Rea Sudah Tahu Razgatlioglu Bakal Menggila di WSBK Inggris
Jonathan Rea dengan besar hati mengakui ketangguhan Toprak Razgatlioglu di World Superbike (WSBK) Inggris. Pembalap Kawasaki Racing itu merasa gagal memanfaatkan kesempatan yang terbuka.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Tergelincirnya pemuncak klasemen, Alvaro Bautista, saat memasuki area Goddards di Sirkuit Donington Park, menjadi stimulus dua rivalnya mulai Race 1. Razgatlioglu tak mau menyia-nyiakan peluang sehingga mencatatkan hat-trick di seluruh sesi.
Sedangkan, Rea tak mampu menandingi kecepatan YZF-R1 sehingga mencetak runner-up pada Race 1 dan Superpole Race, turun ke urutan ketiga Race 2, seiring dengan kebangkitan Bautista.
Pembalap Irlandia Utara sedikit menyesal karena tidak bisa mengukir prestasi tertinggi di hadapan publiknya. Di sisi lain, dia sudah punya insting kalau Razgatlioglu bakal unggul karena Donington Park adalah salah satu trek yang membuat performanya menonjol.
“Saya datang kemari dengan keinginan untuk menang, sehingga ada bagian dari saya yang merasa tak mampu memanfaatkan peluang. Tapi, kami tidak bisa mengeluh, gambaran besarnya bagus dan kami menantikan balapan di Most,” ujarnya.
“Perubahan bagus dalam kejuaraan dan hanya berlangsung untuk membuktikan semua dan apa pun dapat terjadi. Bagi saya, hanya ingin balapan bersih dan terus konsisten akhir pekan ini. Saya kuat tapi tidak cukup kuat untuk menantang perburuan kemenangan.
“Toprak telah menjalani akhir pekan luar biasa, dia sangat tangguh. Ini adalah salah satu sirkuit di mana ia sering tampil hebat. Saya ingat dia ketika bersama Kawasaki pada 2018, kami saling memberikan neraka selama 23 lap.
“Tentu saja, saya tahu dia akan sangat kuat. Alvaro belum banyak tampil di Donington, tapi dia hebat saat menyambanginya pada musim debut. Saya sudah menduga para pembalap ini akan ada di sekitar.”
Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WSBK
Photo by: Gold and Goose / Motorsport Images
Rea yang menjadi polesitter lantas menjelaskan penyebab kesulitan yang dialami. Padahal, ia beberapa kali memimpin rombongan, sebelum menyerah dari Razgatlioglu.
Remnya terlalu panas karena terus kejar-kejaran dengan pembalap Pata Yamaha. Di sisi lain, ia mampu mengimbangi Razgatlioglu dengan ban usang.
“Saya berada dalam slipstream-nya selama tiga perempat awal balapan dan saya membuat rem kepanasan. Saya melaju di Melbourne Loop satu lap dan tidak melambat. Faktanya, saya khawatir mungkin akan menabraknya pada satu titik,” pembalap yang memangkas poin tinggal 17 dari Bautista itu menjelaskan.
“Tapi ketika gap udara muncul, saya bisa mendapatkan lagi beberapa kekuatan. Saya bisa lebih kuat dalam pengereman tapi mungkin tidak terlalu kuat untuk bertahan dari Alvaro. Dia datang dengan pace bagus dan memangkas gap dengan Toprak sedikit.
“Kecepatan saya menjadi mirip dengan saat awal. Gap dengan Toprak pada momen berikutnya baik-baik saja. Jadi itu adalah kasus sederhana di mana saya kesulitan dengan performa rem.
“Saya hanya menyalahkan diri untuk itu karena saya tepat di rodanya. Tenggorokan saya sakit karena saya menghirup asap dari motornya. Namun, secara adil, dia telah melakoni akhir pekan bagus. Ini kenyataan kami. Kami harus terus bekerja keras dan menatap Most.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments