FIM Bereaksi atas Kasus Sharni Pinfold
Federasi Motor Internasional (Federation Internationale de Motocyclisme/FIM) mengeluarkan pernyataan tegas terkait kasus yang menimpa pembalap wanita Australia, Sharni Lee Pinfold.
Sekira dua pekan lalu, lewat media sosial, Sharni Pinfold menegaskan dirinya tidak akan lagi menggeluti dunia balap. Alasan pembalap 25 tahun itu sangat mengejutkan, lingkungan di sekitarnya sangat meremehkan wanita dan mengutamakan pria.
Setelah ayahnya meninggal dunia, Sharni Pinfold memutuskan meninggalkan negaranya untuk turun di Kejuaraan Moto3 Inggris pada 2019. Itu hanya bisa terwujud berkat dukungan sponsor dan uang yang ditabungnya.
Berbekal pengalaman dari situ, Sharni Pinfold mengikuti Women’s European Cup di Imola (Italia) dan Misano (San Marino). Hasilnya lumayan. Sharni Pinfold menembus 10 besar di sirkuit yang tidak begitu dikenalnya.
Pada awal Oktober 2020, Sharni Pinfold diberi kesempatan debut di World Supersport 300 (WSSP) oleh Tim Smrz Racing by Blue Garage di Magny-Cours, Prancis.
Turun dengan Kawasaki Ninja 400 yang belum pernah dikendarainya di trek yang juga belum dikenalnya, Sharni Pinfold terjauh di race terakhir sehingga tulang selangkanya retak. Sejak itulah ia tidak lagi pernah mengendarai motor hingga membuat pengumuman mundur.
Sharni Pinfold saat menjalani FP1 WSSP300 di Magny-Cours, Prancis, tahun lalu, dengan Kawasaki Ninja 400 milik Tim Smrz Racing by Blue Garage.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
“Tantangan terbesar saya selama turun di ajang balap motor adalah kurangnya respek dan penghormatan terhadap pembalap wanita. Saya tahu hal-hal itu takkan saya alami jika saya pria. Inilah faktor utama saya mundur,” ucap Sharni Pinfold di Facebook.
Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Sharni Pinfold mundur. Pada 2021 ia seharusnya menandatangani kontrak dengan RT Motorsport by SKM untuk turun di balap internasional Jerman (IDM) kelas Supersport 300 dengan Kawasaki Ninja 400.
FIM pun mengeluarkan pernyataan atas kasus Sharni Pinfold dengan menyebut kesetaraan gender adalah nilai utama organisasi mereka. Setelah unggahan Sharni Pinfold itu, FIM mengaku sudah bekerja sama dengan Federasi Motor Australia.
FIM menegaskan Sharni Pinfold bisa meminta bantuan tanpa syarat apa pun kepada mereka. Sejak 2006, Komisi Balap Motor Wanita FIM (CFM) sudah berusaha menciptakan serta meningkatkan persamaan hak dan kesempatan bagi pembalap wanita.
“FIM tidak pernah menerima setiap tindakan diskriminasi terhadap pembalap karena perbedaan gender. Semua bisa turut ambil bagian. Kami takkan menoleransi setiap tindakan negatif dari perbedaan gender,” ucap Nita Korhonen, Direktur CFM.
“Tujuan kami adalah mendukung semua pembalap, menjamin mereka bisa mengejar mimpi dan tetap memiliki motivasi tinggi. CFM bersama FIM dan pemangku kepentingan lain akan bekerja keras agar kesetaraan gender terwujud di semua level dan jenis balap motor.”
Namun begitu, keputusan Sharni Pinfold memang sudah bulat. “Batas kesabaran saya sudah habis. Saya sudah tidak bisa menerima dan diperlakukan seperti ini,” ucapnya.
“Kondisi ini sungguh menyesakkan buat saya yang telah mengorbankan segalanya untuk berkarier di balap. Namun begitu, saya berterima kasih atas dukungan dan langkah yang diambil FIM, utamanya terkait tujuan dan persamaan hak di balap.”
Sharni Pinfold menyatakan dirinya masih tetap mencintai olahraga balap. “Saya di sini bukan sebagai korban tetapi untuk menegaskan apa yang saya anggap benar dan menyebarkan pesan ini untuk semua (pembalap) wanita,” ucap Sharni Pinfold.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.