Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Scott Redding: Belum Pernah Ada Pembalap seperti Toprak Razgatlioglu

Scott Redding secara ekslusif menganalisis pengaruh Toprak Razgatlioglu terhadap Jonathan Rea dan apa yang harus diubah sang juara dunia bertahan WSBK untuk bisa mempertahankan gelar.

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Gold and Goose / Motorsport Images

Rekor juara dunia World Superbike (WSBK) Jonathan Rea selama enam musim berturut-turut, dari 2015 hingga 2020 bisa berakhir tahun ini. Tinggal dua putaran tersisa musim 2021, tetapi pembalap Kawasaki Racing Team itu masih tertinggal 24 poin.

Rider Pata Yamaha Toprak Razgatlioglu muncul sebagai sosok yang berpeluang menghentikan dominasi Rea tahun ini. Ia kini memimpin kejuaraan dan berkesempatan membuat hasil awal yang menentukan perburuan gelar di Argentina, akhir pekan ini.

Selain Razgatlioglu dan Rea, pembalap Aruba.it Ducati Scott Redding juga masih memiliki peluang juara. Tetapi ia terpaut cukup jauh, dengan defisit 54 angka. Bukan cuma performa sendiri, probabilitasnya juga bergantung nasib buruk kedua rivalnya.

Redding sudah melontarkan kritiknya beberapa kali terhadap gaya balap Razgatlioglu. Kendati demikian, talenta besar yang dimiliki pembalap 24 tahun asal Turki tersebut juga turut membuatnya bersemangat.

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Toprak dan Jonathan sama-sama punya bakat luar biasa. Toprak memiliki talenta berbeda. Kami belum pernah melihat yang seperti ini di motorsport sebelumnya,” Redding mengungkapkan kekagumannya dalam wawancara ekslusif dengan Motorsport.com.

“Itu karena masa lalunya, karena dia adalah seorang stuntman. Jadi normal baginya untuk mengendarai motor. Hal tersebut juga normal bagi kami, para pembalap. Namun ada perbedaannya.

“Kami sudah terbiasa dengan ban belakang tidak bersinggungan dengan aspal beberapa meter (stoppie). Toprak mampu membuat ban belakang berada di udara lebih lama daripada di atas trek,” ia bercanda.

 

“Kelihatannya spektakuler. Anda membutuhkan kontrol motor yang sangat baik dan feeling hebat untuk melakukannya,” pembalap kebangsaan Inggris tersebut kemudian menambahkan dengan raut serius.

Redding menjelaskan performa kuat dan konsistensi Razgatlioglu musim ini telah berhasil memaksa Rea harus beradaptasi untuk mengimbanginya. Seringkali itu membuat sang juara bertahan mengambil risiko lebih besar.   

“Jonathan harus menyesuaikan tekniknya. Dia juga memiliki bakat besar dan mampu melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh banyak pembalap lain. Namun (dengan Razgatlioglu) dia harus mengubah gayanya,” tutur Redding.

“Ini sulit untuk pembalap yang lebih tua, namun Jonathan mengatasi tantangan tersebut. Anda bisa tahu dengan melihatnya. Maka jelas bahwa dia mengerti persis apa yang dia lakukan dan bagaimana harus beradaptasi demi mencapai tujuannya.”

Dalam persaingan gelar, meski masih punya peluang, Scott Redding tidak ingin berandai-andai. Ia hanya akan berusaha fokus dan tampil semaksimal mungkin dalam dua putaran terakhir WSBK di Argentina dan Indonesia.

Ia berharap bisa menyelesaikan musim dengan sebaik mungkin mengingat ini juga akan menjadi periode terakhirnya memperkuat Ducati. Musim depan, Redding akan bergabung dengan BMW.

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK, Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK, Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Ini sulit untuk pembalap yang lebih tua, namun Jonathan mengatasi tantangan tersebut. Anda bisa tahu dengan melihatnya. Maka jelas bahwa dia mengerti persis apa yang dia lakukan dan bagaimana harus beradaptasi demi mencapai tujuannya.”

Dalam persaingan gelar, meski masih punya peluang, Scott Redding tidak ingin berandai-andai. Ia hanya akan berusaha fokus dan tampil semaksimal mungkin dalam dua putaran terakhir WSBK di Argentina dan Indonesia.

Ia berharap bisa menyelesaikan musim dengan sebaik mungkin mengingat ini juga akan menjadi periode terakhirnya memperkuat Ducati. Musim depan, Redding akan bergabung dengan BMW.

Baca Juga:

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rossi Sayangkan Jonathan Rea Tak Pernah Tampil Reguler di MotoGP
Artikel berikutnya Fokus Pemulihan, Tom Sykes Absen WSBK Argentina

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia