Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Loris Baz dan Scott Redding Ngeri Tonton WSSP300

Tragedi tewasnya Dean Berta Vinales di World Supersport 300 (WSSP300) Spanyol, Sabtu (25/9/2021), mengundang kritik seputar keamanan kelas tersebut. Loris Baz bahkan mengecap kategori itu paling berbahaya.

Loris Baz, Team GoEleven

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Baz kembali ke kancah World Superbike (WSBK) sebagai pengganti Chaz Davies, selama pemulihan cedera. Comeback-nya bersama GoEleven di Sirkuit Jerez, berbuah peringkat keenam (Race 1) dan kesembilan (Race 2).

Pada ‘debut’ tersebut, pembalap Amerika Serikat itu tak bisa menjalankan secara penuh. Superpole Race dibatalkan karena kecelakaan yang melibatkan lima pembalap WSSP300 dan menelan korban jiwa, Vinales.

Kabar tersebut tentu saja membuat suasana berubah muram. Pembalap G.A.P Motozoo Racing by Pucetti, Michel Fabrizio, mendadak pensiun sebagai bentuk protes terhadap FIM dan penyelenggara, setelah melontarkan kritik keras.

Baz memilih jalur tidak ekstrim dalam mengutarakan pandangannya. Berdasarkan pengalaman orang terdekatnya, rider 28 tahun itu melihat potensi bahaya di level kompetisi rendah daripada teratas.

“Ini bukan saat terbaik untuk membahas itu, tapi SuperSport 300 selalu menjadi kategori paling berbahaya. Saya tidak mau menontonnya karena menakutkan,” tuturnya, dikutip dari GPOne.com.

“Adik pelatih saya pernah berlaga di kelas itu, tapi dia hengkang setelah tiga balapan karena sedih dan ketakutan, tanpa bisa memetik pelajaran apa pun dari kompetisi ini.

“Motor semua punya prestasi sama, tidak bisa melakukan perbedaan, konsekuensinya ketika Anda berada dalam grup besar dan kemudian, terjadi sesuatu yang tidak pernah Anda harapkan. Menurut saya pribadi, kelas 600 tidak terlalu berbahaya.”

Sementara itu, pembalap Aruba.it Ducati, Scott Redding, sempat melihat jalannya lomba beberapa awal lap. Ia lalu memutuskan berhenti menonton karena timbul perasaan ngeri.

Baca Juga:

Para pembalap muda tersebut kian kompetitif dan tidak mau membuka celah sekecil apa pun. Mereka pun berlaga dengan jarak sangat dekat.

“Saya terkejut karena peristiwa itu tak terjadi di awal. Saya menonton empat lap dan tak sanggup lagi menyaksikannya. Jujur, saya merasa takut. Mereka terlalu dekat,” katanya.

“10 atau 15 tahun lalu, Anda hanya punya dua atau tiga pembalap melaju, lalu ada tiga lagi. Pada hari yang bagus, terbentuk grup yang terdiri dari lima atau maksimal enam pembalap. Sekarang, Anda bisa punya 20 dalam grup.

“Saat ada iring-iringan 15 pembalap, lalu terjadi sesuatu pada pembalap ketiga, keempat, kelima atau keenam yang datang, tak bisa berbuat apa-apa. Ini terjadi dalam kecelakaan Shoya Tomizawa di Misano. Anda dalam posisi di mana tidak bisa melihat karena sangat dekat satu sama lain.”

Di tengah duka cita, penyelenggara melanjutkan kompetisi pada Minggu. Keputusan tersebut dipengaruhi oleh permohonan keluarga Vinales.

“Dari satu sisi, balapan seperti itu memberi hibura, tapi sisi lainnya, negatif untuk keselamatan karena margin kesalahan berkurang. Sulit sekaligus menyedihkan karena seorang remaja kehilangan nyawa,” Redding mengungkapkan.

“Saya tak mengenalnya secara pribadi, tapi ini semua menyakitkan. Kami lanjut balapan karena keluarganya menginginkan itu untuk menghormatinya. Seandainya, mereka meminta kami tak balapan, pasti kami akan menghormati dan menghentikan semuanya.”

Isaac Vinales, Orelac Racing Verdnatura, Maverick Vinales

Isaac Vinales, Orelac Racing Verdnatura, Maverick Vinales

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Redding kebingungan di mana letak kesalahan karena sistem keselamatan sudah sangat bagus.

“Kami harus lanjut dan penyelenggara sudah melakukan yang terbaik. Keamanan fantastis, dengan helm dan kostum balap…tapi tidak bisa berbuat apa pun ketika terjadi seperti ini. Ada banyak tanda tanya. Usia juga tidak ada hubungannya dari yang terlihat.

“Mungkin balapan terlalu dekat, tapi mungkin perlu berhenti sedikit. Sama halnya dengan Moto3, yang kehilangan pembalap muda tahun ini,” ujarnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lima Pembalap Tumbal Sirkuit Jerez
Artikel berikutnya Alex Lowes Korbankan Spanyol demi WSBK Portugal

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia