Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Sengaja melambat, Davies kecam arogansi Rea

Insiden antara Chaz Davies dan Jonathan Rea di World Superbike Belanda berbuntut panjang. Pembalap Ducati itu menuduh sang rival sengaja melambat.

Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Chaz Davies, Ducati Team
Chaz Davies, Ducati Team
Jonathan Rea, Kawasaki Racing
Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing
Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing
Jonathan Rea, Kawasaki Racing, Chaz Davies, Ducati Team
Jonathan Rea, Kawasaki Racing, Chaz Davies, Ducati Team
Polesitter Jonathan Rea, Kawasaki Racing, Chaz Davies, Ducati Team in qualifying parc ferme
Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing confrontation in parc ferme
Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing confrontation in parc ferme
Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing confrontation in parc ferme
Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing
Chaz Davies, Ducati Team, Jonathan Rea, Kawasaki Racing

Kedua pembalap terlibat insiden saat menjalani sesi kualifikasi di Sirkuit Assen. Lap tercepat Davies mendapat gangguan dari Rea yang melambat. Akibatnya, ia pun harus membatalkan catatan waktu.

Usai kualifikasi, Davies dan Rea terlibat perang kata-kata di parc ferme, dan bahkan pertengkaran keduanya terekam kamera televisi. Rea lalu dijatuhi penalti tiga grid oleh Race Direction.

Akan tetapi, Davies rupanya belum melupakan begitu saja insiden yang terjadi Assen. Pada 3 Mei lalu, Davies merilis pernyataan panjang di akun media sosial Facebook. Kendati meminta maaf atas perkataan yang kasar, ia tetap bersikeras Rea sengaja mengganggu lap kualifikasinya.

“Setelah insiden, pembalap lain sedang ‘in lap’ dan melihat segalanya. Itu menegaskan pikiran saya, bahwa #65 (Rea) melihat dari bahunya dan berniat sejak awal lap,” tulis Davies.

“Di Tikungan 5, sangat mudah melirik rangkaian sampai Tikungan 2, 3 dan 4, untuk melihat mana pembalap yang akan datang.

“#65 (Rea) tetap berada di jalur, melihat lagi dari balik bahunya selama Tikungan 6 (beberapa detik sebelum insiden) yang sayangnya tidak disiarkan dalam tayangan ulang. Tapi keseluruhan video sesi Superpole 2 ada di situs WorldSBK.

“Saya melihat ini di belakang trek dan lagi pada klip penuh video ketika dipanggil ke Race Direction. Sudah jelas bagi kita semua untuk melihat.

“#65 (Rea) tahu saya datang dan membahayakan kami berdua dengan permainan curangnya. Tentu saja dia akan membantahnya. Tapi fakta, video dan penalti Race Direction membuktikan sebaliknya.

“#65 (Rea) tahu saya akan membatalkan lap, tapi jika saya tetap melaju kencang di Tikungan 7, ada peluang kuat kami berdua tidak akan mencetak grid start (kecelakaan).

“Saya mengharapkan permainan adil dari seorang pemula, abaikan statusnya sebagai dua kali juara dunia.”

Arogansi Rea melebihi batas

Selain itu, Davies juga mengecam Rea yang pada awalnya tidak disalahkan karena insiden di parc ferme.

“Beberapa menit saat ke parc ferme dan saya melihat #65 (Rea). Saya membuat gestur tubuh Italia dengan mencubit jempol dan jari bersamaan, yang berarti, “Apa yang Anda pikirkan?”. Saya berharap reaksi berbeda yang datang.

“#65 (Rea) langsung membela diri dengan mengatakan dia tidak melihat saya, mengklaim bahwa dia sedang di luar lintasan dia, mengapa saya berada di luar, padahal seharusnya saya tidak berada di dekatnya. 

“Itu adalah upaya untuk mengubah situasi di sekitar untuk menyalahkan saya.

“Dia seharusnya bisa mengajukan permintaan maaf secara sederhana, yang akan segera meredakan situasi.

“Pada saat itu, saya mencoba mengatasi situasi, tapi arogansinya melebihi batas.

“Saya melontarkan kata-kata kotor kepadanya, dan akhirnya setelah perdebatan panas, dia dengan enggan menawarkan tangannya sebagai permintaan maaf.

“Sejauh yang saya ketahui, itu sudah terlambat dan saya tidak merasa (permintaan maaf) itu tulis. Jadi, saya menolaknya. (Kemudian) dia dengan senang hati mengatakan kepada media, bahwa senang melihat saya frustrasi.

“Jika Anda ditendang karena membuat hidup pembalap lain dalam bahaya, itu bagus untuk Anda. Reaksi saya bukan bentuk frustrasi, (tapi) lebih dari apa yang saya anggap sebagai mengendarai motor secara kotor.”

Pernyataan lengkap Davies dapat dibaca di sini

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kembali tak finis, Ali Adrian: Balapan cukup berat
Artikel berikutnya WorldSBK Italia: Davies pole di hadapan fans Ducati

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia