Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Wawancara

McLaren Nilai Fleksibilitas Sayap Masih Jadi Masalah F1 ke Depannya

Regulasi yang mengatur tingkat fleksibilitas sayap belakang mobil Formula 1 2022 lebih ketat. Namun, bukan tak mungkin ada tim yang bisa mengakalinya.

Lewis Hamilton, Mercedes W12, Valtteri Bottas, Mercedes W12

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Selama beberapa tahun terakhir, sayap yang lentur mengundang kontroversi. Mercedes dan Red Bull Racing saling curiga dan melemparkan tuduhan bahwa musuh bebuyutannya mencurangi perangkat itu.

Selepas F1 GP Spanyol, Mercedes mengeluhkan kelenturan sayap belakang RB16B. Formula 1 harus turun tangan dan melakukan tes ulang kekakuan sayap kembali sebelum GP Prancis. Tim lain pun terimbas karena harus mengubah desain perangkat tersebut.

Baca Juga:

Giliran Red Bull melaporkan kecurigaan terhadap sayap belakang W12 di GP Brasil. Kecepatan Lewis Hamilton sungguh mengagumkan sehingga penalti waktu yang diberikan seolah sia-sia. Usut punya usut ditemukan kalau bukaan sayap Mercedes lebih lebar dari ketentuan.

Federasi Otomotif Internasional (FIA) pun menemukan metode baru untuk tes flex. Menurut direktur teknik McLaren, James Key, aturan itu berdampak pada kembalinya karakter ground effect. Regulasi baru mencegah desainer menemukan celah.

“Saya pikir sudah dipahami dengan baik, setelah diskusi panjang yang kami lakukan, bagaimana mengelola fleksibilitas perangkat aerodinamika,” kata Key.

Lewis Hamilton, Mercedes W12, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Lewis Hamilton, Mercedes W12, Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Photo by: Jerry Andre / Motorsport Images

“Beberapa tes lebih ketat, misalnya yang berkaitan dengan kelenturan sayap belakang dan hal-hal yang terjadi tahun lalu, mendapat perhatian lebih dari Federasi.

“Sayap depan single-seater 2022 merupakan elemen besar dan ada pedoman yang sangat ketat mengenai kekakuan elemen tersebut. Saya kira ada beberapa zona abu-abu yang bisa dimanfaatkan, meskipun juga tidak mudah.”

Namun, bukan tak mungkin ada yang berhasil memainkan fleksibilitas sayap setelah mengenal karakter mobil dan lintasan, serta memakai material tertentu.

“Desainer punya komponen yang tersedia dalam mobil, yang mungkin punya level kekakuan di mana bisa dieksploitasi secara sah. Jadi ada perangkat baru untuk dimainkan pada 2022,” ucapnya.

“Saya yakin, bahwa itu akan menjadi masalah, tapi itu bukan tema yang FIA atau tim-tim abaikan. Itu adalah area sangat penting diatur dengan regulasi yang pasti.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pirelli Pakai Bahan Kimia Berbeda untuk Ban F1 2022
Artikel berikutnya Alain Prost Akui Masih Ingin Bertahan di Formula 1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia