam World Superbike (WSBK) dua musim terakhir. Apa ada risiko Kawasaki dan Yamaha kehilangan minat berlaga di kompetisi tersebut?

Alvaro Bautista, Aruba.it Racing Ducati

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Juara bertahan tersebut menjalani awal yang nyaris sempurna di WSBK 2023 dengan Ducati Panigale V4R. Sebanyak 11 kemenangan dari 12 balapan merupakan hasil yang mengesankan sejauh ini.

Ini membuat para penantangnya membuat posisi kedua adalah skenario terbaik di akhir pekan.

Jonathan Rea (Kawasaki) menggelengkan kepalanya ketika ditanya sebelum akhir pekan apakah ia bisa bertarung untuk meraih kemenangan. Toprak Razgatlioglu (Yamaha) juga menyadari tidak punya peluang untuk melawan Alvaro Bautista di atas Ducati.

"Sulit ketika Anda tahu sebelumnya bahwa Anda tidak bisa menang," ujar manajer tim Kawasaki, Guim Roda, dalam wawancara eksklusif dengan 'Motorsport.com'.

Kawasaki mendominasi WSBK selama bertahun-tahun, namun kehilangan sentuhannya tahun lalu.

"Kami harus memastikan adanya persaingan yang baik," Roda melanjutkan. "Kami harus bertarung di papan atas dan mencoba untuk menang. Saya rasa tidak ada risiko pabrikan yang akan pensiun saat ini, tetapi kami berbicara tentang menemukan keseimbangan yang baik untuk memiliki peluang menang di akhir pekan.

"Kawasaki membalap untuk meningkatkan nilai merek. Anda ingin menjadi kompetitif dengan produk Anda sendiri dan menampilkan pertunjukan yang hebat. Kawasaki banyak berinvestasi di kejuaraan ini. Tentu saja, para sponsor juga menaruh banyak uang dalam proyek ini.”

Guim Roda, Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK

Guim Roda, Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Apakah Yamaha dan Kawasaki mempertanyakan keikutsertaan mereka di WSBK?

Sekarang ada lima pabrikan dalam Kejuaraan Dunia Superbike. Namun, hal ini bisa berubah jika salah satu pabrikan terus mendominasi. Bahkan selama dominasi Kawasaki pada 2015-2020, saat Rea mengamankan enam gelar berturut-turut, pabrikan lain juga mampu memenangi lomba.

Bautista saat ini begitu dominan sehingga lawan-lawannya bergantung pada kesalahan yang dibuat oleh pembalap Spanyol itu untuk memenangi balapan.

Apakah ada risiko kehilangan satu atau beberapa pabrikan? "Dalam jangka pendek, saya rasa tidak ada risiko," ujar manajer Yamaha, Paul Denning.

"Namun, ada diskusi intensif di dalam asosiasi pabrikan MSMA dan bersama dengan FIM untuk memastikan pertumbuhan kejuaraan. Kita bisa saja sampai pada titik di mana Kawasaki dan Yamaha mempertanyakan keikutsertaan mereka karena tidak lagi kompetitif.”

Kekuatan Politik Ducati

Ducati menindaklanjuti dengan model homologasi baru di musim dingin. Ini adalah pembaruan pertama sejak Panigale V4 berdebut pada 2019. Agar tim merah dapat berpartisipasi pada 2023, batas harga motor baru dinaikkan dari 40 ribu euro (sekira Rp646,3 juta) menjadi 45 ribu euro.

"Ducati membuat proposal untuk menaikkan harga jual maksimum tanpa persetujuan dari pabrikan lain. Mereka menggunakan kekuatan politiknya untuk mendorong proposal tersebut ke FIM dan Dorna," Denning, menambahkan. "Hal itu masih membuat mereka lebih jauh dari sebelumnya."

"Ini bukan tentang Ducati yang lebih pintar dari pabrikan lain. Anda tidak bisa membandingkan Ducati dengan pabrikan lain. Mereka adalah pabrikan elite. Mereka membuat motor seharga 50 ribu euro dan kami memiliki motor seharga 20 ribu euro. Jika diperhatikan dengan seksama, sungguh menakjubkan betapa kecilnya perbedaannya," kata perwakilan Yamaha.

Baca Juga:

Kasihani Bautista

Denning merasa kasihan terhadap Bautista yang belakangan kerap dipandang tak layak jadi juara dunia WSBK. Mereka pernah bekerja sama dalam proyek MotoGP Suzuki.

"Motornya telah berkembang lebih dari yang kami harapkan," ia menambahkan tentang kemajuan Ducati. "Alvaro membalap di level yang sangat tinggi tahun lalu. Anda bisa melihat dengan jelas bahwa motornya memiliki output tenaga yang lebih baik dan berakselerasi dengan lebih baik lagi.

"Saya hampir merasa kasihan padanya karena dia tidak mendapatkan rasa hormat yang pantas didapatkan karena tampaknya dia memiliki alat yang sangat berbeda dari lawan-lawannya.”

Rider 38 tahun itu mengindikasikan bahwa Ducati Panigale V4R adalah motor terbaik. Denning dari Yamaha membenarkan, "Pada balapan kedua di Phillip Island, empat Ducati berhasil masuk ke posisi 5 besar. Dengan segala hormat, ada beberapa pembalap yang biasanya tidak membalap di wilayah ini, seperti Philipp Oettl. Motornya jelas memiliki satu langkah yang lebih baik.

"Di kejuaraan yang berbasis motor produksi ini, di mana selalu ada keseimbangan antara konsep motor yang berbeda, terlalu banyak perbedaan antara motor seharga 20 ribu euro, seperti Yamaha R1, dan motor yang harganya hampir 50 ribu euro, seperti Ducati. Aturannya sangat terbatas dalam hal penyetelan mesin. Hanya ada sedikit ruang untuk melakukan perubahan.”

Paul Denning, Andrea Locatelli, Pata Yamaha WorldSBK

Paul Denning, Andrea Locatelli, Pata Yamaha WorldSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pengurangan RPM Tak Adil

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana WSBK dapat dibuat lebih seimbang lagi. Haruskah Ducati diperlambat atau haruskah pabrikan lain diberi lebih banyak kebebasan?

"Mungkin keduanya," Denning menandaskan. Ia tidak terlalu antusias dengan penyesuaian kecepatan maksimum. "Mengurangi putaran akan merugikan semua pembalap Ducati, dan itu tidak sepenuhnya adil.”

Penyesuaian diumumkan pada WSBK Spanyol. Ducati harus mengurangi kecepatan maksimum sebesar 250 rpm. Namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada duel. Bautista tetap saja meraih tiga kemenangan dengan batasan tersebut.

"Awalnya, batas berat gabungan telah dibahas," tutur Denning, tentang kemungkinan lain. "Hal itu tidak akan membuat pembalap seperti Danilo Petrucci, yang juga mengendarai Ducati tahun ini, sukses. Tapi, itu tidak mungkin terjadi."

Mustahil Tiru Ducati

Alih-alih menempatkan rintangan di jalan Ducati atau Bautista, pabrikan Jepang dapat dengan mudah meniru apa yang dilakukan produsen Borgo Panigale, yakni membangun motor produksi yang dikembangkan secara radikal untuk balap.

"Penggemar akan mengatakan bahwa Yamaha seharusnya membangun motor homologasi khusus. Namun model bisnis Honda, Yamaha atau Kawasaki berbeda," Denning menjelaskan. "Para pabrikan ini memiliki persyaratan yang sangat berbeda untuk jumlah motor yang harus dijual sebelum dana dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan, jadi solusi yang tampaknya sederhana ini tidak mudah untuk diimplementasikan."

Pembalap Yamaha, Remy Gardner, dapat merasakan sendiri betapa kuatnya para pembalap Ducati di empat ajang WSBK terakhir. Juara dunia Moto2 2021 tersebut sejauh ini belum menjadi ancaman bagi Bautista.

"Ducati telah membangun motor yang impresif dan mereka harus dipuji untuk itu," kata rider Australia kepada Motorsport.com. "Mereka memiliki tenaga yang jauh lebih besar daripada tim lain. Tapi, itulah balapan.

"Mereka mengeluarkan banyak uang untuk pengembangan dan akhirnya membangun motor yang fantastis. Sekarang terserah kami untuk melakukan peningkatan.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Razgatlioglu Butuh Kemenangan Nyata di Misano
Artikel berikutnya Honda Ingin Tingkatkan Performa dengan Dua Swingarm Baru

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia