Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rea Tegaskan Konsesi Super Tak Berpengaruh pada Kawasaki

Regulasi konsesi super yang diberlakukan di World Superbike (WSBK) tak berpengaruh apa pun kepada Kawasaki Racing. Jonathan Rea yakin timnya masih tak bisa melawan dominasi Aruba.it Ducati.

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pekan lalu, WSBK mengumumkan akan menerapkan sistem konsesi super untuk membantu tim-tim yang kesulitan sehingga bisa memberi perlawanan. Mereka diizinkan menggunakan bagian sasis berbeda dari model produksi. Ini akan diuji pada akhir musim.

Ini adalah langkah lanjutan setelah sistem konsesi mesin dan batas putaran yang dapat disesuaikan dirilis pada 2018.

Menurut Rea, aturan tersebut bukan solusi tepat saat ini. Ducati merajalela di trek lurus.tentu bukan karena faktor sasis saja. Ada bagian lain yang jadi pembeda dari pabrikan lain.

“Dari apa yang saya baca, mereka utamanya akan memperhatikan sasis tapi itu area di mana Kawasaki sudah sangat kuat. Jadi saya ragu mereka akan membantu kami,” ucapnya, dikutip dari GPOne.

“Saya akan memilih kembali kepada putaran yang berhak kami miliki dan mungkin, batas bobot motor.”

Baca Juga:

Setelah menuntaskan WSBK Argentina, pembalap Irlandia Utara itu kembali mengutarakan pendapatnya.

“Saya mengerti ide super konsesi, tapi saya ingin melihat kejuaraan di mana motor terbaik dibangun dalam batas homologasi dan regulasi,” ia menjelaskan.

“Dengan cara itu, siapa pun akan tergoda membeli motor. Namun, bagaimana Anda melakukan itu ketika di dealer harga satuannya mencapai 40 ribu euro (sekira Rp619 juta) dan yang lain hanya 17 ribu euro? Itu tidak sama.”

Timpangnya harga itu menjelaskan tentang perbedaan spesifikasi. Panigale V4 R lebih mirip motor balap ketimbang motor jalan raya.

Kepala kru Rea, Pere Riba, juga ikut angkat bicara mengenai kurangnya tenaga mesin Ninja ZX-10RR dibanding motor yang ditunggangi Alvaro Bautista.

“Mesin hanya area yang membuat perbedaan. Kami perlu 200 bhp lagi. Dengan ekstra 20 bhp, ceritanya akan berbeda dan Johnny dapat bertarung lawan Alvaro. Saya yakin itu,” ia menuturkan.

“Ducati adalah motor yang dibangun untuk balap, sedangkan Kawasaki motor jalan raya. Kawasaki juga bisa membangun V4, tapi Anda harus menjaga mentalitas pabrikan Jepang di kepala.

“Saya tidak mau mengritik Kawasaki di Jepang. Itu hanya analisis saya terhadap situasi.”

Saat ini, harapan juara WSBK enam kali tersebut untuk menambah titel kandas. Sejak balapan di Estoril, 22 Mei 2022, ia tak pernah menang. Sebaliknya, Alvaro Bautista sangat mendominasi. Mereka kini terpisah gap 100 poin.

Alvaro Bautista, Aruba.it Racing Ducati, Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WSBK

Alvaro Bautista, Aruba.it Racing Ducati, Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Acungkan Jari Tengah ke Bassani, Baz Didenda Rp15,4 Juta
Artikel berikutnya WSBK Indonesia 2022 Kian Dekat, ITDC-MGPA Terus Matangkan Persiapan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia