Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Kallio Racing Tertatih-tatih Pertahankan Eksistensi di WSSP

Menjadi salah satu tim kuat di World Supersport (WSSP) tidak lantas membuat Kallio Racing mudah mendapatkan sponsor. Mereka bahkan nyaris gulung tikar musim ini.

WSS Champion Sandro Cortese, Kallio Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Tim tersebut didirikan mantan pembalap MotoGP, Mika Kallio, dan saudara laki-lakinya Vesa. Proyek awalnya adalah Kejuaraan Superstock 600 Eropa.

Setelah beberapa tahun berkecimpung di ajang itu, mereka akhirnya dapat wild card di WSSP Inggris pada 2015. Menurunkan Niki Tuuli di Donington Park, ia berhasil tembus 10 besar.

Sayangnya, Este Hannes Soomer yang diminta menggunakan wild card di Magny-Cours hanya finis P21. Keduanya kembali menggunakan jatah tersebut dalam tiga kesempatan pada 2016. Rider Finlandia menjadi runner-up dalam seri yang diikutinya.

Pemilik tim melihat kompetisi itu punya prospek cerah sehingga lebih serius menggarapnya. Pada 2017, Kalio Racing menjadi kompetitor tetap. Sheridan Morais dan Tuuli didudukkan di atas motor.

Kali ini, keberuntungan lebih berpihak kepada rider Afrika Selatan, yang sukses mengunci kemenangan pertama di Lausitzring dan duduk di peringkat keempat klasemen akhir. Sebaliknya, Tuuli tak pernah menginjak podium tapi masih bisa bertengger di peringkat ketujuh.

Hasil pada tahun debut boleh dibilang memuaskan. Mereka pun lebih ambisius dengan merekrut juara dunia Moto3 2012, Sandro Cortese, dan memasangkan dengan Loris Cresson.

Hannes Soomer, Kallio Racing

Hannes Soomer, Kallio Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Ia mengoleksi delapan podium, termasuk dua kemenangan, dalam 12 balapan. Titel dibawa pulang usai berduel sengit dengan Jules Cluzel pada seri pamungkas di Qatar. Sementara, Cresson harus puas finis di peringkat ke-12.

Cortese memilih naik ke World Superbike, sedangkan Kallio Racing mengaspalkan tiga pembalap. Isaac Vinales finis P7, Thomas Gradinger P9 dan Hannes Soomer ada di urutan ke-14. Mereka mendapatkan empat podium musim 2019.

Tahun berikutnya, alokasi motor dikurangi dan Vinales-Soomer bertahan. Keduanya finis posisi kedelapan dan kesembilan, serta mempersembahkan empat podium.

Pada 2021, Soomer berpasangan dengan Vertti Takala. Ia masuk ke lima terbesar tiga kali. Keduanya mengakhiri musim di urutan ke-12 dan 15.

Penurunan prestasi berujung pada berkurangnya daya tarik tim di mata sponsor. Mereka dihantui badai cedera musim ini.

Alessandro Zetti cedera setelah WSSP Belanda di Sirkuit Assen. Patrick Hobelsberger juga dibekap cedera saat jatuh dalam latihan di Slovakia Ring, dilanjutkan crash di Donington Park.

Sekarang, Kallio Racing benar-benar kesulitan dari sisi finansial. Efek pandemi Covid-19 ditambah lonjakan inflasi global serta perang Ukraina-Rusia membuat mereka tercekik.

Skuad itu butuh uluran tangan untuk mengamankan slot di WSSP 2023. Sebagai informasi, tim harus menyiapkan 350-400 ribu euro (sekitar Rp5,2-5,9 miliar) untuk setiap pembalap permusim, supaya bisa memenangi lomba di ajang itu.

Baca Juga:

“Tidak pernah mudah selama bertahun-tahun. Selama pembatasan akibat pandemi Covid-19, setelah tindakan itu dan sekarang, perang antara Rusia lawan Ukraina, membuat perusahaan kesulitan,” ujar Vesa Kallio dilansir Speedweek.com.

“Tidak ada yang ingin melakukan sesuatu selama Covid, itu makin menyulitkan bagi tim independen kecil. Namun, itu hanya satu hal. Di luar itu, regulasi selalu berubah, tak ada yang tahu ke mana Yamaha menuju. Mesin sekarang pada level sangat setara.”

Untuk menyiasati minimnya dana, keluarga Kallio bahu-membahu. Sang ayah, Hannu, bekerja menyiapkan mesin dari bengkel di Valkeakoski. Sebelumnya, motor 600cc empat silinder, 675cc tiga silinder, 750cc dua silinder boleh berlaga di kelas tersebut.

Musim ini, Ducati 955cc Panigale V2, Triumph Street Triple 765 RS dan MV Agusta 800cc RR diberi lampu hijau masuk kek kompetisi.

“Dia tidak muda lagi. Kami harus menemukan dana cukup dari sumber lain, kalau tidak, kami tidak bisa lanjut di WSSP. Penerbangan menjadi sangat mahal sekarang menjadi sangat rumit,” ucapnya.

“Kami mulai tim dengan mekanik dari Finland. Saya memastikan grup inti tetap sama. Kami punya informasi cukup dan skill untuk berkendara di level Kejuaraan Dunia.

“Kami juga melakukan latihan pembalap dan track day. Kami akan melakukan segala sesuatu berhubungan dengan balapan. Di Finlandia, kami punya beberapa pembalap.”

Patrick Hobelsberger, Kallio Racing, Philipp Oettl, Team Goeleven

Patrick Hobelsberger, Kallio Racing, Philipp Oettl, Team Goeleven

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Trek Sulit Berlalu, Alvaro Bautista Lebih Percaya Diri
Artikel berikutnya Jelang WSBK Catalunya, Toprak Razgatlioglu Ogah Lihat Klasemen

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia