Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Leon Haslam: Kontrak Pembalap Sekarang seperti Penjara

Mantan pembalap World Superbike (WSBK), Leon Haslam, menyebut kontrak yang berlaku untuk pembalap kadang membuat mereka seperti dipenjara.

Leon Haslam, TPR Team Pedercini Racing

Gold and Goose / Motorsport Images

Meski usianya sudah 39 tahun, Haslam masih punya keinginan untuk berlaga di trek. Musim lalu, seharusnya jadi, musim terakhirnya muncul di kancah kejuaraan dunia Superbike.

Performa yang mengecewakan dalam balapan tersebut membuatnya terdepak dari Honda Racing. Ia pun memilih untuk kembali ke British Superbike.

Namun, tawaran kembali ke WSBK datang lagi dari Pedercini Kawasaki. Ia diproyeksikan tampil di Misano (11-12 Juni), Donington Park (16-17 Juli), Most (30-31 Juli) dan Portimao (8-9 Oktober).

Sambil menunggu momen itu tiba, Haslam senang mengenang perjalanan kariernya. Ia pernah mencicipi grand prix, kelas 125cc hingga 500cc, antara 1998-2002.

Setelah itu, pria Inggris tersebut pindah ke Superbike dan bertahan selama 19 tahun. Haslam merasakan perbedaan besar antara kejuaraan dari tahun ke tahun.

Di masa lalu, suasana sangat kekeluargaan dan para pembalap bisa dekat dengan penggemar. Sekarang, terasa ada jarak lebar antara kedua belah pihak.

“Saya datang ke kejuaraan dunia pada usia sangat muda dan sedikit pengalaman. Itu adalah musim terakhir Colin Edwards,” ia menjelaskan kepada GPOne.com.

“Dulu, paddock lebih terbuka dan lebih ramah kepada para penggemar, seperti kasus British Superbike (BSB) sekarang. Itu adalah tempat bersenang-senang dengan keluarga. Meski di antara pembalap, ada malam menyenangkan setelah latihan atau balapan. Kami merayakan.”

Baca Juga:

Dalam lingkungan pembalap tidak terlalu dekat karena mereka hanya memikirkan prestasi. Haslam kangen dengan masa lalu.

“Selama beberapa tahun, saya rindu dengan perasaan itu di Piala Dunia, mungkin karena Covid-19. Tapi, juga karena profesi pembalap lebih pada pekerjaan hari ini,” ucapnya.

“Itu selalu menjadi dunia profesional, di mana setiap orang memberikan yang terbaik. Tapi, hari ini, dengan media sosial, semua telah berubah dan Anda di bawah pengawasan konstan.”

Haslam mencari penyebab perubahan atmosfer. Salah satunya adalah kontrak yang terlalu mengikat para pembalap.

“Kontrak yang menyatakan Anda tidak boleh bicara dan apa yang tidak boleh Anda bahas. Itu seperti kurangnya kebebasan, sedikit seperti penjara,” katanya.

“Bagi saya, itu bukan perkembangan bagus, meski saya memahami kenapa. Itu bisnis besar dan Anda merepresentasikan pekerjaan banyak orang.

“Saya punya akademi pembalap dan saya mencoba mengajarkan kepada para pembalap bagaimana menjaga kepribadian mereka meski harus beradaptasi terhadap beberapa aturan tertentu. Itu hal paling berat bagi saya.”

Leon Haslam, TPR Team Pedercini Racing

Leon Haslam, TPR Team Pedercini Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bintang-bintang MotoGP Kagumi Persaingan di WSBK
Artikel berikutnya Xavi Fores Tegaskan Masih Pantas di World Superbike

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia