Quartararo Izinkan Vinales Contek Motornya dengan Sebuah Peringatan
Pembalap Yamaha Factory Racing, Fabio Quartararo, mengizinkan rekan setim, Maverick Vinales, mau mencontek setelan YZR-M1 miliknya. Bisa saja langkah itu dieksekusi di MotoGP Belanda.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Rapor keduanya bak bumi dan langit dalam empat balapan terakhir. Pembalap Spanyol tersebut berada di papan tengah ketika Quartararo naik podium. Bahkan dalam MotoGP Jerman, Vinales seolah hilang di telan bumi.
Saat sang pemimpin klasemen berhasil finis di urutan ketiga, rider nomor 12 itu masuk garis finis terakhir. Vinales start P21 dan mengakhiri lomba lebih maju tiga langkah. Gap keduanya hampir 20 detik.
Tak pelak, ayah satu anak itu meledak dan mulai menyalahkan tim yang tidak memberikan motor kompetitif. Ia merasa kurang dihormati.
Dalam kondisi frustrasi, Vinales mengutarakan akan membuat setelan motornya identik dengan M1 Quartararo. Setelah mempelajari data, ia tahu ada perbedaan di bagian-bagian tertentu.
“Saya mengamati datanya dalam beberapa balapan. Ternyata, dia berada di titik berbeda daripada saya. Solusi saya akhir pekan ini menggunakan setelan benar-benar serupa dengan yang dipakainya, seperti elektronik, suspensi dan lihat apa yang terjadi,” ujar Vinales dalam konferensi pers.
“Saya akan meniru motor Fabio dan kami akan melihat di mana posisi saya. Tapi seharusnya pembalap selalu mengikuti garisnya, menemukan setup terbaik untuk gaya balapnya. Namun, di tim ini, saya tinggal meniru lainnya. Saya terpaksa melakukannya. Di Jerman, saya terpuruk tanpa alasan jelas.”
El Diablo menegaskan tak peduli dengan apa yang dilakukan koleganya itu, termasuk mencontek setup motornya. Tapi pembalap Prancis tersebut juga mengingatkan kalau trik itu tidak bagus, jika menilik dari daftar prestasi Vinales yang selalu kencang di Assen.
Rider itu menang di Belanda tiga kali, masing-masing dua dari kelas ketiga dan satu MotoGP 2019. Ia runner-up dua kali, Moto3 2013 dan Moto2 2014.
“Masing-masing pembalap berbeda. Ini bukan cara yang tepat untuk pendekatan lomba. Di sini, dia selalu kencang. Meski dia bekerja dengan cara sendiri, tapi kalau dia mau meniru saya, tidak masalah,” kata Vinales.
“Saya fokus total kepada urusan saya. Jujur, sudah lama, saya belum melihat ke bagian seberang garasi. Saya hanya memikirkan hasil saya. Dalam momen sulit, dia harus mencoba menyelamatkan akhir pekan, meski itu tujuh, delapan, sembilan atau sepuluh. Motor tidak menang di Sachsenring, tapi bukan yang terakhir.
“Itu masalah saya tahun lalu. Atau problem yang dia punya, saya tak tahi. Maverick salah satu pembalap terbaik di kejuaraan. Saat dia kencang, dia sangat tidak konsisten.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments