Toprak Razgatlioglu dan 5 Penakluk Penguasa Kejuaraan Dunia
Toprak Razgatlioglu berhasil merebut gelar World Superbike (WSBK) 2021 lewat pertarungan sengit melawan sang juara bertahan, Jonathan Rea.
Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha with Brixx WorldSBK) memastikan gelar juara dunia WSBK 2021 setelah finis P2 pada Race 1 WSBK Indonesia yang dilangsungkan di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Minggu (21/11/2021) pagi waktu lokal.
Keberhasilan itu pun menorehkan sejumlah catatan penting baik bagi pribadi Razgatlioglu maupun pabrikan yang menaunginya, Yamaha.
Razgatlioglu mampu menjadi pembalap Turki pertama yang berhasil menjadi kampiun WSBK. Ia juga menjadi pembalap kedua Yamaha yang menguasai kejuaraan dunia balap berbasis motor produksi massal itu setelah Ben Spies melakukannya pada 2009.
Yang paling fenomenal tentulah sukses pembalap 25 tahun tersebut menghentikan gelar juara dunia beruntun Jonathan Rea (Kawasaki Racing Team WorldSBK).
Rea adalah penguasa WSBK sejak 2015 hingga 2020. Tidak kurang empat pembalap sebelumnya tak mampu menghentikan pria asal Irlandia Utara tersebut.
Chaz Davies (GoEleven Team) gagal tiga kali pada 2015, 2017, dan 2018. Sementara, pembalap top sekelas juara dunia 2013 Tom Sykes (2016), Alvaro Bautista (2019), dan Scott Redding (2020) juga tidak mampu membendung Rea.
Setelah enam musim beruntun menjadi raja di WSBK, Rea akhirnya takluk oleh Razgatliglu. Motorsport.com Indonesia melihat paling tidak ada lima pembalap sebelum Razgatlioglu yang mampu menaklukkan penguasa kelas tertinggi kejuaraan dunia.
Mereka yang masuk daftar hanyalah yang mampu mengalahkan juara dunia beruntun lima kali atau lebih.
Sebastien Ogier tidak masuk dalam daftar karena saat kali pertama merebut gelar Kejuaraan Reli Dunia (WRC) pada 2013, sang juara bertahan Sebastien Loeb sudah merencanakan tidak turun penuh sejak awal musim.
Phill Read – Kelas 500cc Kejuaraan Dunia Balap Motor 1973
Phil Read, MV Augusta
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Phil Read berhasil menaklukkan rekan setimnya di MV Agusta, Giacomo Agostini, yang sebelumnya tercatat tujuh kali (1966-1972) menguasai kelas tertinggi di Kejuaraan Dunia Balap Motor.
Saat itu, sejatinya masih ada Jarno Saarinen (Yamaha) yang mampu meramaikan persaingan usai merebut kemenangan pada dua balapan awal kelas 500cc. Sayang, pembalap Finlandia itu tewas – bersama Renzo Pasolini – pada lomba keempat di Monza, Italia.
Dari 11 balapan kelas 500cc yang digelar pada 1973 (race di Monza akhirnya dibatalkan), Read berhasil empat kali menang sedangkan Agostini tiga. Read akhirnya menjadi juara dunia usai mengoleksi 84 poin sedangkan Agostini hanya finis di P3 dengan 57 poin.
Pada tahun berikutnya, Phil Read mampu mempertahankan gelar juara dunia kelas 500cc, juga dengan empat kemenangan dan masih mengandalkan MV Agusta.
Alex Criville – Kelas 500cc Kejuaraan Dunia Balap Motor 1999
Alex Criville, Repsol Honda Team
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Aex Criville bisa dibilang sedikit beruntung mampu menjadi pembalap Spanyol pertama yang pada 1999 berhasil menguasai kelas tertinggi di Kejuaraan Dunia Balap Motor.
Rekan setim Criville di Repsol Honda yang saat itu berstatus kampiun kelas 500cc lima kali beruntun (1994-1998), Mick Doohan, mengalami kecelakaan saat latihan bebas GP Spanyol di Jerez.
Kecelakaan di seri ketiga itu membuat Doohan tak hanya absen di GP Spanyol tetapi juga tidak mampu melanjutkan musim hingga selesai.
Criville mampu memanfaatkan situasi tersebut dengan memenangi enam dari total 16 lomba kelas 500cc 1999. Kenny Roberts Jr (Suzuki) menjadi rival terberatnya dengan empat kemenangan hingga finis di P2. Doohan sendiri mengakhiri musim di P17 dengan hanya 33 poin.
Fernando Alonso – Kejuaraan Dunia Formula 1 2005
Michael Schumacher, Ferrari dan pemenang lomba Fernando Alonso, Renault, saat jumpa pers setelah lomba F1 GP San Marino 2005.
Foto oleh: Sutton Images
Fernando Alonso dan Mild Seven Renault F1 Team berhasil memenangi gelar juara dunia pembalap dan konstruktor yang lima musim sebelumnya dikuasai Michael Schumacher dan Scuderia Ferrari sejak 2000. Itulah gelar pertama Alonso dan Renault di Kejuaraan Dunia F1.
Alonso memulai musim dengan sangat kuat usai memenangi tiga dari empat balapan awal. Hebatnya, pembalap asal Spanyol itu sudah mampu memastikan gelar dengan finis P3 di GP Brasil, saat musim masih menyisakan dua balapan.
Dari 18 balapan F1 musim 2006 (Renault dan enam tim lain menolak turun di GP AS karena masalah ban), Alonso berhasil memenangi tujuh di antaranya. Lawan terberat Alonso saat itu bukan Schumacher melainkan Kimi Raikkonen (McLaren-Mercedes).
Schumacher sendiri harus puas finis di P3 klasemen akhir dengan hanya merebut satu kemenangan (GP AS, saat hanya diikuti tiga tim pemakai ban Bridgestone) dan gap hingga 71 poin dari Alonso.
Nicky Hayden – MotoGP 2006
Nicky Hayden
Foto oleh: Repsol Media
Salah satu persaingan sengit di MotoGP terjadi pada 2006. Nicky Hayden (Repsol Honda) harus bertarung hingga balapan terakhir untuk menaklukkan Valentino Rossi (Camel Yamaha Team) yang saat itu berstatus kampiun kelas premier lima musim beruntun (2001-2005).
Persaingan di MotoGP 2006 memang sulit ditebak. Delapan pembalap berbeda mampu memenangi total 17 lomba saat itu. Di antaranya Dani Pedrosa, Tony Elias, dan Troy Bayliss, yang mampu merebut kemenangan pertama di MotoGP.
Rossi sempat tertinggal 51 poin dari pemimpin klasemen menjelang lomba-lomba akhir. Namun, Hayden sempat terpuruk usai terjatuh akibat senggolan dengan Pedrosa, rekan setimnya, di Portugal.
Insiden di Portugal membuat Hayden tertinggal delapan poin dari Rossi menjelang balapan penutup di Valencia. Namun, Rossi terjatuh di Valencia sehingga hanya mampu finis ke-13 sedangkan Hayden naik podium ketiga.
Di klasemen akhir, Rossi yang memenangi lima balapan akhirnya kalah hanya 5 poin dari Hayden yang cuma dua kali naik podium utama. Hayden pun menjadi juara dunia MotoGP terakhir era mesin 990cc 4-tak karena setelah itu MotoGP beralih ke mesin 800cc 4-tak (sampai akhir 2011).
Ott Tanak – WRC 2019
Ott Tanak, Martin Jarveoja, Toyota Yaris WRC, saat turun di shakedown WRC Catalunya 2019.
Foto oleh: Marcin Kaliszka
Sukses Ott Tanak merebut gelar juara dunia pada 2019 menjadi awal kebangkitan Toyota di WRC yang sebelumnya terakhir menjadi kampiun pada 1994 lewat Didier Auriol.
Torehan pereli Estonia tersebut sekaligus menyudahi hegemoni Sebastien Ogier yang sebelumnya enam kali beruntun menguasai WRC bersama dua pabrikan berbeda: Volkswagen (2013-2016) dan M-Sport Ford (2017, 2018).
Mengawali musim dengan selalu naik podium di tiga lomba awal, termasuk kemenangan di Reli Swedia, Tanak justru bersaing sangat ketat dengan Thierry Neuville (Hyundai).
Dari 13 lomba yang akhirnya bisa digelar (lomba terakhir di Australia dibatalkan), keduanya tercatat empat kali naik podium bersamaan. Termasuk tiga kali saling finis 1-2.
Pada akhir musim, Tanak akhirnya menjadi yang terbaik dengan menguasai enam reli –berbanding tiga raihan Neuville – untuk unggul hingga 36 poin atas pereli Belgia tersebut.
Ogier sendiri harus puas finis di posisi ketiga klasemen akhir WRC 2019 setelah tiga kali memenangi lomba. Ia terpaut hingga 46 poin dari Ott Tanak.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.