Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Iker Lecuona Jelaskan Kesulitan Motor Superbike

Iker Lecuona dan Xavi Vierge untuk kali pertama akan turun di ajang balap berbasis motor produksi massal yang dimodifikasi. Mereka pun butuh adaptasi cepat.

Iker Lecuona, Team HRC

Iker Lecuona, Team HRC

Honda Racing

Tim pabrikan Honda, Honda Racing Corporation (HRC), terbilang berani menurunkan pembalap tanpa pengalaman untuk World Superbike (WSBK) mulai 2022.

Seperti diketahui, baik Iker Lecuona (22) maupun Xavier Vierge (24) masing-masing datang dari kelas MotoGP dan Moto2 pada Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Praktis, keduanya selama ini hanya terbiasa turun dengan motor prototipe. Padahal, WSBK memakai basis motor produksi massal yang sudah dimodifikasi sesuai kebutuhan balap.

Jika Xavi Vierge sudah turun langsung di Moto2 sejak 2015, maka Iker Lecuona berlomba di Grand Prix sejak 2016. Dua tahun terakhir, Lecuona mengendarai KTM RC16 milik Tech3 KTM di kelas MotoGP.

Statistik pembalap asal Spanyol itu di Kejuaraan Dunia Balap Motor memang tidak begitu impresif. Dari 85 Grand Prix, ia hanya mampu dua kali naik podium: kedua dan ketiga di kelas Moto2. Di Moto2, Lecuona juga tidak pernah finis lebih baik daripada P12 pada 2018 dan 2019.

Pada MotoGP 2021 lalu, Lecuona menunjukkan dirinya cukup mampu mengendalikan motor dengan bodi dan kapasitas mesin yang lebih besar.

Ia tiga kali menembus 10 besar dengan KTM RC16 bermesin 1.000cc, di antaranya dengan finis P6 di Sirkuit Red Bull Ring dan P7 ketika Sirkuit Silverstone kering.

Baca Juga:

Dari situ Honda berani memberikan kesempatan besar kepada Lecuona untuk turun di WSBK. Kebetulan, ia juga tidak mendapatan tim di MotoGP setelah Tech3 memilih mempromosikan Remy Gardner dan Raul Fernandez dari Moto2.

Namun, Lecuona tidak mengira bila semua hal baru di WSBK terkait teknis, seprti: Honda CBR1000RR-R Fireblade, ban Pirelli, dan beberapa sirkuit, terbilang sulit baginya.

“Saya suka motor (berukuran) besar. Tetapi Honda ini sesuatu yang benar-benar berbeda. Cara kerja motor ini sangat berbeda,” ujar Lecuona.

Karena berbasis produksi massal, mesin yang dipakai Honda CBR1000RR-R pun bukan prototipe seperti “saudaranya” di MotoGP, Honda RC213V. Hal yang sama juga berlaku untuk ban.

“Anda bisa langsung memiliki grip setelah lima lap. Lalu, ban belakang akan selip (spin) dan Anda harus bisa menyesuaikannya saat mengambil tikungan,” kata Lecuona.

Iker Lecuona juga menjelaskan dirinya harus menyesuaikan racing line karena karater kerja sasis motor WSBK yang cenderung lembut. Hal itu membuat motor lebih banyak bergerak saat melibas trek lurus panjang.

“Dengan motor MotoGP, Anda masih bisa sedikit lembut meskipun memakai ban bekas. Jadi, ini benar-benar berbeda,” kata Lecuona.

Iker Lecuona pun langsung teringat dengan karakter motor yang pernah dipakainya di MotoGP. Semua tahu bila motor MotoGP memakai rem berbahan karbon. Bahkan dalam kondisi trek basah sekalipun.

“Rem ini memang luar biasa. Di motor Superbike, Anda mengandalkan sistem rem standar. Rem ini tidak jelek hanya jelas tidak sama dengan karbon,” ucapnya.

“Bagi saya, Superbike ini adalah tantangan. Motor lebih berat. Efek pengereman juga kecil, demikian juga dengan kecepatan. Tetapi, saya harus bisa beradaptasi dengan itu.

“Saya harus memulai dari nol, dan harus mengembangkan kecepatan secara bertahap untuk kemudian membuat kemajuan.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Regulasi Baru Bisa Bikin Kompetisi WSSP Tak Seimbang
Artikel berikutnya Komisi Superbike Rilis Regulasi untuk Tingkatkan Keselamatan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia