Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rea Ungkap Rahasia Hampir Akhiri Karier di Usia Muda

Pembalap Kawasaki, Jonathan Rea, mengatakan dirinya hampir akhiri kariernya di usia yang sangat muda karena insiden besar, tapi ia berhasil bangkit dan sukses di World Superbike (WSBK).

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sejak bergabung dengan Kawasaki Racing Team WorldSBK pada 2015 lalu, Rea telah memenangi enam gelar juara dunia WSBK secara beruntun (2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020) dan telah mengumpulkan 103 kemenangan.

Pria asal Irlandia Utara itu telah mencatatkan rekor baru di WSBK, dan menjadikan dirinya sebagai pembalap terbaik di kategori tersebut.

Namun, kesuksesannya saat ini di awali dengan momen buruk. Jonathan Rea pernah mengalami cedera patah tulang paha yang membutuhkan waktu lama untuk pulih.

Saat itu, Rea mengalami cedera serius tersebut di usia 17 tahun dan sempat berpikir untuk mengakhiri kariernya di ajang balap motor.

“Itu merupakan momen tersulit dalam hidup saya. Itu terjadi pada 2004 lalu, dan mimpi saya menjadi pembalap di kejuaraan dunia baru saja dimulai,” kata Rea kepada Guardian.

“Saya balapan di Supersport bersama Honda, dan mengalami cedera patah tulang paha pada balapan keenam. Itu terjadi pada sebuah sirkuit di Skotlandia.

“Saya tidak pingsan, tapi saya berharap itu terjadi karena saya merasakan sakit yang luar biasa.

“Dokter yang ada di sirkuit langsung mengatakan bahwa saya mengalami patah tulang paha. Saya bertanya-tanya bagaimana dia mengetahuinya. Lalu dia mengatakan kepada saya tulang paha saya menembus kulit.”

Baca Juga:

Kecelakaan itu bukan sepenuhnya kesalahan Jonathan Rea, karena beberapa hal teknis juga berperan besar dalam insiden tersebut.

Jonathan Rea mengatakan bahwa remnya tidak berfungsi saat memasuki tikungan pertama dalam kecepatan 160 km/jam.

Saat itu, Rea harus berhenti dari dunia balap selama beberapa bulan sebelum bisa kembali mengendara motor.

Namun, pada tahun 2005, ia berada di urutan keempat di BSB pada musim Superbike pertamanya. Dokter sempat mengatakan bahwa ia tidak akan pernah mengendarai motor lagi.

Cedera mengerikan dan ucapan dokter membuat Rea langsung mengubah pola pikirnya dan berkendara dengan lebih hati-hati untuk menghindari insiden besar.

“Cedera itu membutuhkan empat kali operasi untuk mengembalikan tulang ke posisinya. Tulang tidak tumbuh secara bersamaan, pilihan terakhir adalah cangkok tulang pinggul, dan itu berhasil,” ujarnya.

“Dokter mengatakan bahwa saya tidak akan pernah bisa balapan lagi. Tapi itu memberikan saya motivasi besar setiap hari.

“Para dokter menyamakan saya dengan pasien lainnya. Tapi Anda tidak pernah menyangka saya bekerja dengan cara berbeda.

“Tentu saja saya sempat berada di momen buruk. Namun, keluarga saya mengangkat moral sata dan pelatih membangun fisik saya menjadi lebih kuat. Setelah delapan bulan absen, saya bisa kembali ke atas motor.”

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK, Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, Garrett Gerloff, GRT Yamaha WorldSBK Team, Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK, Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, Garrett Gerloff, GRT Yamaha WorldSBK Team, Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Toprak Razgatlioglu Tak Dikhianati Kerja Keras
Artikel berikutnya WSBK Indonesia 2021 di Mandalika Digelar dengan Sistem Bubble

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia