Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Scott Redding Sebut Alvaro Bautista Terlalu Tua untuk Ducati

Scott Redding tak habis pikir dengan Ducati yang menarik lagi Alvaro Bautista, sebagai penggantinya untuk World Superbike (WSBK) 2022. Ia menilai pembalap itu terlalu tua.

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati, Alvaro Bautista, Team HRC

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Beberapa pekan terakhir, bursa pembalap WSBK sangat aktif. Redding bakal ganti tim dari Aruba.it ke BMW Motorrad. Kepindahan pembalap Inggris itu berdampak pada kursi skuad lain.

Redding menggeser Tom Sykes yang hingga kini masih mencari pelabuhan baru. Sementara, Ducati memanggil Alvaro Bautista, yang pernah memperkuat tim itu dua tahun lalu, sebelum melompat ke Honda Racing.

Ternyata petualangan dengan Honda tak seindah bayangan. Runner-up WSBK 2019 itu terperosok ke peringkat kesembilan pada tahun perdana. Kualitas motor CBR1000RR-R yang menurun terefleksi pada rapornya musim ini.

Pemilik motor nomor 19 tersebut terlempar keluar 10 besar karena baru mengumpulkan 92 poin dari 7 putaran. Setelah mengalami mimpi buruk, Bautista tak malu balik kandang ke Borgo Panigale.

Situasi tersebut membuat Redding bingung. Alih-alih mendatangkan pembalap muda potensial, Ducati malah membawa pulang pria yang menginjak 37 tahun pada 21 November mendatang.

“Itu sungguh mengejutkan saya. Dia sudah tua sekarang. Dia bahkan lebih tua dari sebelumnya dan sekarang sudah punya anak,” Redding mengritik. “Dia punya kesempatan untuk merebut gelar juara, tapi sayangnya, tak berhasil.”

Baca Juga:

Alvaro Bautista, Jonathan Rea

WSBK 2019: Alvaro Bautista bescherte seinen Gegnern einige Kopfschmerzen

Foto: Motorsport Images

Penghuni posisi ketiga klasemen pembalap WSBK itu tak yakin Bautista punya kepercayaan diri menunggangi Ducati Panigale V4R.

“Selama dua tahun bersama Honda, dia mengalami kesulitan. Sekarang, dia ingin kembali. Sudah tiga tahun sejak dia pindah ke Ducati. Saya gembira. Sebagai seorang pembalap, Anda ingin terus berkembang. Tapi, saya tidak berpikir bahwa usia berpengaruh.”

Salah satu tugas pembalap adalah mengumpulkan data untuk mengembangkan motor. Sayangnya, kemajuan Panigale V4R tidak sepesat perkembangan kompetisi. Ini yang membuat Redding tidak puas.

“Secara pribadi, saya pikir itu tak berkembang. Tim sangat hebat dan kami dapat memenangi balapan. Kami menunjukkan sebagai tim kuat. Tapi pengembangan adalah salah satu kelemahan tim,” keluhnya.

Alvaro Bautista, Scott Redding

Alvaro Bautista und Scott Redding waren in der MotoGP bei Gresini Teamkollegen

Foto: FGlaenzel

Keluhan yang tak terlalu didengar membuat Redding kecewa dan memutuskan pergi dari Ducati. Sementara itu, Bautista juga menghadapi situasi serupa di Honda.

“Semua pabrikan membuat kemajuan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Mungkin pabrikan yang sudah di level top mengambil langkah kecil,” Bautista mengungkapkan.

“Pabrikan lain mungkin bisa mengambil langkah lebih besar. Itu seperti semua pabrikan makin dekat satu sama lain daripada sebelumnya.

“Sebuah pengalaman bagus bekerja langsung dengan HRC dan mengembangkan motor baru. Saya rasa seperti pembalap lebih komplet.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kecelakaan di WSSP Prancis, Luca Bernardi Dibekap Cedera Punggung
Artikel berikutnya Jonathan Rea Idamkan Duel Musim Ini seperti WSBK 2002

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia