Review World Superbike 2018: Jonathan Rea

Walau balapan pembuka dimenangi Marco Melandri, dengan empat rival lainnya (Chaz Davies, Tom Sykes, Michael van der Mark dan Alex Lowes) turut menunjukkan kejayaan, tetapi laju kencang sang pembalap Kawasaki begitu sulit dibendung usai menguasai putaran Laguna Seca.

Tercatat 11 kemenangan beruntun dicetak Rea, menambah jumlah podium tertinggi sepanjang tahun menjadi 17. Pencapaian yang terbilang luar biasa, kendati ia sendiri gagal melewati rekor 17 kemenangan milik Doug Polen dalam semusim.

Sejak pindah ke Kawasaki pada 2015, Rea menjelma sebagai petarung tangguh. Dominasinya semakin ditegaskan tiga tahun berikutnya. Rekor demi terus dicatatkan pembalap Irlandia Utara itu, termasuk poin terbanyak, yakni 556 saat 2017.

Melihat kiprahnya sepanjang 2018, rasanya penampilan dominan Rea masih akan berlanjut musim depan. Dalam dua hari tes pramusim Jerez, ia menjadi yang tercepat. Dan kendati WorldSBK bakal menerapkan format tiga balapan pada 2019, hal itu tampaknya bukan masalah bagi sang juara dunia bertahan.

“Saat ini, saya ingin menikmati momen (juara dunia). Namun, jujur, saya merasa yang terbaik belum muncul,” ucapnya dalam konferensi pers usai merengkuh titel di Magny-Cours, Prancis.

“Saya merasa seperti belajar setiap hari. Setiap tahun kami belajar sesuatu sebagai sebuah tim dan saya dikelilingi oleh para profesional yang paling menakjubkan, dan tidak mungkin hanya berdiam diri.

“Tentu saja, menduduki level seperti musim lalu dan juga musim ini, tidak mungkin untuk di sana selamanya. Tetapi saya punya rencana dua tahun yang sangat bagus untuk 2019 dan 2020,” tandas Rea.