Gagal finis di Qatar, Rins tetap optimistis
Memasuki musim keduanya di MotoGP, Alex Rins yakin dapat lebih sering bertarung dengan para pembalap terdepan meski tak mampu menyentuh garis finis di Qatar.
Alex Rins, Team Suzuki MotoGP, Danilo Petrucci, Pramac Racing, Dani Pedrosa, Repsol Honda Team
Gold and Goose / Motorsport Images
Meski terhambat cedera pada musim debut di kelas premier bersama Suzuki, Rins menorehkan beberapa hasil baik, walau belum mampu mendekati para pembalap terdepan.
Berbekal progres positif sepanjang pramusim 2018, untuk pertama kalinya Rins dapat bertarung dengan para pembalap terdepan di Qatar. Ketika ia terjatuh saat balapan menyisakan 10 lap, ia menempati posisi keenam dan memiliki kecepatan yang sama dengan pembalap terdepan.
Faktanya, Rins berhasil mencetak fastest lap saat balapan pada Lap 6 (1 menit 55,333 detik), hanya lebih lambat 0,091 detik dari yang dibukukan Andrea Dovizioso pada paruh akhir balapan.
“Saya mampu dengan mudah membuntuti pembalap di depan, saya bahkan mampu mengikuti Dovizioso selama beberapa putaran,” ujar pembalap 22 tahun itu.
“Ini tidaklah mudah, tapi saya mengikuti mereka dengan baik, tapi tidak mungkin bagi saya untuk menyalip saat mengerem.
“Akan menyenangkan untuk finis di posisi itu, tapi saya pikir kami memiliki potensi lebih. Saya mencoba untuk bertarung dengan mereka di depan, tapi semuanya mengerem sangat lambat, jadi kami mencoba fokus pada balapan selanjutnya dan memperbaiki area itu.”
Diduga mengalami masalah rem seperti Jorge Lorenzo, yang juga gagal finis, Rins justru membeberkan feelingnya dengan motor tidak senyaman saat tes pramusim.
“Saya tidak tahu, mungkin trek tidak berada dalam kondisi terbaik,” terangnya. “Sensasinya tidak sama seperti saat tes pramusim di sini.
“Kami mencoba menggunakan set-up yang sempurna, tapi saat balapan, dengan tanki bensin penuh, saya tidak benar-benar merasa nyaman, itu saja.”
Meski gagal memaksimalkan kesempatan di Losail, Rins tetap optimistis dengan potensi GSX-RR yang disiapkan Suzuki musim ini.
“Saya tidak sepenuhnya mengambil resiko karena saya ingin belajar, tetapi pada dasarnya jika saya tetap berada di posisi 10 besar, saya akan finis di posisi ini," tuturnya.
“Saya lapar, saya ingin belajar lebih dan saya rasa kami memiliki potensi untuk lebih sering berada di depan. Saya bertarung dengan Petrucci, yang merupakan pembalap yang bagus, tapi saya melakukan kesalahan, tidak lebih.
“Itu bukanlah kesalahan yang besar, tapi saya tersungkur.
“Yang saya lihat sepanjang balapan adalah kami sangat kompetitif di tikungan cepat, dan kami keluar dengan baik dari tikungan lambat.
“Pada umumnya, kami memiliki motor yang sangat stabil, dengan keseimbangan yang sangat bagus.
“Kali ini kami harus mengerem sedikit lebih kuat, secara keseluruhan motornya sempurna, tapi kami harus terus meningkatkannya."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments