Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Wolff berharap Calderon bisa balapan F1

Mantan pembalap tes Williams, Susie Wolff, berharap Tatiana Calderon bisa mendapat kesempatan membalap di Formula 1.

Tatiana Calderon, Sauber

Foto oleh: Sauber F1 Team

Namun Wolff mengakui, sistem poin superlicence, syarat membalap di F1, berpotensi menjadi rintangan.

Calderon menghabiskan tiga musim terakhirnya di GP3, dengan peringkat ke-16 pada tahun lalu sebagai raihan terbaik. Tahun ini ia menjadi pembalap wanita pertama yang berkompetisi di Formula 2 sejak pertama kali berdiri, dengan nama GP2, pada 2005.

Tahun lalu, pembalap berusia 25 tahun itu juga melakoni debut tes F1 pada sebuah sesi privat bersama Sauber usai gelaran GP Meksiko.

Namun regulasi FIA menyatakan setiap pembalap harus mengoleksi minimal 40 poin untuk mendapatkan lisensi membalap F1.

Pun demikian, Wolff, pembalap wanita pertama dalam 20 tahun yang berpartisipasi di pekan balapan F1 pada sesi latihan GP Inggris Raya 2014, terkesan dengan progres Calderon.

“Saya pikir Tatiana sedang melakukan pekerjaan yang fantastis,” ucap Wolff dalam sebuah wawancara bersama Motorsport.com.

“Saya tidak pernah meragukan kemampuannya, jadi saya berharap dia terus membuat kemajuan.”

Baca Juga:

Ketika ditanya apakah Tatiana bisa menembus F1, Wolff, gantung setir pada 2015 kini menjabat sebagai bos tim Formula E Venturi, mengatakan: “Saya ingin sekali melihat itu terjadi.

“F1 telah berubah dan sekarang Anda harus memiliki poin superlicence. Itu bisa menjadi rintangan.

“Ketika saya menjajal mobil F1, dulu poin superlicence belum dibutuhkan.

“Jadi tentunya, dia harus menghadapi tantangan mengumpulkan poin untuk memenuhi syarat, tapi saya ingin sekali melihat dia di grid.

“Terkadang, F1 bergantung pada timing. Ketika ada kursi kosong, maka peluang akan terbuka.

“Dia sudah membuktikan dirinya mampu setelah mengendarai mobil Sauber, jadi saya akan memantau dan terus berharap.”

Pada 2016, Wolff mendirikan gerakan Dare To Be Different (Berani Berbeda), dijalankan bersama dengan induk motorsport Inggris Raya, Motorsport UK, untuk mendorong partisipasi kaum wanita di dunia balap.

Wolff merasa “ada sedikit peningkatan” tentang persepsi keikutsertaan wanita dalam motorsport.

Namun di saat yang sama ia juga mengakui kehadiran wanita di paddock ataupun lintasan balap masih menjadi pemandangan yang “tidak biasa”.

Formula E kini mengizinkan tim untuk menurunkan mobil ketiga pada testing yang diperuntukan khusus untuk pembalap wanita. Inisiatif yang disambut baik oleh Wolff.

“Harus saya katakan, saya merasa diterima dengan baik di FE dan saya tidak memiliki masalah menjalankan tugas saya di paddock,” ungkapnya.

“Memang masih ada yang menanyakan saya soal itu, tapi saya tidak memedulikannya.

“Saya tahu persis apa tugas saya dan saya sangat fokus dengan target yang ingin dicapai.

“Selalu ada pertanyaan soal gender saya, itu tidak akan hilang. Tapi itu tidak berdampak negatif buat saya,” tandasnya.

Susie Wolff
Tatiana Calderon, DS TECHEETAH, DS E-Tense FE19
Tatiana Calderón
Tatiana Calderon, Sauber
Susie Wolff, Williams FW37
Tatiana Calderón
Tatiana Calderon, Sauber
Tatiana Calderón
Tatiana Calderón
Tatiana Calderon, Sauber
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kesan pertama Verstappen dengan Red Bull-Honda
Artikel berikutnya Aturan F1 2019 sebuah kesalahan yang mahal

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia