Scott Redding Anggap Podium Ketiga Magny-Cours seperti Kemenangan
Pembalap Aruba.it Racing - Ducati, Scott Redding, mengatakan finis podium di Magny-Cours layaknya sebuah kemenangan usai performa buruk di balapan pertama World Superbike (WSBK) Prancis.
Redding mengaku lega berhasil mengatasi masalah yang dialaminya sepanjang Race 1 di Magny-Cours yang hanya mampu finis ke-12 dan sempat mengalami insiden.
Pembalap asal Inggris itu dibuat kebingungan karena tidak memiliki daya cengkeram (grip) yang baik. Itu membuatnya kesulitan untuk menggeber Ducati Panigale V4 R demi mengupayakan posisi finis yang lebih baik.
Namun, Ducati bergerak cepat untuk mencari masalah utama dan berhasil memperbaikinya dalam waktu cepat.
Itu terlihat pada performa Scott Redding di Superpole Race ketika ia mampu bersaing memperebutkan podium. Dilanjutkan dengan penampilan konsisten di Race 2 WSBK Prancis.
Redding mengatakan dirinya memiliki perasaan yang lebih baik dalam melakukan pengereman keras di Superpole Race dan Race 2. Tetapi, akselerasi di tikungan lambat masih menjadi masalah Ducati Panigale V4 R.
“Itu sedikit lebih panas pada Minggu daripada Sabtu, tetapi saya berkata kepada orang-orang, ‘Apakah saya bisa start dari row kedua’. Itu sebabnya saya bertarung seperti binatang di Superpole Race untuk mencoba dan berada di sana,” kata runner up WSBK 2020 lalu itu.
“Saya mengatakan kepada kru, ‘Saya membutuhkan motor yang dapat melakukan pengereman sedikit lebih baik, dan saya pikir bisa memperjuangkan podium, itu tujuan saya’.
“Jadi, mereka mengubah sesuatu dan saya dapat mengerem lebih baik. Mungkin saya mengerem terlalu dalam di hairpin Adelaide satu atau dua kali, sedangkan di Race 1 sebanyak 15 kali.
“Itu memberikan kepercayaan diri tinggi untuk menekan lebih keras, saya pikir kami mungkin bisa bertarung sampai akhir.
“Tetapi setelah beberapa lap, saya merasa kehilangan waktu saat keluar dari Adelaide. Saya merasa kehilangan 0,2 detik. Saya berusaha memulihkan waktu yang hilang, saya gagal mempertahankan jarak.
“Saya sedang membentuk otot di atas motor, dan setelah 12 lap ini mulai membebani saya. Ban mulai habis dan saya tergelincir, jadi saya harus berusaha lebih keras lagi. Saya lelah dan beban kerja semakin berat.”
Karakter Sirkuit Magny-Cours memang tidak terlalu cocok dengan Ducati Panigale V4 R karena memiliki banyak perpindahan arah yang cepat.
“Posisi ketiga adalah target saya. Saya merasa jika mampu mendapatkan podium, rasanya seperti sebuah kemenangan setelah buruknya Race 1. Saya mengeksekusinya dengan baik,” ujarnya.
“Jika kami bisa lebih baik di tikungan lambat, saya bisa saja bertarung dengan Jonathan (Rea) hingga akhir balapan.
“Mereka tidak terlalu cepat dibandingkan dengan saya. Hanya, saya tidak mampu lebih cepat di tikungan karena masalahnya ada pada akselerasi.
“Terkadang, itu jadi titik kuat pabrikan lain, seperti di Donington Park, saya hanya melakukan apa yang saya bisa."
Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Saat ini, Scott Redding berada di peringkat ketiga klasemen dan tertinggal 72 poin dari sang pemuncak, Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha with Brixx WorldSBK), dengan lima seri tersisa (15 race).
Kendati begitu, Redding tidak yakin bisa memangkas jarak dengan para rival pada lomba berikutnya di Barcelona, 17-19 September, karena meyakini Ducati akan kesulitan juga di sana.
“Begitulah adanya. Saya melakoni tiga seri terakhir dengan sangat bagus, tapi yang ini sedikit lebih sulit. Namun, pada akhirnya kami berhasil berada di podium,” tutur pemenang 10 race dalam total turun di 48 race sejak WSBK 2020 tersebut.
“Saya menyerah untuk memperjuangkan banyak poin di Race 1. Tapi ini bisa terjadi kapan saja. Kami tahu motor ini dapat tampil cepat di segala kondisi, hanya saja tak bekerja dengan saya.
“Saya hanya berusaha untuk mengeluarkan potensinya dan saya terjatuh. Saya menduga situasi yang sama akan terjadi di Barcelona.
“Saya menginginkan podium, tapi itu tidak mudah. Itu tujuan saya dan ketika kami berada di sana, maka kami harus melihat apa yang bisa saya lakukan.
“Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, Toprak dan Jonathan bisa saja terjatuh, saya memenangi balapan dan bangkit!
“Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak benar-benar memperjuangkan kejuaraan. Saya melakoni balapan demi balapan, melakukan yang terbaik dan itu yang bisa saya lakukan untuk saat ini.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.