Ini Alasan Kawasaki Mampu Stabil Bersaing di WSBK
Jonathan Rea dan Kawasaki mampu menguasai World Superbike (WSBK) enam tahun terakhir. Scott Redding pun memberikan analisis terkait fenomena tersebut.
Scott Redding melakukan debut di WSBK pada tahun lalu dan saat ini menjalani musim kedua bersama tim pabrikan Aruba.it Racing – Ducati. Pada musim perdananya, Redding mampu merebut lima kemenangan dan sembilan finis podium lainnya untuk menjadi runner-up.
Jika tahun lalu lawan terberat Redding dan Ducati hanya Jonathan Rea dan Kawasaki, maka tahun ini Yamaha juga ikut dalam perburuan gelar. Faktanya, Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha with Brixx WorldSBK) mampu memimpin klasemen jelang dua balapan tersisa.
Secara matematis, Redding yang kini berada di posisi ketiga klasemen – tertinggal 30 poin dari Rea di P2 dan 54 poin dari Razgatlioglu – juga masih berpeluang merebut gelar juara dunia WSBK tahun ini.
Di mata Redding, melihat dominasi enam tahun sebelumnya dan sekarang masih menempatkan Rea – kampiun WSBK 2015 sampai 2020 – di posisi kedua klasemen, menunjukkan kemampuan Kawasaki untuk stabil bersaing di papan atas.
Redding, yang akan meninggalkan Ducati untuk bergabung dengan skuad pabrikan BMW mulai WSBK musim depan, menilai pengembangan motor yang dilakukan pabrikan asal Italia tersebut berperan krusial atas torehan selama ini.
Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
“Ducati ingin menang. Karenanya mereka selalu mencoba beberapa hal baru. Mereka terus bekerja dan berusaha mengembangkan motor,” kata Redding musim ini sudah merebut enam kemenangan dan 13 finis podium lainnya.
“Saya kira mereka akan mampu memenangi gelar juara dunia. Tetapi, mereka harus menyadari ada beberapa hal yang harus diubah.
“Tidak mudah melakukan pengembangan jika harus tes di tengah suhu 10 atau 12 derajat pada musim dingin. Anda memang masih bisa melakukan banyak tes pada akhir pekan balapan. Tetapi, tidak ada yang bisa menggantikan waktu tes pramusim.”
Pembalap asal Inggris, 28 tahun, tersebut menambahkan, Kawasaki mampu stabil bersaing di papan atas karena mereka diuntungkan dengan hasil dalam beberapa tahun terahir.
“Mereka juga konstan membuat pengembangan tetapi tidak memulainya dari nol,” ucap pembalap yang pernah dua kali naik podium di MotoGP dalam 90 balapan antara 2014 sampai 2018 tersebut.
Redding pun mencontohkan pengembangan yang dilakukan Ducati pada Panigale V2. Motor dua silinder berkasitas 955cc tersebut mampu sangat cepat dan stabil karena sejumlah pengembangan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
“Mereka belajar banyak dari balapan sehingga mampu mengembangkan paket sedikit demi sedikit. Dari sini saya tahu bila Kawasaki tidak banyak melakukan ubahan dan terbukti mampu stabil berada di depan,” ucap Redding kepada Speedweek.com.
“Ducati mengubah konsep secara masif (pada Panigale V4 R). Padahal, dengan perubahan itu Anda tidak sekadar memiliki mesin baru tetapi juga karakter yang benar-benar berbeda. Jadi, butuh waktu untuk mengubah motor baru menjadi motor pemenang.”
Scott Redding pun menjelaskan, bila sebuah motor sulit memenangi balapan secara stabil di WSBK, berarti pabrikan harus melakukan lebih banyak tes dan jangan membuat ubahan terlalu besar. Ini harus dilakukan untuk persiapan menghadapi musim baru nanti.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.