Mercedes pesimistis bisa menangi semua balapan
Menurut bos Mercedes, Toto Wolff, memenangi semua balapan Formula 1 2019 adalah target yang tidak realistis bagi timnya meski tampil dominan di awal musim.
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
Meski ada ancaman dari Ferrari selama tes pramusim, ditambah dengan perubahan aerodinamika pada 2019, Mercedes mengawali musim sebagai tim pertama yang mencetak hasil 1-2 di empat balapan pembuka.
Dominasi Mercedes pada GP Spanyol pekan lalu memperpanjang rekor tersebut menjadi lima balapan, sekaligus memperlebar jarak keunggulan mereka menjadi hampir 100 poin di atas Ferrari dalam klasemen sementara.
Ditanya apakah Mercedes bisa memenangi semua 21 balapan tahun ini, team principal Toto Wolff berkata: "TIdak. Pertama, saya pikir kita harus tetap rendah diri dan membumi
"Kami memiliki lima penampilan yang fantastis, lima raihan 1-2, tetapi kami tidak meremehkan pencapaian itu. Ini bukan sekadar omongan belaka, ini memang pola pikir kami.
"Dua minggu lagi kami akan menghadapi tantangan yang berat. Beberapa tahun terakhir ini kami kurang kuat di Monako. Anda ingat betapa kuatnya [Daniel] Ricciardo tahun lalu bersama Red Bull? Mereka seperti di liga sendiri.
"Kami harus mengambil langkah satu per satu. Di atas kertas, pekan balapan berikutnya cukup menantang."
Pun demikian, dua dari lima kemenangan yang ditorehkan Mercedes musim ini bisa dibilang merupakan hasil dari ketidakmampuan Ferrari dalam memaksimalkan mobil yang lebih cepat.
Ferrari seharusnya bisa menang dominan di GP Bahrain andai Charles Leclerc tidak mengalami masalah mesin di penghujung balapan. Pembalap berusia 21 tahun itu juga tampil kencang sepanjang pekan GP Azerbaijan sebelum kecelakaan saat kualifikasi.
Ditanya apakah ada kekhawatiran Mercedes bakal memenangi semua balapan tahun ini, team principal Ferrari, Mattia Binotto, berkata: "Kami tidak pernah menyerah. Target kami adalah tampil lebih baik dari Barcelona.
"Setiap sirkuit punya karakteristik berbeda. Monako misalnya, adalah sirkuit yang berbeda dari Barcelona. Mobil kami punya kekuatan dan kelemahan. Jadi terlalu dini untuk membuat asumsi."
Mercedes nyaris mencetak rekor 100 persen pada musim 2016 ketika berhasil memenangi 19 dari 21 balapan tahun itu.
Kala itu, mereka gagal menang di Spanyol setelah Lewis Hamilton dan Nico Rosberg saling bertabrakan selepas start, dan kemudian di Malaysia mesin pada mobil Hamilton mengalami kerusakan.
Red Bull tampaknya bakal menjadi ancaman terbesar Mercedes, mengingat skuat Milton Keynes biasanya tampil kuat di Monako. Sang team principal, Christian Horner, juga ragu Mercedes bisa memenangi semua balapan tahun ini.
"Saya meragukannya. Memang tidak ada yang tidak mungkin, tetapi itu bakal menjadi pencapaian yang luar biasa. Jika itu terjadi, maka bisa dibilang ini adalah kejuaraan untuk pembalap-pembalap Mercedes," kata Horner.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments