Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Satu Poin Berarti Besar dalam Pertarungan Gelar WSBK 2021

Musim 2021 telah menyuguhkan salah satu persaingan gelar paling sengit yang pernah terjadi di WSBK. Juara bertahan Jonathan Rea dapat tekanan hebat dari Toprak Razgatlioglu, sementara Scott Redding berpotensi menjadi ancaman.

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK

Gold and Goose / Motorsport Images

Untuk pertama kali sejak mendominasi Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) di 2015, Jonathan Rea menghadapi perlawanan ketat dari rivalnya dalam upaya meraih titel. Rider Kawasaki Racing Team (KRT) itu harus jatuh bangun melawan pembalap Pata Yamaha Toprak Razgatlioglu.

Rea pernah menghadapi tantangan yang cukup berat. Musim 2019, ia sempat tertinggal dari Alvaro Bautista, kala itu memperkuat Aruba.it Ducati, yang sukses menyapu bersih podium utama dalam 11 race awal dan unggul 61 poin. Di paruh kedua, Rea bangkit, menyabet 14 kemenangan dan lima kali finis runner-up. Sementara kinerja Bautista justru merosot.

Namun kali ini levelnya berbeda karena penampilan rival justru makin konsisten menjelang akhir kejuaraan. Setelah sembilan putaran (27 balapan), Razgatlioglu memimpin klasemen. Sementara Rea di posisi kedua. Meski begitu, gap mereka sangat tipis, cuma satu poin saja. Dan persaingan diyakini akan makin intens hingga race pamungkas.

Baca Juga:

Ditambah lagi rivalitas telah merembet ke luar trek, ditandai protes kubu Kawasaki terhadap kemenangan Razgatlioglu pada Superpole Race WSBK Prancis karena dianggap melanggar aturan track limit. Alhasil, ia diganjar penalti turun satu tingkat dan podium tertinggi pun dialihkan ke Rea, yang finis kedua.

Keputusan mencabut kemenangan Razgatlioglu diambil Race Direction setelah dalam rekaman on-board camera Rea, rider 24 tahun itu menyentuh green zone. Protes Kawasaki membuat Yamaha meradang. Manajer Tim Paul Denning membantah pembalapnya diuntungkan dari pelanggaran tersebut.

“Jika itu cara yang ingin dimainkan Kawasaki, mungkin atmosfer persaingan akan berubah,” Denning menuturkan setelah protes sang rival membuat mereka dan Razgatlioglu gagal mencetak hat-trick kemenangan di Prancis.   

Perselisihan antara tim dan dengan empat yang putaran tersisa musim ini, termasuk WSBK Indonesia yang dijadwalkan sebagai event penutup, level persaingan dipastikan akan terus meningkat dan panas. Pada empat ronde terakhir, Razgatlioglu maupun Rea tentunya siap untuk saling mengalahkan.

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Toprak Razgatlioglu, PATA Yamaha WorldSBK Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Skenario tersebut akan berulang hingga balapan terakhir musim 2021, dimulai dengan WSBK Spanyol di Sirkuit Jerez yang berlangsung akhir pekan ini. Kedua pembalap tentu berambisi memaksimalkannya untuk dapat mendulang poin sebanyak mungkin.

Sepanjang sembilan putaran atau 27 balapan, Razgatlioglu telah sukses mengemas 22 podium, delapan di antaranya sebagai pemenang. Sedangkan Rea mengumpulkan 23 podium, 10 kali sebagai kampiun.

Musim ini sebenarnya tidak berjalan buruk untuk sang juara bertahan. Ia membuka musim di Aragon dengan meraih tiga podium (dua kali sebagai pemenang). Rea terus meraih podium dengan puncaknya menyapu bersih kemenangan di Assen.

Dalam periode itu ia hanya sekali gagal tiga besar, yakni saat finis P20 di Race 2 WSBK Inggris. Itu kali pertama dalam 34 balapan pembalap Irlandia Utara gagal meraih poin.

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK

Jonathan Rea, Kawasaki Racing Team WorldSBK

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pada sisi lain, Razgatlioglu secara konsisten mampu menjaga jaraknya dengan Rea sejak WSBK menyambangi Sirkuit Most di Republik Ceko. Dari situ hingga balapan terakhir di Catalunya, rider Turki itu membukukan lima kemenangan, sementara rivalnya cuma dua kali. Hasilnya, Razgatlioglu sukses mengambil alih klasemen.

Yang pasti, performa solid Razgatlioglu telah membuat Rea berada dalam situasi dan tekanan yang mungkin belum pernah dihadapi sebelumnya. Itu bisa dilihat dari tiga kecelakaaan tidak biasa yang dialami juara dunia enam kali beruntun WSBK tersebut.

Isu ban dan rev limit juga tampaknya berperan sebab Rea kerap menggeber motor Ninja ZX-10 RR hingga batas maksimum untuk bisa mengejar rivalnya di beberapa trek.

Dengan empat ronde tersisa atau 12 balapan, artinya masih ada total 248 poin yang tersedia. Karena itu, peluang meraih gelar juga masih terbuka untuk pembalap Aruba.it Ducati Scott Redding. Ia saat ini menempati posisi ketiga dengan gap 60 poin dari Razgatlioglu.

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Tetapi ia wajib konsisten agar bisa menang atau setidaknya finis di zona podium. Hanya saja itu jadi masalah Redding. Penampilan sang rider fluktuatif sepanjang musim 2021. Di satu waktu kinerjanya impresif, namun di lain waktu performa pembalap asal Inggris itu jeblok.

Selain itu, peluang Redding akan tergantung pada hasil yang diraih dua pembalap di atasnya. Jika Razgatlioglu dan Rea mampu konsisten mencetak poin dan finis di zona podium, maka cukup sulit membayangkan rider 28 tahun tersebut akan keluar sebagai juara.

Apalagi kedua rivalnya tentu saja akan berjuang meningkatkan performanya secara maksimal dalam 12 race berikutnya. Razgatlioglu, yang gagal meraih kemenangan di WSBK Catalunya, berambisi kembali meraih podium utama di Jerez. Begitu pula dengan Rea, yang dua kali kehilangan podium di Barcelona.

Sekarang, satu angka akan sangat berarti dan menentukan bagi kedua pembalap. Tidak boleh lagi ada poin yang terbuang karena mereka sadar itu sangat mungkin membuat mereka gagal menyandang status juara dunia WSBK pada akhir musim nanti di Sirkuit Mandalika, Indonesia, November mendatang.  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lakoni Comeback WSBK, Loris Baz Tak Patok Target Tinggi
Artikel berikutnya Jonathan Rea Klaim Tampil Konsisten Tidak Cukup untuk Jadi Juara

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia