Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Colton Herta Opsi Tunggal Pengganti Pierre Gasly

Bos Red Bull Racing, Christian Horner, takkan melepaskan Pierre Gasly ke Alpine, jika Colton Herta tidak mendapatkan Super Licence Formula 1.

Colton Herta, Andretti Autosport Honda

Foto oleh: IndyCar Series

Red Bull telah mencapai kesepakatan prinsipal dengan Alpine untuk menjadikan Gasly sebagai pengganti Fernando Alonso. Kursi kosong di AlphaTauri rencananya dipersiapkan demi Herta.

Satu-satunya tantangan besar adalah bintang muda IndyCar itu baru mengemas 32 poin Super Licence. Sementara persyaratan utama yang diminta, seorang pembalap harus mengumpulkan 40 poin.

Langkah skuad Red Bull yang berniat memboyong Herta sudah memantik kekhawatiran tim-tim rival. FIA dinilai harus berpegang teguh pada aturan dan tidak membuat pengecualian dengan dalih force majeure.

“Saya kira dia adalah talenta yang menarik. Dia adalah pria Amerika yang lebih muda, yang telah menjadi bakat menonjol di AS. Jadi akan sangat menarik untuk melihat bagaimana dia tampil di F1,” kata Horner.

“Dan F1 jelas makin populer di pasar AS saat ini, dan memiliki pembalap AS yang sukses bisa sangat menarik. Itu (juga) bisa menarik bagi kami, dalam jangka panjang.

“Maksud saya, kami punya kontrak dengan pembalap kami, tetapi AlphaTauri atau Toro Rosso, mereka telah menghasilkan pembalap yang stabil untuk kami gunakan, apakah itu Sebastian (Vettel) atau Max (Verstappen) atau Daniel (Ricciardo) selama bertahun-tahun.”

Pierre Gasly, AlphaTauri

Pierre Gasly, AlphaTauri

Foto oleh: Erik Junius

Minggu lalu, di sela-sela Grand Prix Belanda, Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem mendiskusikan perihal Super Licence Herta dengan CEO Formula 1, Stefano Domenicali.

Sebelumnya, pria Italia itu mengatakan FIA sepatutnya perlu menghormati aturan soal pemberian lisensi kepada pembalap yang ingin berkompetisi dalam balap jet darat.

“Saya pikir itu masalah FIA. Kami hanya perlu kejelasan situasi tentang poin pembalap, yang diharapkan akan datang lebih cepat ketimbang nanti. Karena itu jelas memainkan peran kunci dalam komidi putar pembalap,” ucap Horner.

“Jelas dalam hal klarifikasi poin untuk pembalap yang ingin masuk ke F1, Anda harus tahu bahwa Anda punya opsi, dan jika opsi itu tidak ada, maka pemicu lainnya tidak akan ikut bermain.”

Baca Juga:

Ditanya apakah ada alternatif untuk Herta, Horner menjawab: “Saya kira Pierre melakukan pekerjaan dengan baik bersama AlphaTauri. Jadi, saya tidak berpikir akan ada keinginan untuk berubah jika tidak ada opsi menarik yang tersedia.”

Sejauh ini, anak didik terbaik Red Bull adalah Liam Lawson. Sang pilot bertengger pada peringkat kelima klasemen sementara Formula 2 2022, serta baru saja merampungkan sesi FP1 dengan AlphaTauri di Zandvoort.

Namun, penasihat Red Bull, Helmut Marko, mengadakan pertemuan bersama pemuncak klasemen sekaligus calon kuat juara F2 musim ini, Felipe Drugovich.

Saat disinggung apakah ada ketertarikan terhadap Drugovich, Marko berkata: “Kami tidak berbicara dengannya.”

Marko juga menemui pembalap Formula 2 lainnya, Enzo Fittipaldi, ditemani saudara laki-lakinya, Pietro, pada GP Belanda akhir pekan lalu.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tak Cuma di Trek, Red Bull Juga Tercepat Urusan Pit Stop
Artikel berikutnya Rayakan 25 Tahun Titelnya di F1, Villeneuve Kemudikan Alpine A521

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia