Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Jonathan Rea Seolah Kembali ke Mimpi Buruk dengan Honda

Juara bertahan WSBK, Jonathan Rea, merasa frustrasi dan mengklaim sedang mengulangi mimpi buruk saat masih memperkuat tim Honda.

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sesi latihan bebas kedua WSBK Argentina, di Sirkuit San Juan Villicum, Jumat (15/10/2021), diakhiri dengan terhempasnya Rea di Tikungan 6. Motornya rusak parah, sementara saingannya, Toprak Razgatlioglu meluncur mulus.

Timbul pertanyaan kompleks tentang strategi ban, selain kinerja motor dan karakter trek. Pastinya, pembalap Kawasaki Racing tersebut menuntut motor baru karena Ninja ZX-10RR, yang ditungganginya, tak bisa diselamatkan.

“Saya membutuhkan motor baru untuk besok. Sungguh frustrasi, terutama karena itu terjadi di awal sesi,” ujarnya.

“Saya kehilangan keseimbangan di depan. Saya tidak bisa menjelaskan itu kepada diri sendiri. Saya kira saya berkendara pada jalur ideal. Saya sedang membangun kepercayaan diri dan menemukan batas.

“Kami tidak bisa membandingkan dua opsi ban untuk ban belakang. Saya tahu bagaimana tingkah ban depan, tapi saya tidak dapat mencoba ban lunak di belakang. Tapi, kami dapat menggunakan data dari Alex (Lowes).”

Baca Juga:

Kejatuhan tersebut membuat Rea tak bisa mengumpulkan data dengan maksimal. Rider Irlandia Utara itu butuh kerja keras timnya untuk meningkatkan kinerja paket motor yang baru.

“Sungguh tidak ideal. Itu memberikan kami banyak pekeraan untuk besok. Ritme saya tidak terlalu bagus. Toprak sangat tangguh. Saya melihat waktu lap pembalap lain. Kami jelas memiliki kekurangan,” katanya.

Perkembangan Kawasaki boleh tidak terlalu signifikan musim ini. Sebenarnya, mereka sudah mengajukan homologasi untuk motor 2021, tapi karena target kecepatan tidak berlaku, namun FIM menolak karena pembaruan mesin terlalu sedikit.

“Saya tidak mau bicara terlalu detail tentang itu, karena artinya saya hanya mengeluh. Tapi, Anda bisa lihat dengan jelas di mana kami kesulitan,” Rea menanggapi.

“Tentu saja, saya sudah berada di batas, seperti lainnya. Ini tak ada hubungannya dengan tekanan Toprak. Saya tidak mau menyerah tanpa berjuang. Saya hanya ingin bertarung sampai akhir.”

 

Tak dipungkiri, Rea teringat dengan periode sulit bersama Honda, di mana hasil terbaiknya adalah peringkat ketiga klasemen WSBK 2014. Setelah pindah ke Kawasaki, tahun berikutnya, pria 34 tahun tersebut seolah tak terbendung dan terus menduduki peringkat pertama.

“Saya tidak suka situasi ini, tapi cukup familiar dengan itu. Tujuh, delapan atau sembilan lalu, saya mengalami kondisi ini setiap akhir pekan. Saya punya pengalaman dengan itu,” ia mengungkapkan.

“Saya memberi banyak tekanan kepada Kawasaki. Dalam setiap pertemuan, kami mencoba menekan engineer dan tim. Tapi, tak ada perubahan. Kadang ada rasa frustrasi, tapi saya tetap tenang. Saya melakukan lebih banyak kesalahan.”

Ia lalu membandingkan kans dirinya dengan pembalap PATA Yamaha di sisa dua putaran musim ini.

“Lebih menyenangkan kalau punya keunggulan besar dan tahu bahwa Anda dapat mengalahkan siapa pun. Itu yang terbaik,” Rea menuturkan.

“Sekarang sulit. Kami tidak bisa membangun momentum dalam beberapa balapan terakhir. Toprak mengemudi dengan sangat baik dan tidak membuat kesalahan. Timnya yang salah, tapi dia bebas dari kesalahan.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ini Syarat Toprak Razgatlioglu untuk Pindah ke MotoGP
Artikel berikutnya Scott Redding Belum Kehilangan Asa Kejar Gelar WSBK 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia