Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Teknik dan Gaya Balap Ini Jadi Kekuatan Quartararo

Crew chief Fabio Quartararo, Diego Gubellini, mengungkapkan beberapa aspek teknis dan dan gaya yang membuat pembalapnya unggul di MotoGP 2021 ini.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Menjelang digelarnya paruh kedua Kejuaraan Dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) unggul 34 poin atas Johann Zarco (Pramac Racing) di P2 dan 47 poin dari Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) di posisi ketiga.

Dari sembilan balapan yang sudah digelar, El Diablo mampu memenangi empat di antaranya plus dua podium ketiga. Performa lebih stabil dibanding musim lalu ini tentu memotivasi Quartararo untuk merebut gelar juara dunia pertamanya.

Tahun lalu, Quartararo hanya mampu cepat dan memimpin klasemen pada awal musim. Tetapi memasuki paruh kedua, ia menurun drastis hingga hanya berada di P8 klasemen akhir MotoGP 2020, terpaut 44 poin dari Joan Mir (Suzuki Ecstar) yang merebut gelar.

Kini, situasinya berbeda. Quartararo jauh lebih matang baik dari sisi mental maupun teknis. Pembalap asal Prancis, 22 tahun, tersebut juga mampu lebih cepat di atas Yamaha YZR-M1.

Kepala mekanik (crew chief) Diego Gubellini menjelaskan bila tahun lalu pembalapnya mengalami penurunan performa bukan hanya karena tekanan. “Faktor terbesar sebetulnya masalah teknis,” ucap teknisi asal Bologna, Italia, tersebut.

Menurut Gubellini, meskipun M1 versi 2020 dari luar terlihat serupa dengan varian 2019 geberan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) yang menjadi pembalap terbaik Yamaha di MotoGP tahun lalu dengan menempati posisi runner-up.

“Banyak komponen yang berbeda. Alhasil, feeling di atas motor juga berbeda jauh dengan versi 2019,” tutur Gubellini.

Jorge Lorenzo, Fiat Yamaha Team, saat turun di MotoGP Catalunya 2010.

Jorge Lorenzo, Fiat Yamaha Team, saat turun di MotoGP Catalunya 2010.

Foto oleh: Yamaha Motor Racing

Performa apik Quartararo musim ini lalu dibandingkan dengan pembalap terbaik terakhir Yamaha di MotoGP, Jorge Lorenzo. Menurut Gubellini, ada beberapa perbedaan gaya dan teknik balap antara juara dunia MotoGP 2010, 2012, dan 2015 itu dengan Quartararo.

Gaya balap Lorenzo, menurut Gubellini, sangat fleksibel tetapi juga sangat cepat di tikungan. Gaya tersebut sangat cocok dengan karakter Yamaha YZR-M1 dan ban Bridgestone yang dipakai saat itu.

“Quartararo juga sangat cepat di tikungan. Tetapi, gaya balapnya berbeda dengan Lorenzo. Quartararo dan generasi pembalap saat ini banyak bermain dengan tubuh demi mengejar balans,” kata Gubellini.

Yang dimaksud Gubellini adalah, Quartararo – seperti kebanyakan pembalap saat ini – lebih banyak memanfaatkan tubuhnya untuk mengatur agar saat pengereman dan akselerasi bisa lebih bagus.

Perbedaan gaya dan teknik balap ini tentu berkaitan erat dengan karakter motor, ban, maupun sistem elektronik yang dipakai.

“Lorenzo lebih banyak menggerakkan tubuhnya ke sisi kiri dan kanan karena ia ingin meningkatkan kecepatan di tikungan. Quartararo tidak terlalu banyak bergerak ke kiri-kanan tetapi lebih sering ke depan dan belakang,” ucap Gubellini.

Menyeimbangkan bobot tubuh dengan cara ini (maju-mundur) tidak hanya bisa mengurangi kemungkinan kehilangan daya cengkeram ban (grip) saat akselerasi dan tendensi terjadinya wheelie (ban depan terangkat ke atas karena besarnya tenaga motor).

Baca Juga:

Teknik seperti Quartararo ini juga berperan mengurangi beban ban. Untuk yang satu ini, Quartararo dinilai lebih miri Marc Marquez (Repsol Honda) ketimbang Lorenzo.

“Kadang, Quartararo sudah mengerem saat posisi motor masih tegak. Tetapi tak jarang ia melakukannya saat motor sudah mendekati tikungan (late braking). Ia juga sering mengombinasikannya,” kata Gubellini.

Teknik pengereman juga menjadi kekuatan Quartararo musim ini. Jika pembalap lain mungkin hanya bagus pada salah satu dari pengereman atau kecepatan di tikungan, Quartararo mampu melakukannya bersamaan dalam satu lomba.

“Jika tidak mampu unggul saat fase pengereman, ia akan menyiasati dengan meningkatkan kecepatan di tikungan, atau sebaliknya. Itulah yang membuatnya mampu cepat musim ini di beberapa sirkuit berbeda dan dalam kondisi yang tidak sama pula,” ujar Gubellini.

Karena faktor-faktor inilah Gubellini dan tim teknisnya hanya melakukan sedikit ubahan pada Yamaha M1 milik Quartararo untuk setiap balapan.

Set-up M1 milik Quartararo sebenarnya serupa antara satu trek dengan lainnya karena dengan cara inilah sang pembalap bisa lebih percaya diri dalam menghadapi situasi lomba.

“Kami masih mencoba mengatur ulang beberapa area seperti sistem elektronik. Demikian pula dengan setelan untuk ban (Michelin). Bila tidak mampu mengatasi problem lewat sistem elektronik atau ban, kami baru berpikir soal set-up,” ucap Gubellini.

  

   

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Mir Tak Mengira Rival Lampaui Performa Suzuki
Artikel berikutnya Astra Otoparts Tembus MotoGP, Resmi Sponsori Gresini Racing

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia