Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Nyaris tersingkir dari WorldSBK, Laverty: Saya stres

Kontrak yang tidak diperpanjang oleh Shaun Muir Racing (SMR) membuat Eugene Laverty dalam tekanan berat. Ia bahkan sampai ketakutan andai tidak bisa lagi balapan World Superbike.

Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

SMR, menurunkan motor dengan dukungan Aprilia dan mengusung nama Milwaukee Aprilia pada 2018, beralih untuk menjadi pabrikan BMW musim 2019. Laverty didepak, sebagai gantinya tim menggaet duet Tom Sykes-Markus Reiterberger.

Usai masa depan yang tak menentu, Laverty akhirnya berhasil mencapai kesepakatan dengan Go Eleven Ducati. Namun rekan setim Lorenzo Savadori terpaksa hijrah ke balap motor listrik MotoE bersama Team Trentino Gresini.

“Sejujurnya, sangat stres, karena tidak memiliki apa-apa pada akhir Oktober dan itu tidak ideal,” tutur Laverty kepada Motorsport.com saat event "La 100km dei Campioni" di Tavullia, Italia pertengahan bulan lalu.

“Saya sangat beruntung mendapatkan tim, karena masih ada beberapa pembalap lain di (World) Superbike yang kehilangan kursi, dan itulah yang menakutkan.

“Yang penting saya punya motor, dan hal kedua adalah motornya bagus,” ucapnya.

Baca Juga:

Setelah mengetahui tak lagi bagian dari rencana SMR pada 2019, Laverty menyambangi paddock MotoGP di Malaysia untuk bertemu dengan Aprilia, sekaligus mengeksplorasi opsi agar tetap berada di WorldSBK.

“Saya terbang ke Qatar untuk balapan terakhir kami (di WorldSBK) dan rencana saya adalah pulang ke rumah dari Qatar,” ungkapnya.

“Pada akhirnya saya harus mengubah penerbangan saya ke Kuala Lumpur untuk berbicara dengan Aprilia di sana, karena pada saat itu kami sedang berusaha membuat sesuatu demi mempertahankan RSV4 di grid.

“Sayangnya, itu tidak mungkin, tetapi itu bagian dari pekerjaan. Ketika Anda kehilangan kursi, Anda harus mencari di mana-mana. Saya terus berjuang, saya tidak menyerah,” tandas Laverty.

Ditanya tentang prospek tahun depan, ia menjawab: “Saya tahu Ducati selalu memberi pelanggan mereka level motor yang sangat baik, seperti Barni Racing musim ini dengan (Xavi) Fores. Dia mampu bertarung melawan pembalap-pembalap pabrikan. Itulah targetnya.

“Sepertinya mereka akan bertarung di depan melawan Kawasaki. Johnny (Rea) masih terkuat, dan kami perlu mengejarnya. Tapi saat tes pertam, motor sudah sangat mengesankan,” tukas mantan pembalap MotoGP itu.

Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
Eugene Laverty, Milwaukee Aprilia
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rea dianggap buang peluang di MotoGP
Artikel berikutnya Review World Supersport 300 2018: Galang Hendra

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia