Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Hentikan Paceklik, Scott Redding Tak Mau Ngoyo Lagi

Setelah mengakhiri penantian panjang akan kemenangan, pembalap Aruba.it-Ducati, Scott Redding, tak mau ngoyo di sisa musim World Superbike (WSBK).

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Gold and Goose / Motorsport Images

Redding akhirnya kembali menjejak podium tertinggi Race 2 WSBK Ceko, setelah menunggu momen tersebut dalam 13 balapan. Ini merupakan yang terpanjang dalam kariernya di ajang tersebut.

Sukses itu terasa manis lantaran diraih melalui perjuangan yang dramatis. Ia harus berjuang mati-matian meredam pembalap PATA Yamaha WorldSBK Team, Toprak Razgatlioglu.

Alhasil, selisihnya poinnya dengan Jonathan Rea, kandidat juara dunia WSBK 2021, tinggal 50 saja. Pembalap Inggris tersebut mulai santai dan mengubah pendekatannya ketika mengetahui performa motor tak konsisten. Pelajaran ini didapat setelah mengalami kegagalan di Donington Park.

“Kejuaraan selalu terbuka. Saya berhenti memikirkannya. Saya hanya berpikir, ‘Sialan’, coba dan bawa pulang poin sebanyak mungkin yang kamu mampu. Kalau motor berfungsi baik, coba dan menang, dan ketika itu tidak bekerja dengan baik, seperti di Donington, hanya lakukan yang terbaik,” ujarnya.

“Di Donington, saya membuat kesalahan dengan mencoba terlalu keras, bertaruh, ketika seharusnya saya bisa memilih sesuatu yang sedikit aman. Sama seperti di Estoril (di mana ia mengalami kecelakaan pada balapan terakhir).

“Seandainya saya punya 20 poin lagi, gap lebih dekat. Tapi Anda belajar sedikit dari kesalahan, kadang Anda terlalu berambisi.”

Redding menargetkan mengumpulkan poin besar setiap pekannya. Untuk itu, ia hanya perlu naik podium secara rutin. Kemenangan adalah bonus.

“Sekarang, saya tidak lagi melihat kejuaraan. Saya hanya berpikir cara mendapat poin maksimum setiap akhir pekan atau setiap balapan. Kita akan lihat di akhir. Ketika saya memenangi kejuaraan atau saya berada di posisi kedua, (saya akan tahu). Saya melakukan yang terbaik setiap akhir pekan, dan secara teori, itu yang bisa saya lakukan,” ia menambahkan.

Baca Juga:

Pembalap 28 tahun tersebut membuka rahasianya bisa mengalahkan Razgatlioglu, yang dominan pada Race 1 dan Superpole. Ia memanfaatkan informasi yang dibocorkan pembalap Turki itu terkait ban belakang Pirelli SCX superlunak yang akan digunakannya dalam Race 2.

“Kadang Anda merasa sedikit ragu, tapi (kali ini), saya tidak ragu. Saya merasa tenang dan rileks, motor bekerja dengan baik,” ia mengungkapkan.

“Saya tidak merasakan tekanan, karena saya tahu bahwa kami punya ban sama seperti dia, pace sama sepertinya. Saya tahu seandainya saya punya perangkat yang sama, mungkin saya bisa lebih cepat.

“Saya hanya menundukkan kepala, mendapat ritme saya, celah mulai terbuka dan ketika kembali menurun, saya kembali memukulnya lagi dan menghancurkannya.”

Setelah mencetak kemenangan pertama sejak putaran di Estoril, Mei, Redding melamar kekasihnya Jacey Hayden. Kemudian dia bercanda, “Saya sangat gugup tentang itu daripada balapan berdarah! Saya mencoba melakukannya sejak Donington, itu kenapa saya sangat kecewa (kalah) pada Sabtu!”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Alvaro Bautista Belum 100 Persen Pasti Bertahan di Honda
Artikel berikutnya Tim Balap Milik Maverick Vinales Putus Kerja Sama dengan Yamaha

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia