Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Wawancara Eksklusif Dominique Aegerter: Saya Pantas di World Superbike

Juara World Supersport 2021, Dominique Aegerter, bicara soal titel yang direngkuhnya, keinginan naik kelas ke World Superbike. Juga tak ketinggalan impresi pertamanya soal Sirkuit Mandalika.

Dominique Aegerter, Ten Kate Racing Yamaha

Foto oleh: Yogie Gandanaya

World Supersport (WSSP) musim ini menjadi tahun debut Dominique Aegerter. Turun sebagai pembalap Ten Kate Racing dan menggeber Yamaha R6, pembalap asal Swiss itu mendominasi sebagian besar kejuaraan.

Total 16 podium, termasuk 10 kemenangan, sukses dikemasnya. Aegerter menutup WSSP 2021 dengan torehan 417 poin, unggul jauh atas rival terdekatnya, Steven Odendaal, yang membubukan 323 poin dalam klasemen akhir.

Motorsport.com Indonesia berkesempatan mewawancarai secara eksklusif Aegerter di sela-sela putaran final WSBK Indonesia yang berlangsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit akhir pekan lalu.

Berikut adalah petikannya:

Bagaimana kesan tentang Sirkuit Mandalika?

Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia, pengelola sirkuit dan juga World Superbike, bahwa kami bisa berada di sini, di Indonesia dan menginjakkan kaki di trek balap yang baru.

Sangat menyenangkan. Trek sedikit membutuhkan waktu untuk menghangatkan ban. (Cuacanya) sangat panas di luar, dibandingkan dengan iklim di Swiss yang sangat berbeda.

Bagian mana di trek yang menurut Anda paling menantang?

Yang paling sulit adalah Anda harus melaju di racing line yang ideal. Di luar itu, tidak begitu ada banyak grip. Sektor dua dan tiga sangat mengalir dan cepat. Sektor terakhir banking dan braking. Jadi, ya ada beberapa bagian yang sangat menantang. Tapi sangat menyenangkan untuk dilintasi. Treknya lebar. Kerbnya bagus.

Anda sukses menjadi juara dunia Supersport musim ini.

Terima kasih banyak. Ya, sebulan lalu kami meraih gelar juara dunia Supersport class bersama Ten Kate Racing. Pencapaian besar. Mimpi yang menjadi kenyataan.

Datang dari Moto2, kemudian ikut serta dalam MotoE, namun Anda mampu meraih sukses dalam tahun pertama di World Supersport. Adakah rahasia kesuksesan yang dimiliki?

Saya tidak akan memberitahu Anda rahasia saya, hahaha.

Pastinya, saya memiliki banyak pengalaman di masa lalu. Dengan motor 125cc, dengan Moto2, dengan berbagai macam pabrikan. Saya juga berkompetisi di Suzuka 8 Hours. Kemudian di MotoE dengan motor listrik. Dan tahun ini di World Supersport dengan Yamaha R6.

Tentunya, saya sudah mengantongi banyak pengalaman. Saya juga bekerja keras untuk mencapai tujuan. Saya juga memiliki banyak orang yang mendukung saya di belakang untuk mewujudkan target.

Pertama adalah tim, lalu sponsor, semua pelatih, keluarga saya. Jadi, ini semua adalah satu grup dan menjadi satu. Ya, kami berhasil mencetak hasil bagus.

Dominique Aegerter, Ten Kate Racing Yamaha

Dominique Aegerter, Ten Kate Racing Yamaha

Foto oleh: Yogie Gandanaya

Musim depan Anda kembali balapan dengan Ten Kate Racing. Apakah Anda yakin dapat menjadi juara dunia Supersport lagi?

Targetnya tentu saja untuk mempertahankan gelar juara. Tapi tahun depan, aturannya akan sedikit berubah. Akan ada pabrikan berbeda yang ikut serta, like Ducati dan Triumph, sedangkan kami akan berkendara dengan Yamaha.

Saya berharap mendapatkan dukungan baik dari Yamaha. Ya, kita lihat saja nanti musim depan. Yang pasti, tujuan kami adalah bekerja seperti yang kami lakukan tahun ini. Fokus pada setiap latihan dan balapan.

Ya, saya sangat percaya diri dan akan bekerja dengan tim. Saya tidak takut untuk tidak mencetak hasil bagus.

Pendapat Anda perihal regulasi baru di World Supersport 2022. Apakah positif atau negatif?

Tentunya, itu positif untuk memiliki pabrikan lebih banyak di kelas World Supersport. Namun, saya tidak yakin apakah regulasinya sudah jelas. Tidak ada seorang pun yang tahu.

Kita ada motor 600cc, tetapi kemudian ada Ducati dengan 900cc, saya kira. Lalu ada Triumph dengan 765cc. MV Agusta dengan sekitar 700cc.

Saya tidak tahu apa persisnya yang ingin mereka lakukan dengan sistem yang adil agar satu tim tidak memiliki satu motor yang lebih baik. Jadi, kita lihat saja nanti. Saya sendiri sudah menantikan musim depan.

Anda terlihat sangat nyaman bersama Ten Kate Racing. Masihkah bermimpi untuk kembali ke Grand Prix?

Ya, kami mengecek untuk kembali ke Grand Prix, ke Moto2. Namun, saya sendiri ingin naik kelas ke World Superbike.

Saya merasa sedikit kecewa, karena saya menjalani musim yang luar biasa dengan 10 kemenangan dan banyak podium. Saya pikir, saya pantas untuk tampil di World Superbike. Tapi saya tidak yakin kenapa mereka tidak merekrut saya.

Saya dari Swiss dan saya sudah berusia 31 tahun. Tapi targetnya adalah kembali ke paddock MotoGP atau naik kelas ke World Superbike.

Apakah Anda masih merasa kecewa dengan kegagalan menjadi juara dunia MotoE 2021?

Saya sebenarnya mencoba untuk melupakannya. Saya mendapatkan kenyamanan dan ketenangan dari orang-orang di sekitar.

Saya merasa penalti yang diberikan kepada saya itu tidak tepat. Jadi, ya saya finis kedua di kejuaraan MotoE. Tentunya bukan karena kesalahan saya dalam berkendara.

Ini hanyalah regulasi dan keputusan yang tidak saya mengerti.

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Toprak Razgatlioglu Akan Pakai Nomor 1 di WSBK 2022
Artikel berikutnya Musim 2022, World Superbike Pakai Logo Baru

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia