Ralf Schumacher: Ferrari Hancurkan Peluang Sendiri
Mantan pembalap Formula 1, Ralf Schumacher, ikut gemas melihat banyaknya kesalahan yang dilakukan Ferrari. Menurutnya, tim tersebut menghancurkan sendiri peluangnya.

Di awal musim, skuad asuhan Mattia Binotto tampak jadi penantang kuat titel F1 2022. Namun, seiring berjalannya waktu, kelemahan F1-75 kian terekspos.
Bukan hanya problem keandalan mobil, Binotto dan tim kerap menerapkan strategi yang salah sehingga harus dibayar mahal para pembalapnya.
Terbaru dalam Grand Prix Hungaria, Ferrari salah menilai situasi yang berimbas pada pemilihan ban kurang tepat.
Charles Leclerc yang mestinya bisa berdiri di puncak podium, perlahan disingkirkan oleh lawan-lawannya. Pembalap Monako itu pun harus puas finis P6.
Menanggapi situasi tersebut, Schumacher mengungkapkan, “Akhir pekan di Hungaria berat untuk Ferrari.
“Pada Jumat, mereka menggunakan ban usang dan membuat kesalahan dengan memilih ban keras. Balapan dilakukan dalam udara dingin dan ban keras tidak berfungsi. Saya juga tidak mengerti kenapa Leclerc melakukan pit stop terakhir. Mereka kehilangan dua posisi karena itu.
“Anda bisa melihat betapa Charles reaksi sangat marah. Tidak mudah untuk pembalap melewati hal seperti di Paul Ricard dan Hungaroring. Dia punya empat pekan sebelum bisa mengubah apa pun.
“Media, khususnya di Italia, sangat aktif mengkritik. Itu berlebihan untuknya, sangat berat. Tapi, dia harus mengatasinya.”
Pria yang kini menjadi komentator tersebut mengungkapkan kalau Leclerc bisa balapan dan memenanginya, ceritanya akan berbeda.
Ia menegaskan kalau tidak ada perubahan maka gap 80 poin antara Max Verstappen dan Leclerc bisa melebar. Red Bull tidak akan santai dalam jeda balapan.
Pilot Belanda itu sudah menunjukkan skill di Hungaroring. Start dari P10, ia mampu menyegel kemenangan.
“Ini tidak akan mudah untuk Binott karena berbagai hal seolah berjalan ke arah yang salah. Ada banyak problem teknik,” ucapnya.
“Jika Anda punya kesempatan untuk memperjuangkan kejuaraan dan kehilangan itu karena kesalahan sendiri, itu menyakitkan. Di Ferrari, mereka menghancurkan segalanya dengan pit stop dan strategi gagal.
“Ada gap 80 poin dengan sembilan balapan sisa. Setelah jeda musim panas, akan ada banyak lagi. Tentu, Red Bull menunggu paruh kedua musim untuk mengganti power unit dan penalti. Max akan harus start dari baris terakhir, tapi dia akan memperbaiki situasi.”
Schumacher yakin kebangkitan Mercedes tidak berarti apa pun untuk Verstappen kalau terus konsisten di depan Ferrari.
“Meski para pembalap Mercedes mendapat poin dari Verstappen, tidak aka nada yang terjadi dengannya asalkan dia selalu berada di depan Ferrari. Leclerc sepertinya sulit mengambil kepemimpinan, sebab Ferrari terus merusak semua dengan pit stop dan ban.”
Toto Wolff: Lebih Baik Fokus Juara pada 2023 daripada P2 Musim Ini
Wolff Khawatirkan Kerusakan Otak Pembalap F1 Akibat Porpoising
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.