Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

DTM Umumkan Pelarangan Team Order pada Musim 2022

Balap mobil touring Deutsche Tourenwagen Masters (DTM) merilis aturan tentang pelarangan team order. Bahwa siapa pun yang mencoba memengaruhi hasil secara artifisial berisiko dikeluarkan dari kejuaraan.

Maximilian Götz, Haupt Racing Team Mercedes AMG GT3, Liam Lawson, AF Corse Ferrari 488 GT3 Evo

Foto oleh: Alexander Trienitz

Tahun lalu, era baru GT3 menuai kontroversi. Mercedes meminta Lucas Auer dan Philip Ellis untuk memperlambat serta memberi jalan bagi calon juara Maximilian Gotz dalam seri Norisring.

Team order yang dilakukan Mercedes ini memungkinkan Gotz, terpaut 22 poin dari pemimpin klasemen Liam Lawson menuju ke final, untuk lolos dan akhirnya meraih gelar juara DTM 2021.

Segera usai balapan, bos DTM Gerhard Berger menjanjikan solusi untuk 2022. Team order akan dilarang lagi , setelah kejuaraan sebelumnya menganggap aturan seperti itu tidak diperlukan dalam balapan berbasis tim pelanggan.

“Tim dan pembalap yang mempengaruhi aksi balapan melalui team order, mungkin menghadapi pengecualian dari kejuaraan di masa depan,” bunyi pernyataan resmi.

Walau secara eksplisit tak menyebutkan apa yang akan dilarang, salinan regulasi olahraga yang dikirim ke badan pengatur motorsport Jerman menyatakan bahwa,”Tidak ada sponsor, pemasok, perusahaan atau afiliasi, termasuk pabrikan (merek), importir, atau agen mereka, diizinkan untuk membuat kontrak, memaksakan, atau mencoba memaksakan pesanan tim pada pembalap atau Peserta mana pun.”

Terlepas dari larangan team order, DTM juga telah mengumumkan sejumlah perubahan lain pada regulasi olahraga untuk musim 2022.

Sebagai bagian dari aturan baru, maksimal dua mekanik harus mengganti ban di gandar belakang sebelum roda depan bisa diganti.

Hal ini merespons teknik radikal AF Corse, di mana seorang mekanik akan melepas ban depan terlebih dahulu, berlari ke sisi lain untuk melakukan pergantian penuh roda belakang, sebelum memasang roda depan baru.

Teknik seperti ini tidak dapat diadopsi oleh tim yang mengoperasikan mobil BMW, Audi dan Lamborghini, lantaran mobil homolog mereka tak dilengkapi dengan cincin pengunci yang terpasang pada roda.

Baca Juga:

Dalam regulasi olahraga terbaru, kini tim harus menyelesaikan pit stop wajib saat periode safety car, sehingga meniadakan risiko apa pun dengan memperpanjang stint pembuka. DTM juga mengumumkan sedang berupaya memperkenalkan full course yellow.

Perubahan aturan turut mencakup prosedur start. Race director - bukan pembalap utama - yang menentukan kapan balapan akan berlangsung selama rolling start.

Berdasarkan regulasi sebelumnya, DTM menetapkan starting corridor, lintasan pendek di trek yang membentang dari baris ke-10 di grid hingga garis start.

“Setelah memasuki starting corridor, pemimpin dapat mempercepat pada waktu yang dipilihnya. Menyalip pemimpin diperbolehkan dari garis start,” isi pernyataan.

DTMJerman juga akan memberikan poin untuk lap tercepat pada 2022, serupa yang dilakukan Formula 1 dan Formula E.

Disebutkan pula Balance of Performance (BoP) sekarang dapat disesuaikan kapan saja, dan hingga balapan terakhir musim untuk memungkinkan adanya penyesuaian.

Laporan tambahan oleh Sven Haidinger

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rene Rast Comeback ke DTM bersama Abt Sportsline
Artikel berikutnya DTM 2022, Nico Muller Bertahan di Team Rosberg

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia