Ditolak Ferrari, IndyCar Tetap Optimistis Cari Penyuplai Mesin Baru
Prinsipal Ferrari, Mattia Binotto, sempat mengungkapkan bahwa timnya 'belum' ingin terjun ke balapan IndyCar.
Foto oleh: IndyCar
Mei tahun lalu, Binotto mengonfirmasi bahwa pabrikan asal Maranello, Italia itu tidak akan ambil bagian dalam balapan IndyCar. Setidaknya dalam waktu dekat.
Akan tetapi, bukan berarti Ferrari menutup kemungkinan tampil di ajang open wheel Amerika Serikat itu. Binotto mengatakan bahwa jika berbicara mengenai rencana jangka panjang, ceritanya akan berbeda.
Namun, untuk saat ini Ferrari ingin fokus ke balapan Formula 1 jika mengingat akan ada regulasi baru yang diterapkan pada balapan jet darat itu mulai musim 2022.
Menanggapi hal tersebut, pihak IndyCar mengaku masih optimistis mencari penyuplai mesin baru untuk musim 2023. Beberapa pembicaraan dengan pabrikan besar memang sedang berjalan.
Saat ini, hanya ada dua pabrikan yang ditunjuk menjadi penyuplai mesin di IndyCar. Kedua produsen tersebut adalah Honda dan Chevrolet.
Kontrak kedua pabrikan tersebut juga sudah diperpanjang oleh IndyCar. Hal ini diharapkan dapat menarik perhatian pemasok mesin lain untuk bergabung.
"IndyCar tetap semangat untuk menjalankan regulasi baru musim 2023, dengan menggunakan mesin twin-turbo V6, 2,4 liter, berteknologi hibrida," ujar salah satu perwakilan IndyCar saat dihubungi Motorsport.com.
"Respon dari beberapa pabrikan sangat positif. Pembicaraan dengan pabrikan lain juga terus berjalan. Memang hal itu (penyuplai mesin baru) menjadi target kami saat ini.
"Kami pun optimistis bisa membawa satu atau lebih pabrikan baru ke ajang balapan kami," IndyCar mengakhiri.
Oliver Askew, Arrow McLaren SP Chevrolet, Simon Pagenaud, Team Penske Chevrolet, Will Power, Team Penske Chevrolet
Foto oleh: Barry Cantrell / Motorsport Images
Terakhir kali ada tiga pabrikan yang menjadi penyuplai mesin di IndyCar adalah pada tahun 2005. Saat itu, Indy balapan dengan mesin Toyota, Honda dan Chevrolet.
Sebenarnya pada musim 2012, tepat pada saat era mesin formula twin-turbo V6 2,2 liter dimulai, Lotus bergabung dengan Chevy dan Honda. Sayangnya, pabrikan mesin asal Prancis tersebut gagal bersaing dengan kompetitif.
Tiga dari lima tim yang menggunakan mesin Lotus pun akhirnya memutuskan berganti jadi klien Honda dan Chevrolet di pertengahan musim.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments