Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Finis di Luar Lima Besar Bisa Jadi Masalah bagi Rinaldi

Michael Rinaldi dipilih tim pabrikan Ducati di Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) untuk menggantikan Chaz Davies. Namun, Rinaldi tahu risiko jika gagal melanjutkan kehebatan Davies.

Michael Rinaldi, ARUBA.IT Racing – Ducati

Michael Rinaldi, ARUBA.IT Racing – Ducati

Aruba.it Racing

Performa impresif Michael Ruben Rinaldi pada musim lalu telah mengantarnya dari tim satelit GoEleven-Ducati ke skuad pabrikan Aruba.it Racing-Ducati mulai WSBK 2021.

Rinaldi merebut satu kemenangan dengan total tiga podium di WSBK musim 2020 lalu. Peringkat ketujuh pun menjadi yang terbaik sepanjang karier Rinaldi yang baru turun penuh di WSBK sejak 2018.

Yang menjadi masalah, Rinaldi menggantikan Chaz Davies, pembalap yang sudah tujuh tahun terakhir membela tim pabrikan Ducati dengan torehan mentereng.

Bersama Ducati, pembalap asal Wales itu mampu menjadi runner-up WSBK 2015, 2017, dan 2018. Musim lalu, Davies mampu finis di P3 klasemen akhir di bawah Jonathan Rea (Kawasaki) dan Scott Redding (Aruba.it Racing-Ducati).

Sejak turun di WSBK mulai 2011, Davies berhasil 32 kali memenangi lomba (race) yang 28 di antaranya bersama Ducati. Davies juga 98 kali naik podium dengan 88 dibuat bersama Ducati.

Posisi terburuk Davies di klasemen akhir WSBK hanyalah keenam. Itu terjadi pada 2014 dan 2019.

Baca Juga:

Rinaldi memang masih terbilang muda, 25 tahun, dan bisa menjadi masa depan bagi Ducati. Sementara, Davies sudah 33 tahun. Tetapi, reputasi Davies diyakini bakal sulit ditandingi Rinaldi.

Sebagai catatan, Davies menjadi pembalap aktif WSBK dengan kemenangan terbanyak setelah Jonathan Rea. Juara WSBK enam kali beruntun (2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020) tersebut tercatat 99 kali naik podium utama.  

Menarik ditunggu apakah Rinaldi mampu meredam tekanan turun sebagai pembalap tim pabrikan. Di GoEleven musim lalu, pembalap Italia itu hanya sekali finis di luar 10 besar, tepatnya saat finis P11 di super pole race pada lomba di Jerez, Spanyol.  

“Jika saya finis di P6 klasemen akhir tahun depan, saya akan memiliki masalah besar,” tutur Rinaldi.

Musim lalu, Rinaldi mengendarai Ducati Panigale V4 R versi 2019. Tentu, Ducati menyuplai juara Superstock 1000 2017 itu dengan komponen balap yang diperlukan.

Di WSBK 2020, Scott Redding dan Chaz Davies memiliki postur yang terbilang besar untuk Panigale V4 R daripada Rinaldi. Postur Rinaldi sekilas mirip Alvaro Bautista, pembalap Ducati 2019 yang pada musim debutnya itu langsung merebut 16 kemenangan dan finis runner-up.

“Motor tim pabrikan saat ini tidak dikembangkan untuk pembalap tinggi karena Ducati berikir ini program yang tepat,” ucap Michael Rinaldi.

“Saat pembalap berkembang, komponen juga disesuaikan sehingga sang pembalap merasa nyaman. Basis Panigale V4 R ini cocok dengan saya. Saya tinggal menyesuaikan busa bagian belakang sehingga saya bisa duduk lebih dekat ke tangki.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Aegerter Ingin Segera Berlatih bersama Ten Kate
Artikel berikutnya Tes Portimao, Kawasaki Tanpa Kehadiran Lowes

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia