Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

Berat Badan Bikin Petrucci Menderita Tunggangi KTM

Postur dan bobot tubuh masih menjadi problem antara Danilo Petrucci dan RC16 yang ditungganginya untuk MotoGP 2021.

Danilo Petrucci, KTM Tech3

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Musim perdana bersama Tech 3 KTM belum berpihak kepada rider Italia tersebut. Performanya fluktuatif bahkan mengalami crash dua kali, sehingga bertengger pada peringkat ke-16 dengan koleksi 23 poin.

Setelah gagal finis pada MotoGP Catalunya, Petrucci menjalani tes yang diselenggarakan di Sirkuit Barcelona. Akhirnya, ia merasakan sensasi menggunakan sasis baru KTM.

Pembalap berjuluk Petrux itu menilai perubahan itu tak terlalu berpengaruh banyak. Ia ingin para mekaniknya fokus pada pengembangan aerodinamika dan peningkatan kecepatan.

“(Sasis) sedikit membantu, tapi bukan satu-satunya yang saya perlukan sekarang, karena hal paling kritis bagi kami adalah aerodinamika, sama seperti kecepatan di trek lurs. Saya ingin punya kecepatan lebih tinggi agar bisa santai di tikungan karena  sekarang, itu satu-satunya poin di mana saya mendapatkan sedikit,” ia mengungkapkan.

Petrucci menjelaskan pekerjaan yang dilakukan tim selama sesi tes. Dari sana, ia menyadari bahwa penggunaan ban baru membuatnya menderita karena bobotnya terlalu berat.

“Kami telah menguji sasis tapi kami telah fokus pada peningkatan saat keluar dari tikungan. Ban ini memiliki casing sangat lunak dan sangat sensitif terhadap berat. Bobot saya besar dan saya sangat menderita,” tuturnya.

“Itu kenapa, saya tidak bisa memanfaatkan ban baru dengan baik dan saya lebih kencang justru dengan ban yang lama, dan saya tidak mengerti batasannya karena kami menderita dalam kecepatan dan kami ingin mencoba lebih punya akselerasi.

“Jangan ada di depan saya dan bisa melakukan beberapa overtaking. Ada perkembangan dalam hal tenaga, tapi tidak aerodinamika.”

Baca Juga:

Pria 30 tahun itu kembali menyinggung pengaruh berat badan terhadap performa motor terutama saat membuka throttle.

“Masalahnya pada berat badan saya yang ekstrim dan konsekuensinya, masalah seolah jadi lebih besar. Saya selalu merasa ban tidak bisa menopang bobot saya, terutama ketika itu baru dan di sana ada banyak grip,” ujar Petrucci.

“Kala saya membuka katup gas, meski secara perlahan, saya selalu kehilangan sedikit kekuatan longitudinal dan Anda kehilangan kecepatan karena itu seperti tidak bisa menyokong bobot itu. Pada level aerodinamika, kami tak bisa berbuat apa-apa.”

Salah satu kunci kebangkitan KTM dalam dua edisi MotoGP terakhir adalah sasis dan bahan bakar baru. Mungkin jika sasis tidak banyak membantunya, Petrucci bisa berharap pada bahan bakar untuk mendongkrak prestasinya.

“Sepertinya di sana ada peta mesin berbeda dengan bahan bakar yang memberikan dua pembalap pabrikan kecepatan luar biasa pada trek lurus Mugelllo. Jelas bahwa saya tidak punya kecepatan karena saya lebih besar,” ia menuturkan.

“Tapi, jika kami membagi lintasan jadi beberapa bagian, saya kehilangan banyak di jalur lurus karena di tikungan saya bisa mengerem motor dengan baik. Masalahnya adalah saat kami melaju lurus, saya tidak kencang dan itu di mana mendapatkan waktu.

“Saya ingin lebih kencang di trek lurus, karena dalam balapan, saya tersiksa di lap-lap awal. Mereka banyak menyalip saya dan saya tidak bisa mengembalikan itu.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Brembo Kembangkan Cakram Rem MotoGP Berukuran Lebih Besar
Artikel berikutnya Ambisi Menguncup, Morbidelli Pasrah Posisi 10 Besar Klasemen MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia