Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Gelar Juara, Kado Perpisahan Impian Scott Redding untuk Ducati

Jelang World Superbike Navarra, Scott Redding mengumumkan bakal melompat ke kapal BMW musim depan. Karena itu, pembalap Inggris tersebut ingin mencari kado perpisahan berupa gelar juara untuk Ducati.

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Gold and Goose / Motorsport Images

Redding kembali mengasapi Jonathan Rea, pemilik pole position, dan Toprak Razgatlioglu di Race 1 WSBK Navarra, Sabtu (21/8/2021).

Kemenangan kedua beruntun tersebut membuatnya bisa memangkas jarak dengan Rea, hingga tinggal 47. Dengan tujuh putaran tersisa, termasuk Navarra pekan ini, kans memutus rantai sukses sang juara bertahan masih terbuka.

Namun, untuk menuju ke sana, butuh proses yang panjang dan rumit. Apalagi kondisi Panigale V4R masih banyak kekurangan dibanding motor keluaran Yamaha atau Kawasaki.

Bahkan, oembalap Aruba.it Ducati itu mengaku tak bisa mengendalikan motor dengan maksimal kemarin karena bergoyang saat mendekati Tikungan 1. Karena sudah cukup sering menghadapi situasi tersebut, ia dengan tenang menyusun strategi agar bisa menyingkirkan Rea.

“Saya tidak mengendarai motor dengan sempurna karena motor bergoyang tapi akhirnya, bisa menyalip Rea di tikungan 1. Itu sungguh luar biasa. Saya menjalani lap pemanasan dengan sangat tenang. Pada beberapa putaran awal, saya tahu Rea sangat cepat jadi saya berusaha tetap tenang dan melihat di mana dia kuat dan di mana tampak lemah,” Redding menjelaskan.

“Saat saya melihatnya punya beberapa masalah, saya memberinya satu putaran lagi dan lalu menyerangnya. Saya tidak langsung mengebut ketika sudah ada di depan, tapi mencoba menjaga ritme tanpa terlalu berlebihan."

Ketika menengok saingan utama Redding kerepotan dalam upaya mengejarnya, pria 28 tahun itu tancap gas.

“Rea berada di belakang 0,3-0,4 detik dan saya lihat tak mampu mengikuti pace saya. Saya lalu meningkatkan ritme dan gap pun melebar. Rea melakukan kesalahan mungkin dan saya bisa berkendara dengan santai dan tanpa harus bertarung dengan motor sendiri," ia mengisahkan.

"Saya hampir jatuh di tikungan akhir ketika menyentuh kerb tapi kemudian saya dapat kembali ke ritme semula.”

Dari editor, baca juga:

Cuaca panas terik menambah sulit pertarungan tersebut. Di masa lalu, penghuni klasemen ketiga WSBK 2021 itu sering gagal finis kala balapan dalam temperatur udara tinggi.

“Tidak mudah ketika terlalu panas tapi saya merasa baik. Setelah panas di Jerez, saya tahu kalau akan sangat kuat. Beberapa kali dalam karier saya, saya harus mundur karena sangat panas tapi sekarang, dalam kondisi seperti itu, saya lebih baik,” katanya.

“Saya tahu kalau bisa menang dalam kondisi panas terik dan ini sangat berarti bagi saya. Sebuah langkah maju dalam karier.”

Kemajuan tersebut membuat Redding lebih optimistis menatap sisa musim. Ia berharap dapat mengoleksi banyak kemenangan dan mempersembahkan gelar juara untuk pabrikan Borgo Panigale.

“Ducati bukan motor terbaik saat turunan. Itu adalah titik lemah kami. Jelas bahwa turunan tidak akan hilang tapi perlu menghadapi dengan cara terbaik mungkin. Berada di depan lebih baik daripada membuntuti.

“Saya bisa mengemudikan motor dengan cara tertentu dan memungkinkan saya melakukan kesalahan kecil. Saya ingin terus berkendara seperti itu tapi tidak mungkin. Motor ini fantastis, tim melakukan pekerjaan hebat.

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Saya ingin memenangi titel dengan Ducati dan memberi yang terbaik. Hari ini, kami menunjukkan masih bisa menang. Tapi untuk menaklukkan titel, butuh hasil konsisten. Rea konsisten. Seandainya bisa juara, sungguh fantastis, apakaha saya harus gagal? Saya mau mencoba.

“Saya ingin bersenang-senang, kompetisi masih panjang dan ada 300 poin diperebutkan pada sirkuit berbeda. Seandainya menang besok sore, masih ada 5 poin lagi dan kalau menang juga di Superpole Race ada 3 poin tambahan. Kuncinya, selalu berada di depan lawan tertentu.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alasan Jonathan Rea Gagal Menangi Race 1 WSBK Navarra
Artikel berikutnya Jika Juara Dunia WSBK, Toprak Razgatlioglu Hijrah ke MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia