Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

F1 Alami Kerugian Rp5,5 Triliun pada Musim 2020

Formula 1 (F1) mencatat kerugian besar pada 2020 karena pandemi Covid-19 membuat jadwal terganggu dan memaksa balapan dilangsungkan tanpa penonton.

Starting grid atmosphere

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Berdasarkan laporan hasil keuangan Liberty Media selama satu tahun penuh, yang dirilis pada Jumat (226/2/2021), mengungkapkan bahwa pendapatan F1 turun hingga 44 persen.

Total kerugian mencapai 386 juta dolar AS (setara Rp5,52 triliun) dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan keseluruhan turun dari 2,022 miliar dolar AS pada 2019 ke angka 1,145 miliar dolar AS musim lalu.

Keuntungan 17 juta dolar AS (Rp243,2 miliar) yang diperoleh pada F1 musim 2019 pun berubah menjadi kerugian operasional 386 juta dolar AS setelah tim-tim peserta dibayar.

Total pembayaran yang dibagikan antara 10 tim peserta juga menurun drastis, dari 1,012 miliar dolar AS pada 2019 menjadi hanya 711 juta dolar AS pada 2020.

"Pembayaran tim menurun dalam setahun penuh didorong oleh kontraksi pendapatan F1 dan dampak terkait pada perhitungan elemen variabel pembayaran tim," Liberty menjelaskan dalam pernyataannya.

"Pembayaran tim pada 2020 termasuk biaya satu kali yang dibayarkan kepada tim setelah penandatanganan Perjanjian Concorde 2021 (kesepakatan yang mengatur kontrak antara FIA, F1 dan tim terkait pembagian keuntungan)."

Baca Juga:

Penurunan besar dalam biaya promosi balapan tercermin dalam jatuhnya persentase bagian mereka dari pendapatan utama F1, dari 30 persen ke angka 12 persen.

Sebagian besar balapan musim lalu tidak menghasilkan pendapatan signfikan atau angkanya dinegosiasikan ulang sehingga tak terlalu merugikan.

"Pendapatan dari promosi balapan menurun karena penggemar dilarang hadir, kecuali dalam tiga balapan. Ini menyebabkan perubahan kontrak dari yang dijadwalkan untuk disesuaikan dengan yang dihasilkan dari balapan pengganti," tutur Liberty.

Pemasukan dari hak siar menyumbang persentase lebih besar dari total pendapatan utama. Angkanya naik dari 38 persen menjadi 55 persen.

Meski melewati minimal 15 balapan sehingga mayoritas stasiun TV membayar jumlah uang sesuai kontrak, Liberty mengakui bahwa ada pengurangan dalam beberapa kasus.

Revenue dari iklan dan sponsor juga naik, walau sangat kecil, dari 15 persen ke angka 17 persen. Tetapi mereka tetap kehilangan pendapatan sebab balapan dengan sponsor tertentu dibatalkan.

Sejalan dengan pemasukan, biaya penyelenggaraan F1 juga turun karena jadwal yang lebih pendek dan berlangsung hanya di Eropa. Ini membuat kerugian lebih besar terhindarkan.

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Verstappen Tak Setuju dengan Gagasan Sprint Race
Artikel berikutnya Uji Coba Perdana Alfa Romeo C41 Selesai Tanpa Masalah

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia