Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Marquez dinilai terjatuh karena tertekan Vinales

Crew Chief Maverick Vinales, Ramon Forcada, menilai Marc Marquez terjatuh karena ia merasa tertekan akan sosok sang pembalap anyar Yamaha.

Marc Marquez, Repsol Honda Team, crash

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing, Forcada
Start: Marc Marquez, Repsol Honda Team, leads
Marc Marquez, Repsol Honda Team
Marc Marquez, Repsol Honda Team, crash
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Race winner Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Race winner Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Podium: Race winner Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Mungkin hanya sedikit yang membayangkan Vinales akan memenangi dua balapan beruntun dan memimpin klasemen sementara. Salah satunya merupakan Forcada. “Satu-satunya pertanyaan, apakah dia akan mampu mengelola balapan?,” tandasnya.

Akhir pekan lalu, Vinales meraih kemenangan yang kedua pada musim ini di Termas de Rio Hondo. Tak dapat dipungkiri, bahwa jatuhnya Marquez membuka pintu kepada Vinales untuk merebut podium teratas. Namun, tak dapat dipungkiri pula, pembalap Yamaha itu memiliki kecepatan yang hebat.

“Dari apa yang dikatakan Maverick kepada saya, Marc melakukan start yang sangat bagus. Tapi ketika dia (Vinales) di belakangnya, dia melihat, bahwa dia bisa mengejarnya,” ucap Forcada kepada televisi Spanyol, Movistar.

“Saya menduga Marc ingin sangat menjauh karena dia tahu Maverick memiliki kecepatan yang sangat baik, dan dia harus membuka sedikit jarak.

“Tapi jika tidak terjatuh, dia akan menderita sedikit lebih. Atau bahkan tanpa ritme yang dimiliki Maverick, Marc tidak akan terjatuh. Satu hal mempengaruhi hal yang lain.”

Forcada lalu mengatakan, selain berhasil menambah jumlah kemenangan, Vinales juga mengelola dua balapan pertama dengan cara yang sangat berbeda.

“Satu-satunya pertanyaan dari kami di awal adalah bagaimana dia mengelola balapan ketika dalam tekanan. Saat latihan, kurang atau lebih Anda sendirian. Anda melakukan dengan cara Anda dan berjalan sangat baik. Tapi saat balapan tidak ada kesempatan kedua, dan kenyataannya dia sangat bagus,” paparnya.

“Itu adalah dua balapan berbeda. Argentina mungkin sedikit lebih mudah dikelola, karena Maverick mengatakan dia memiliki sedikit margin andai kalah. 

“Tapi yang pertama sangat berbeda, itu adalah balapan yang tidak normal. Argentina adalah balapan yang normal, karena banyak pembalap terjatuh. Kurang atau lebih situasi yang normal. Tapi Qatar benar-benar balapan pertama yang menyenangkan.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya IRTA minta maaf atas citra buruk di MotoGP Qatar
Artikel berikutnya Spesifikasi ban baru Michelin masih membuat penasaran

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia