Rinaldi Senang Bisa Bungkam Kritikus dengan Kemenangan
Pembalap Aruba.it, Michael Ruben Rinaldi, merasa dua kemenangan di Misano membungkam kritikus yang menghujatnya menyusul performa buruk pada musim pertama bersama Ducati dalam WSBK.
Michael Ruben Rinaldi dipromosikan ke tim pabrikan Ducati pada World Superbike (WSBK) tahun ini, menggantikan Chaz Davies yang sekarang memperkuat GoEleven.
Pada dua putaran awal WSBK 2021, Rinaldi gagal mencatatkan podium. Hal itu diperburuk dengan kemenangan Davies di Aragon, yang membuat dirinya dihujani kritikan pedas.
Namun, pembalap 25 tahun tersebut berusaha tetap tenang dan berhasil membalikkan keadaan dengan meraih dua kemenangan sekaligus di Sirkuit Misano, San Marino.
Kesuksesan pada akhir pekan lalu itu juga disaksikan langsung oleh CEO Ducati, Claudio Domenicali, yang berada di paddock Aruba.it.
Rinaldi berharap bisa membangun kesuksesan ini pada balapan berikutnya di Donnington Park, Inggris. Ia juga ingin memberikan Ducati pandangan jelas dalam membuat keputusan untuk mempertahankannya.
“Saya memiliki kecepatan. Saya pikir bisa melaju sedikit lebih cepat, tapi untungnya, Jonathan Rea membuat kesalahan dan saya jadi unggul lebih empat detik. Saya berusaha menjaga kecepatan, tidak terlalu menekan tapi cukup untuk jaga jarak,” ujar Rinaldi.
“Saya sangat senang karena ini balapan kandang dan kami memiliki start yang sulit di musim ini. Orang-orang mulai berbicara, menghujat saya di media sosial, atau media mainstream.
“Tetapi, saya berbicara kepada diri sendiri, ‘orang-orang saja mengkritik Marc Marquez, siapa saya yang tak ingin dapat kritikan?
“Jadi, saya berusaha untuk tetap fokus. Saya tahu bisa memiliki balapan yang bagus. Jadi, ini sungguh menyenangkan. Saya harus memanfaatkan momen ini,” ia menambahkan.
Sayang, Michael Ruben Rinaldi gagal sapu bersih kemenangan di Misano karena disalip pembalap Yamaha, Toprak Razgatlioglu, pada Race 2 ketika balapan menyisakan sembilan lap.
Namun, Rinaldi merasa itu adalah hal terbaik dibandingkan mengambil risiko besar dan kehilangan poin krusial.
“Saya memberikan kemampuan 100 persen, tapi perbedaan ada pada kondisi trek, sedikit lebih panas. Jadi, kondisi trek yang berbeda memberikan perasaan berbeda pada motor,” ucapnya.
“Saya mencoba strategi yang sama seperti Race 1, melaju di depan dan menekan. Tapi ketika saya melihat pit board, ada yang datang dan mengincar saya. Saat itu saya sudah menekan dengan keras. Toprak menyalip dan meninggalkan saya.
“Saya berusaha untuk mengejarnya dan melewatinya, tapi saya hampir terjatuh dua kali di empat lap terakhir. Jadi, saya mengatakan kepada diri sendiri posisi kedua lebih baik daripada terjatuh,” kata Rinaldi lagi.
Rinaldi mengatakan dirinya sangat kesal karena tak bisa mengejar Razgatlioglu. Padahal, ia merasa memiliki kecepatan dan bisa mengejar pembalap asal Turki itu.
“Setelah meraih dua kemenangan, Anda tidak ingin mengambil risiko dengan melakukan perubahan apa pun pada motor,” tutur sang rider.
“Anda lebih senang menggunakan motor yang sama, tapi mungkin Anda tidak memiliki banyak peningkatan. Mungkin itu yang membuat kami kesulitan ketika aspal mulai panas. Itu mengharuskan Anda finis kedua ketimbang pertama.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.