Menunggu Performa Terbaik Tiga Juara Dunia
Sampai balapan keempat Kejuaraan Dunia Formula 1 2021, GP Spanyol, Minggu (9/5/2021), tiga juara dunia: Kimi Raikkonen, Fernando Alonso, dan Sebastian Vettel masih kesulitan merebut poin.
Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images
Musim ini mungkin akan menjadi salah satu yang layak masuk catatan dalam sejarah Formula 1. Adalah persaingan sengit antara juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017-2020) Lewis Hamilton, 36 tahun, dan penantangnya yang 13 tahun lebih muda, Max Verstappen.
Hamilton (Mercedes-AMG Petronas F1) sudah memenangi tiga lomba dan satu pole position untuk memimpin klasemen dengan 94 poin. Verstappen (Red Bull Racing) merebut satu kemenangan dan satu pole untuk berada di P2 dengan selisih 14 poin dari Hamilton.
Publik mungkin sedikit lupa bila di posisi bawah klasemen F1 saat ini ada tiga juara dunia yang masih kesulitan merebut poin: Sebastian Vettel (kampiun 2010-2013), Fernando Alonso (2005, 2006), dan Kimi Raikkonen (2007).
Sampai balapan keempat, GP Spanyol, baru Alonso yang mampu merebut poin hasil finis P10 di Imola (Emilia Romagna) dan P8 di Algarve (Portugal).
Menariknya, poin Alonso di Imola didapat setelah Raikkonen dipenalti 30 detik karena tidak masuk pit lane seusai gagal mengembalikan posisinya ke P7 – karena selip dan keluar trek – dalam situasi safety car. Akibat penalti tersebut, posisi finis Raikkonen di Imola melorot dari ke-9 menjadi 13.
Fernando Alonso, Alpine F1
Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images
Raikkonen belum mendapatkan poin karena sebelum Imola dirinya finis P11 di Bahrain, mundur di Portugal, dan P12 di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Minggu (9/5/2021) lalu.
Posisi finis Vettel menjadi yang terburuk di antara ketiga juara dunia veteran ini. Ia hanya finis P15 masing-masing di Bahrain dan Imola, serta P13 di Portugal dan Spanyol.
Sebagai perbandingan, pada fase yang sama tahun lalu (empat lomba), Vettel sudah mengantongi 10 poin. Sementara, kondisi Raikkonen saat ini lebih kurang sama dengan musim lalu, juga belum mendapatkan poin sampai balapan keempat.
Sejumlah faktor ditengarai menjadi penyebab mengapa para juara dunia ini kesulitan menuai poin di awal Kejuaraan Dunia Formula 1 2021 ini. Paling utama hal-hal yang terkait teknis.
Alfa Romeo Racing Orlen, tim yang dibela Raikkonen, hanya menempati peringkat kedelapan – dari 10 tim – dalam dua musim terakhir F1. Raikkonen sendiri memperkuat tim asal Hinwill, Swiss, tersebut sejak 2019.
Hingga empat lomba awal F1 2021 ini, Alfa Romeo belum mampu menuai poin karena hasil finis terbaik mereka sejauh ini hanya P11 (Raikkonen). Sedangkan Antonio Giovinazzi hanya mampu finis antara P12 sampai P15.
Kimi Raikkonen, Alfa Romeo Racing
Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images
Alfa Romeo saat ini merupakan customer team yang memakai power unit pasokan dari Ferrari. Pengembangan mesin yang terbilang lambat dari Ferrari plus rancang bangun sasis Alfa Romeo C41 yang terganggu pandemi Covid-19 menjadi akar masalah mereka musim ini.
Alfa Romeo sendiri sudah mengatakan sejak awal bahwa dengan sederet problem yang mendera dan bujet yang terbatas membuat mereka memilih fokus untuk menghadapi F1 2022, saat semua aturan baru soal teknis diterapkan.
Untuk kasus Sebastian Vettel, pembalap asal Jerman itu diduga masih mengalami kesulitan beradaptasi dengan mobil barunya musim ini, Aston Martin AMR21, setelah enam musim sebelumnya mengendarai Ferrari.
“Untuk Seb, filosofi AMR21 benar-benar berbeda (dengan mobil-mobil yang ia pakai sebelumnya). Itulah mengapa ia butuh waktu untuk beradaptasi,” ucap Otmar Szafnauer, Prinsipal Aston Martin Cognizant F1, tim yang dibela Vettel, beberapa waktu lalu.
Seperti Raikkonen, Vettel juga belum memperoleh poin. Bandingkan dengan rekan setimnya, Lance Stroll, yang sudah mengemas lima angka dari empat balapan.
Kemampuan Aston Martin membuat komponen identik untuk kedua pembalapnya sekaligus, juga dipertanyakan. Alasan mereka memberikan peranti aerodinamika berbeda untuk Vettel dan Stroll (baru di Portugal) lalu menjadi salah satu bukti.
Aston Martin mengaku kesulitan membuat dua set komponen secara bersamaan karena keterbatasan waktu, riset yang panjang, dan model pembuatan yang berseri.
Fernando Alonso sejauh ini mungkin yang terbaik di antara Raikkonen dan Vettel. Ia memang baru kembali ke F1 setelah mundur pada akhir musim 2018. Namun, Alonso dipercaya membela tim pabrikan, Alpine F1 yang musim lalu masih bernama Renault.
Kondisi tim pabrikan (works team) dengan customer team, tentu berbeda. Meskipun terkenal irit, bujet milik Alpine diyakini lebih baik ketimbang Aston Martin maupun Alfa Romeo.
Alpine yang memakai mesin dari Renault juga bisa lebih fokus dalam pengembangan power unit. Pasalnya, setelah McLaren beralih ke Mercedes, mulai musim ini, pabrikan asal Prancis tersebut tidak lagi memiliki customer team.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments