Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Kekhawatiran Redding soal Rekan Setim Mulai Terbukti

Musim gugur tahun lalu, runner up Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) Scott Redding sudah meminta Ducati mempertahankan Chaz Davies di tim pabrikan.

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Tim pabrikan elite di WSBK, Aruba.it – Ducati, membuat keputusan mengejutkan dengan mengganti Chaz Davies, runner up WSBK tiga kali (2015, 2017, 2018) yang sudah tujuh musim memperkuat skuad asal Italia tersebut.

Ducati memutuskan “menukar” Davies dengan pembalap Go Eleven, Michael Ruben Rinaldi, untuk WSBK 2021. Performa Rinaldi musim lalu memang impresif, finis tujuh besar 16 kali dalam 24 race.

Pembalap Italia yang kini berusia 25 tahun itu menempati peringkat ketujuh WSBK 2020 usai hasil mencengangkan, termasuk finis P1, P3, dan P2 pada seri di Aragon.

Kendati posisi klasemen akhir Davies tahun lalu (P3) jauh lebih baik, Ducati terlihat mantap memilih Rinaldi daripada dirinya. Padahal, Redding sudah meminta Ducati untuk menahan Redding dengan alasan jauh lebih berpengalaman dan bisa bekerja sama lebih baik.  

Kini, kekhawatiran Redding, yang pada September dan Oktober lalu ngotot menginginkan Davies tetap di tim pabrikan Ducati, sepertinya mulai beralasan.

Setelah dua balapan di Aragon (Spanyol) dan Estoril (Portugal), Davies mampu berada di peringkat kelima klasemen dengan 48 poin. Salah satunya berkat finis podium kedua di Race 2 Estoril. Bandingkan dengan Rinaldi yang hanya berada di P10 dengan 25 poin.

Michael Ruben Rinaldi, Aruba.It Racing - Ducati

Michael Ruben Rinaldi, Aruba.It Racing - Ducati

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Dia (Davies) memang belum pernah juara tetapi selalu mampu finis kedua atau ketiga,” ujar Redding. “Kadang, Anda membutuhkan rekan seperti itu di tim untuk memaksa lawan ke belakang.”

Redding memang mampu finis di posisi kedua pada musim perdananya di WSBK, tahun lalu. Tetapi, ia masih jauh di bawah Jonathan Rea, juara dunia enam tahun terakhir (2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020), dan Kawasaki Racing Team WorldSBK.

Pada Race 2 di Estoril, akhir Mei lalu, Rea berhasil menekan Redding hingga ia membuat kesalahan dan masuk gravel. Finis di P16 membuat Redding kehilangan 20 poin yang sangat penting dalam lomba tersebut.

Setelah enam race dari dua putaran, Redding berada di peringkat ketiga dan sudah tertinggal hingga 38 poin di belakang Rea yang memimpin klasemen.     

Kawasaki ZX-10RR terlihat sangat stabil di semua jenis trek dan kondisi. Di sisi lain, Ducati Panigale V4 R masih fluktuatif.

Dari sinilah Redding menginginkan pembalap dengan kualitas dan performa yang setara dengannya. Hal tersebut sangat sulit dipenuhi Rinaldi yang berpostur lebih kecil dan ringan yang belum sesuai dengan tuntutan motor.

“Memiliki dua pembalap dengan tinggi dan berat yang sama menjadi cara terbaik untuk menemukan paket paling kompetitif pada motor,” tutur Scott Redding.

Baca Juga:

Saat disinggung soal rekan setim barunya, Redding mengatakan: “Kami tidak bisa bekerja sama, perbedaannya terlalu besar. Ia memiliki problem yang sama dengan saya, yang tidak ditemuinya tahun lalu.

“Itu bagus karena karena menunjukkan memang ada yang harus dilakukan dengan motor yang berbeda antara 2019 dan 2020. Namun pada akhirnya saya melakukan sesuatu dan mencoba membuat motor nyaman hanya untuk saya.”

Karena perbedaan yang besar dengan Michael Ruben Rinaldi, Scott Redding mengaku harus mencari data dan strategi sendiri untuk memenangi balapan. Itu dilakukan agar Ducati bisa menilai seperti apa performanya.

“Saya memang masih suka berbiara dengan Chaz Davies untuk bertukar informasi. Tetapi, suasananya tidak lagi seperti dulu saat kami masih menjadi rekan setim. Motivasinya untuk mengalahkan kami jauh lebih besar ketimbang tahun lalu,” ucap Redding.

“Davies ingin membuktikan sesuatu dan saya rasa itu wajar dilakukannya. Kami tidak memiliki masalah sama sekali,” kata pemenang tujuh lomba dan 17 podium dari total 30 race sejak musim 2020 lalu itu.

  

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rea: Masa Pensiun Saya Makin Dekat
Artikel berikutnya Kedatangan Baz Tunjukkan Level MotoAmerica

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia